2025
2025
Khotbah (2) Minggu XXIV Setelah Pentakosta - 23 November 2025
Khotbah Minggu 23 November 2025
Minggu XXIV Kristus Raja (Opsi 2)
LAYAK MENERIMA RAJA (Kol. 1:11-20)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu Kristus Raja ini diambil dari Kol. 1:11-20, dengan judul perikop: doa syukur dan keutamaan Kristus. Pesan yang ditekankan yakni kelayakan kita untuk masuk ke masa adven dan menanti kedatangan Kristus Raja. Nas ini sebuah himne rasa syukur, menjelaskan Allah Bapa telah membuka jalan perdamaian atas dosa-dosa kita, dan melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya (band. Ef. 6:12). Di dalam Dia yang telah menjadi manusia, kita memiliki penebusan yaitu pengampunan dosa (ayat 14) dan rekonsiliasi (ayat 21-22). Ia telah menanggung segala sesuatu dengan tekun dan penuh kesabaran bagi kita (ayat 11).
Kita akan menjadi layak di hadapan-Nya jika hidup kita menerima pengajaran yang benar dari-Nya, bukan dari nabi-nabi palsu dan juga hikmat dunia. Sebagai anak-anak terang, kita harus terus memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (ayat 10). Oleh karena itu pula, hidup kita harus lepas dari segala akar pahit, dendam dan permusuhan, bersih dari rasa kecewa dan kehilangan semangat. Kita percaya selain ditebus oleh-Nya, kita dikuatkan oleh kuasa kemuliaan-Nya melalui Roh Kudus yang diam di dalam hati kita.
Pemimpin gereja-gereja memilih nas firman ini di akhir kalender gereja untuk mengingatkan kita, agar menempatkan Kristus sebagai Raja dalam kehidupan kita dan alam semesta. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Ia setara dengan Bapa yang mengutus-Nya, menjadi manusia agar serupa dengan kita. Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (ayat 16).
Tuhan Yesus menjadi utama oleh karena memang istimewa. Ia lahir tanpa benih laki-laki (dan agama lain mengakuinya). Ia melayani hanya 3,5 tahun, tetapi memiliki pengikut terbesar di dunia, melakukan paling banyak mukjizat, dan terutama Ia mati berkorban dengan disalibkan. Tidak ada "manusia" atau nabi seperti Dia. Ajaran-Nya penuh kasih, mengampuni, membalas kejahatan dengan kebaikan. Suungguh dahsyat. Super.
Itulah sebabnya kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia. Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga. Kini pertanyaan kembali kepada diri kita: sudahkah kita mensyukurinya dan membereskan segala dosa-dosa kita dengan memohon pengampunan dan bertobat? Sudahkan kita menjadikan Yesus Kristus sebagai yang utama dan Raja yang memerintah hidup kita sehari-hari? Sudahkan kita melakukan sesuatu untuk Dia sesuai dengan perintah-Nya? Marilah hidup untuk menyenangkan Dia.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (3) Minggu XXIV Setelah Pentakosta - 23 November 2025
Khotbah Minggu 23 November 2025
Minggu XXIV Kristus Raja (Opsi 3)
MENGHINDARI SESAT (Yer. 23:1-6)
"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri” (Yer. 23:5)
Salam dalam kasih Kristus.
Firman Tuhan bagi kita di Minggu Kristus Raja hari ini diambil dari kitab Yer. 23:1-6. Ini Janji tentang Tunas Daud yang adil. Memang ini minggu terakhir dalam kalender gereja yang mengikuti leksionari. Minggu depan kita akan memasuki masa Adven, sebelum merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus di dunia.
Dalam PB dikatakan Yesus datang untuk memberitakan pertobatan “sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat. 4:17), dan menyampaikan kabar baik dan tahun rahmat, serta pembebasaan bagi orang miskin, tertawan dan tertindas, serta pemulihan orang buta (Luk. 4:18-19).
Nas minggu ini meneguhkan kedatangan Tuhan dengan alasan berbeda, tapi menguatkan. Yesus datang sebab para gembala umat Israel, dari raja, nabi, imam, guru dan lainnya telah gagal menggembalakan; domba-domba Israel hilang dan terserak. “Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya” (ay. 2).
Selanjutnya Yeremia menubuatkan, “Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku..., dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala..., sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN” (ay. 3-4). Tunas adil bagi Daud yang bertumbuh, yakni Yesus Kristus, akan turun ke dunia sebagai pemimpin baru (ay. 5-6).
Pada Kol. 1:12-14 nas paralel minggu ini, dinyatakan poin penting peran Tuhan Yesus, yakni melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih. Di dalam Dia kita memiliki penebusan, yaitu pengampunan dosa. Dan untuk itulah kita mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa di sorga. Ya, puji syukur.
Kini, Yesus Raja Damai yang bijaksana telah memerintah dua ribu tahun. Selama itu pula ajaran-Nya terus diikuti oleh umat-Nya. Kita juga selama setahun kalender gereja kemarin, dari masa adven hingga hari ini, bahkan mungkin puluhan tahun sebelumnya, telah mendengarkan khotbah baik di mimbar gereja dan media lain, membaca Alkitab, renungan, dan lainnya. Semestinya itu cukup memberi modal kuat untuk kita terus bertumbuh dan berbuah, sebagaimana dijabarkan pada Kol. 1:9-11:
Pertama: kita memperoleh hikmat dan pengertian yang benar tentang kehendak Tuhan dalam hidup kita (ay. 9).
Kedua: semakin melayakkan hidup kita dihadapan-Nya dan Allah semakin berkenan kepada kita (ay. 10a).
Ketiga: kita terus memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik (ay. 10b).
Keempat: kita merasakan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar (ay. 11).
Allah telah kecewa melihat para pemimpin umat Yahudi pada masa dulu, karena gagal menggembalakan domba-domba Israel. “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” (ay. 1).
Maka kini pesan kepada kita: para pemimpin gereja, pemimpin umat, pemimpin organisasi, keluarga, apakah kita sudah menggembalakan umat dan anggota dengan baik? Apakah kita membiarkan mereka dalam kesesatan? Janganlah ayat 2b terjadi pada kita: “Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN.” Ngeri..., maka sadarilah.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah Minggu XXIII Setelah Pentakosta - 16 November 2025
Khotbah Minggu 16 November 2025 – Minggu XXIII Setelah Pentakosta
WASPADALAH, SAATNYA SUDAH DEKAT (Luk 21:5-19)
Bacaan lainnya menurut Leksionari: Yes. 65:17-25 atau Yes. 12 atau Mal. 4:1-2a Mzm. 98 2Tes 3:6-13; Luk. 21:5-19
Pengantar
Minggu ini kita diberikan nats yang menggambarkan Tuhan Yesus telah tiba di Jerusalem di akhir masa pelayanan-Nya. Setelah selesai melakukan percakapan dan perdebatan di dalam Bait Allah, Tuhan Yesus kemudian hendak meninggalkan tempat itu. Para murid yang umumnya berasal dari Galilea dan jarang berkunjung ke Jerusalem sangat mengagumi bangunan Bait Allah tersebut. Akan tetapi Tuhan Yesus mengatakan kepada mereka bahwa Bait Allah itu tidak lama lagi akan dirubuhkan. Ia juga memberikan nubuatan dan tanda-tanda akhir zaman yang sudah dekat. Kita kembali melihat nubuatan Tuhan Yesus selalu benar dan tepat. Dari apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kita mendapatkan pelajaran sebagai berikut.
Pertama: nubuatan yang terjadi (ayat 5-6)
Bait Allah yang dimaksudkan dalam nats ini adalah tempat ibadah yang menjadi kebanggaan umat Yahudi. Bait Allah ini ada dalam suatu kompleks yang besar dengan luas sekitar 500 x 400 meter. Bait Allah ini pertama kali dibangun oleh Raja Salomo, kemudian diruntuhkan oleh pasukan Babilonia di abad ke-7 SM. Kompleks ini kemudian dibangun oleh Ezra setelah kembali dari pembuangan di abad ke-6 SM, namun dinodai oleh Seleucids di abad ke-2 SM dan tidak lama kemudian dilakukan proses pentahiran kembali oleh Makabe. Setelah itu Bait Allah ini diperluas oleh Herod selama 46 tahun. Banyak sekali benda-benda yang indah dan mahal ditempatkan di dalam bangunan maupun di luar sebagai pajangan, yang umumnya sebagai persembahan dari orang-orang kaya atau penguasa. Oleh karena itu bangunannya sangat indah dan penuh dengan nilai historis.
Para murid demikian kaget ketika Tuhan Yesus berkata bahwa Bait Allah itu akan diruntuhkan dan tidak ada satu batu pun yang akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Itu suatu nubuatan yang tidak diinginkan oleh mereka. Dengan pondasi yang begitu besar-besar dan kokoh (konon satu batu pondasi berukuran 20 x 5 x 4 meter) hal itu menjadi hal yang sulit dibayangkan. Keindahan Bait Allah yang dilapisi dengan marmer putih dan dihiasi dengan lempengan-lempengan emas memang sangat indah dan tidak percaya akan dirusak. Namun ternyata nubuatan ini terjadi, semuanya menjadi kenyataan ketika jenderal Titus dan pasukan Romawi di tahun 70 M mengepung dan membakar seluruh kota Jerusalem. Bait Allah itu ikut dihancurkan. Ini dapat dianggap sebagai hukuman kepada bangsa Israel karena menolak Tuhan Yesus. Ia telah melihat bagaimana para kaum Farisi dan orang Isreael selama dalam perjalanan menuju Jerusalem dan pertemuan serta percakapan di dalam Bait Allah mereka tidak menerima Dia dengan baik, meski dalam perdebatan Yesus selalu menang.
Ini merupakan suatu peringatan kepada kita. Ada beberapa aspek yang perlu kita lihat dan belajar dari peristiwa ini, yakni menghindari gereja-gereja kita membangun fasilitas fisik dengan penuh unsur kemewahan namun tidak ada manfaatnya bagi pertumbuhan rohani umat. Apa yang dihasilkan dari bangunan megah hanyalah kebanggaan yang kosong. Hal itu juga berkaitan dengan ketaatan gereja dalam mengikut Dia, yang tidak hanya melaksanakan ritual ibadah setiap minggu (koinonia) dan mempercantik bangunan, akan tetapi perlunya ketaatan dalam perintah Tuhan Yesus dalam kegiatan-kegiatan diakonia (berupa bakti pelayanan sosial) dan juga marturia (penginjilan dan penyebaran kabar baik) ke luar gedung gereja. Refleksi itu sangat mudah dilihat dari penggunaan anggaran masing-masing gereja, apakah pemakaian anggaran yang ada sudah cukup seimbang untuk ketiga kegiatan utama gereja tersebut. Bahaya yang tidak kelihatan ini dapat suatu saat menjadi bumerang bagi umat Kristen dan kemerosotan dalam misi dan keberadaannya di dunia.
Kedua: tanda- tanda akhir zaman (ayat 7-11)
Para murid langsung bertanya dengan dua pertanyaan: kapan itu akan terjadi? Apa tanda-tandanya? Tuhan Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan para murid melainkan memberikan beberapa tanda-tanda dalam nats ini (tanda-tanda akhir zaman atau hari Tuhan dalam Alkitab ada di beberapa kitab dan ayat), yakni akan muncul mesias palsu, terjadinya peperangan dan pemberontakan antara bangsa melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, bencana alam berupa gempa bumi dahsyat, mewabahnya penyakit sampar dan kelaparan, dan tanda-tanda lainnya, serta yang terutama akan ada penangkapan dan penganiayaan terhadap para murid dan orang percaya dan dimasukkan oleh penguasa ke dalam penjara-penjara.
Di sini para murid melakukan kesalahan berpikir dengan menafsirkan bahwa keruntuhan Bait Allah berhubungan dengan akhir zaman dan berpikir bahwa kedua hal itu berhubungan secara langsung. Nubuatan berupa tanda-tanda akhir zaman tersebut tidak harus langsung ditafsirkan secara harafiah, meski dapat ditafsirkan bahwa hancurnya Bait Allah itu menjadi suatu lambang akan kedatangan-Nya kembali untuk menghakimi dunia. Apa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus yakni adanya hubungan antara penghukuman terhadap bangsa-bangsa melalui kehancuran sesuatu dan penghakimam pada akhir zaman. Soal waktunya, tidak harus bersamaan atau berurutan. Ada masa antara yang selalu bisa terjadi. Tuhan yang menetapkan segalanya.
Namun para murid mengira bahwa semua itu akan langsung terjadi ketika Yesus menggenapi kemesiasan-Nya. Padahal apa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus bukan berarti bahwa kesudahan dunia ini sudah dekat, meski Bait Allah itu sendiri akan dihancurkan. Kesalahan ini tidak dapat dihindari sebab kecendrungan kita manusia hanya ingin memenuhi kepuasan sendiri akan sebuah informasi rinci dan justru tidak berminat pada nilai-nilai utama dan manfaat yang kita perlukan. Oleh karena itu Tuhan Yesus memberikan pandangan tentang apa yang mereka perlu lakukan dan memberikan peringatan agar mereka tidak mengikuti mesias palsu dan bersiap terhadap segala kemungkinan buruk yang akan terjadi di hari-hari mendatang. Ia senang memberi tanda-tanda dan manusia diberi hikmat untuk mencari dan mengetahui tanda-tanda yang diberikan (band. Ayat 29-30).
Ketiga: diperlengkapi dengan hikmat dan kata-kata (ayat 12-14)
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa penderitaan yang para murid akan alami bisa datang dari pengkhianatan anggota keluarga dan teman-teman. Iman dan kesetiaan pada Yesus mungkin membuat keluarga atau teman memusuhi kita. Penggenapan penderitaan yang dinubuatkan Yesus memang terjadi sebagaimana Lukas mencatat banyak hal dalam kitab Kisah Para Rasul. Akan tetapi Yesus tidak membiarkan murid-murid-Nya tidak siap dengan hari-hari yang berat ke depan. Ia meyakinkan para murid bahwa Ia akan terus menyertai mereka, melindungi mereka dan membangun kebesaran kerajaan-Nya bersama dengan mereka. Oleh sebab itu pada akhir abad ke-2 bapak gereja Tertulian menuliskan, darah Yesus adalah benih, sebab para penentang membangun penyebaran kekristenan.
Dari catatan kuno yang ada disebutkan bahwa semua rasul mati syahid dengan melewati penganiayaan dan penyiksaan karena nama-Nya (kecuali Yohanes yang meninggal terasing di Patmos). Begitu pula orang percaya terus dikejar dan disiksa sebagaimana yang dilakukan oleh Paulus (Saulus) sebelum ia bertobat dipanggil Yesus. Tapi akhirnya Rasul Paulus menuliskan bagaimana ia bersukacita dengan penderitaan yang dialaminya karena itu membuat dia semakin mengenal Kristus dan Kristus membangun dan bekerja bagi gereja-Nya (Flp. 3:10; Kol. 1:24). Ia mengalami seperti apa yang dikatakan Yesus, menetapkan di dalam hatinya dan tidak memikirkan pembelaannya ketika berhadapan dengan musuhnya. Tuhan Yesus sendiri yang memberikan kata-kata hikmat, sehingga Rasul Paulus tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawannya.
Gereja mula-mula berkembang meskipun penuh dengan penderitaan. Penganiayaan dan penindasan fisik adalah jalan kesempatan bagi umat Tuhan untuk bersaksi untuk kebesaran Nama-Nya (Flp. 1:12). Kekristenan dalam setiap waktu harus bersiaga menghadapi kemungkinan seperti ini. Hal ini menjamin bahwa meskipun kita kadang merasa ditinggalkan, Roh Kudus akan beserta dengan kita. Ia akan menghibur, melindungi, dan memperlengkapi kita dengan Firman yang kita butuhkan. Segala penderitaan tetap ada dalam kuasa dan pengendalian-Nya. Jaminan ini memberi kita keberanian dan berpengharapan pada Kristus untuk berdiri teguh dalam situasi apapun yang akan kita hadapi. Dan Ia juga berjanji akan kembali dengan penuh kuasa dan kemuliaan untuk menyelamatkan kita. Apa yang Tuhan Yesus ingatkan dan janjikan kepada para murid juga sama dengan kepada kita untuk mengarahkan pandangan kita untuk kedatangan-Nya kembali.
Keempat: tetap bertahan untuk memperoleh hidup (ayat 15-19)
Tuhan Yesus secara jujur mengatakan bahwa kita tidak akan terhindar dari penderitaan bahkan dapat berupa kematian. Kita harus mengingat bahwa banyak para murid yang mati martir. Hal yang ditekankan Yesus adalah kita tidak akan menderita secara rohani apalagi kita akan mendapatkan kemuliaan kekekalan bersama-Nya. Setiap orang percaya harus melakukan tugas dan panggilannya untuk bersaksi bagi Kristus. Kita diminta memperlihatkan iman kita bagi perluasan kerajaan-Nya, melalui ketekunan dalam berdoa, beribadah dan bersekutu untuk saling menguatkan, melakukan perbuatan baik bagi sesama, kesediaan bersaksi tentang jaminan keselamatan yang kita miliki, dan yang terutama kesediaan berkorban termasuk dalam penderitaan.
Kita tidak perlu kuatir akan apa yang akan menerpa dalam tugas panggilan itu. Allah akan memelihara dengan jaminan penuh penyertaan-Nya dan bahkan sehelai rambut pun tidak akan hilang dari kepala kita. Kasih Allah tidak akan terpisahkan dari anak-anak-Nya yang setia. Jaminan yang diberikan oleh Tuhan Yesus adalah jaminan rohani, bukan jaminan jasmani. Dalam arti, walapun berkorban nyawa, kita tidak perlu takut. Di dunia ini semua orang akan mati, akan tetapi mereka yang percaya dan taat akan diselamatkan bagi kehidupan yang kekal. Orang percaya yang setia berjalan dengan Kristus dapat kehilangan nyawanya, tetapi tidak akan pernah kehilangan jiwanya.
Inilah tugas gereja yang ditekankan dalam nats ini. Jangan terlalu terpukau dalam pembangunan fisik dan bangunan yang indah mengagumkan banyak orang, tetapi tidak siap untuk berkorban dan menderita bagi yang lain. Orientasi gereja harus selalu berpikir akan hari Tuhan dan kedatangan-Nya. Pertanyaannya bukan soal waktu itu sudah “dekat” atau masih “jauh”. Bait Allah yang digambarkan melalui nats ini adalah sebuah bukti, bahwa penolakan akan kebenaran yang Allah tunjukkan dapat menjadikan keruntuhan dan penghukuman. Gereja-gereja harus bercermin dan terus memberikan yang terbaik bagi pembangunan rohani jemaatnya dan kesiapan bersaksi melalui organisasinya, hamba-hambanya dan terutama seluruh jemaatnya.
Penutup
Bait Allah yang demikian megah itu tidak berkenan kepada Tuhan dan akhirnya dibakar dan diruntuhkan. Tidak ada kemegahan yang abadi di dunia ini. Sebagai murid Tuhan Yesus, kita sebaliknya diminta untuk memiliki hati yang selalu terarah kepada-Nya, bukan kekaguman pada keindahan fisik duniawi. Akhir zaman akan selalu tiba dan tidak perlu mempersoalkan jauh dan dekatnya. Hikmat kita untuk mengerti tanda-tanda. Kita dipanggil untuk bersaksi setia dan menjadi berkat bagi sesama, melalui kehidupan pribadi, keluarga dan gereja. Adalah tugas gereja untuk terus mengingatkan pesan Tuhan Yesus, siapa yang tetap bertahan, akan memperoleh hidup (yang kekal).
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Kabar dari Bukit, Minggu 16 November 2025
Kabar dari Bukit
ORANG GEGABAH DAN HUKUMAN AKHIR ZAMAN (Mal. 4:1-2a)
”Bagi kamu yang takut akan nama-Ku akan terbit surya kebenaran dengan pemulihan pada sayapnya" (Mal. 4:2a TB2)
Kitab Luk. 17:20-37 menceritakan dua kejadian tentang akhir kehidupan manusia. Pertama, “.... lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua” (Luk. 17:27b), kecuali Nuh bersama keluarganya diselamatkan melalui bahtera. Penghukuman kedua, “Namun, pada hari Lot keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua” (Luk. 17:29), hanya Lot yang diselamatkan. Jelas, saat Tuhan menghukum semua, selalu ada yang diselamatkan.
Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Mal. 4:1-2a. Ini nas singkat tentang Hari Tuhan, yang sesungguhnya datang, “menyala seperti perapian. Semua orang sombong dan semua yang berbuat fasik menjadi seperti Jerami. Hari yang datang itu akan membakar mereka, ... sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka” (ay. 1).
Berbicara tentang hari Tuhan atau akhir dunia ini memang mengasyikkan. Selain air bah dan hujan api dan belerang di atas, ada banyak kekacauan yang digambarkan Alkitab tentang akhir zaman, seperti terjadinya peperangan (Mat. 24:6; Why. 6:3-4), kelaparan (Mat. 24:7; Why. 6:5-6), sakit penyakit (Why. 6:7-8; 9:5-6; 16:1-11; Luk. 21:25-26), bencana alam dan kosmos (Mat. 24:7, 29; Why. 6:12-14; 16:17-20), hingga semakin banyaknya manusia murtad dan datangnya anti Kristus (Why. 6:1-2).
Namun semua bencana tersebut tidaklah berakhir di situ. Tuhan baik, selalu punya rencana indah, sebab bumi baru dan langit baru terbentuk (Why. 21:1).
Buku terkenal “Sapiens” yang ditulis oleh Yuval Noah Harari, mengambarkan akhir kehidupan manusia dengan berbeda. Ia meramalkan bahwa proses evolusi alamiah yang berlangsung akan digantikan transformasi. Manusia dengan kemampuan supernya akan merekayasa dirinya sendiri dan peradaban, melalui proses canggih genetika dan bioteknologi. Homo Sapiens atau manusia cerdas kemungkinan besar akan digantikan oleh "Homo Deus atau manusia dewa", spesies baru atau bentuk kehidupan yang sangat berbeda. Jadi tidak ada kepunahan total, melainkan sebuah proses transformasi melalui disain dan rekayasa yang dikembangkan manusia ke depan.
Bagi kita orang percaya, hari Tuhan itu ada Terjadinya akan tiba-tiba (1Tes. 5:2-3), seperti datangnya pencuri malam (Mat. 24:43). Bila dua orang sedang di ladang atau bekerja maka satu akan diambil, dan pasti terkaget-kaget (Mat. 24:40-41).
Nas minggu ini menjelaskan bahwa ada perlakuan berbeda bagi orang yang takut akan nama-Nya. Mereks yang tidak bersikap sombong, berpikir bahwa hari Tuhan tidak ada. Hidup di dunia masih panjang, dan selagi bisa nikmatilah seenak hati. Berjaga-jagalah. Para ahli teologia sependapat bahwa selain "kiamat" besar yakni hari Tuhan, ada "kiamat" kecil, yakni ketika kita mati, pergi dari dunia ini. Dan tidak ada seorang pun manusia mampu menentukan berapa lama masa hidupnya. Yang jelas, saat kematian tiba, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggu penghakiman.
Oleh karena itu jangan gegabah. Itu kata yang dipakai dalam Alkitab TB1. Kamus Bahasa mendefiniskan gegabah sebagai terlampau berani sehingga kurang hati-hati dalam sikap, tindakan dan perbuatan. Hidup sombong bukanlah sikap yang bijak, berspekulasi yang tidak perlu. Tuhan tidak berkenan.
Tetapi ada janji Tuhan yang indah. “Bagi kamu yang takut akan nama-Ku akan terbit surya kebenaran dengan pemulihan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan melompat-lompat seperti anak lembu lepas dari kandangnya” (ay. 2). Kita tahu, janji Tuhan pasti, seperti fajar di pagi hari.
Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.
Khotbah (2) Minggu XXIII Setelah Pentakosta - 16 November 2025
Khotbah Minggu 16 November 2025 –
Minggu XXIII Setelah Pentakosta (Opsi 2)
BERDOA DAN BEKERJA (2Tes. 3:6-13)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu XXIV setelah Pentakosta ini diambil dari 2Tes. 3:6-13, dengan judul perikop "Berdoa dan Bekerja”. Sasaran pesan nas ini ada tiga kelompok.
Kelompok pertama, mereka yang berharap hari Tuhan akan datang segera, melihat dunia berakhir, sehingga tidak perlu (lagi) bekerja keras. Pandangan seperti ini tidak banyak lagi saat ini, hanya terjadi sesekali pada kelompok kecil ekstrim dengan motivasi yang salah.
Kelompok kedua, mereka yang terlalu mengandalkan doa dalam segala persoalan. Kita percaya Allah ikut bekerja dalam segala hal, tetapi bukan berarti kita menyerahkan semua kepada Allah untuk menyelesaikan persoalan kita, dan kita hanya pasif. Betul, semua perlu dimulai dan didasari doa, dengan tujuan agar Allah berkenan menolong dan memimpin. Tapi jangan dilupakan, dalam doa juga kita perlu berjanji untuk melakukan yang terbaik. Pameo "doa adalah setengah pekerjaan" tidaklah pas, sebab peran Allah tidak layak dimatematisir. Itu hanya polesan dari pameo, "perencanaan yang baik telah menyelesaikan setengah dari pekerjaan." Itu yang betul.
Dengan dasar doa yang baik dan hubungan yang kuat dengan Allah, peran kita tidak berarti dikecilkan. Upaya yang terbaik dan maksimal dari kita perlu dilakukan, dalam arti seolah-olah "tidak perlu mukjizat" dan Allah senang kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Firman Tuhan mengatakan, "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kol. 3:23). Do your best and let God do the rest!
Terlebih bagi kita anak-anak Tuhan, yang dipanggil sebagai saksi dan teladan dalam kehidupan (ayat 7), tidak ada ruang untuk malas. Seorang Kristiani, dalam pekerjaan bila pimpinan meminta output 10, maka berikan 15. Tunjukkan kita mampu. Jangan pimpinan meminta 10 dan hasil yang kita berikan hanya 5, dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal apalagi menyalahkan. Kerja, kerja, kerja, itu hakekatnya, dan awalilah dengan doa. Ora et Labora.
Nas ini cukup keras mengatakan, jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan (ayat 10). Bila tidak menerima nasihat, jangan berkawan dengan mereka (ayat 6, 14-15). Jangan menjadi beban orang lain, yang semua mau gratisan (ayat 8, band. 1Tes. 5:14). Jangan juga sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna (ayat 11), seperti ngobrol omong kosong, debat tanpa data, bergossip, suka iseng, sibuk ikut campur yang bukan urusannya, dan lainnya. Hidup ini lebih baik diisi dengan melakukan hal lain yang menjadi berkat bagi sesama, seperti ayat penutup nas ini: Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik (ayat 13).
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Berita Terbaru
Khotbah
-
Khotbah Minggu I Adven - 30 November 2025Khotbah Minggu I Adven – 30 November 2025 HENDAKLAH KAMU...Read More...
-
Khotbah (2) Minggu I Adven - 30 November 2025Khotbah Minggu I Adven – 30 November 2025 (Opsi 2) JALAN...Read More...
-
Khotbah (3) Minggu I Adven - 30 November 2025Khotbah Minggu I Adven – 30 November 2025 (Opsi 3) KASIH...Read More...
- 1
- 2
- 3
- 4
Renungan
-
Khotbah Utube Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1Membalas Kebaikan Tuhan Bagian 1 Khotbah di RPK https://www.youtube.com/watch?v=WDjALZ3h3Wg Radio...Read More...
-
Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015Khotbah Tahun Baru 1 Januari 2015 Badan Pengurus Sinode Gereja Kristen...Read More...
-
Khotbah Minggu 19 Oktober 2014Khotbah Minggu 19 Oktober 2014 Minggu XIX Setelah Pentakosta INJIL...Read More...
- 1
Pengunjung Online
We have 75 guests and no members online
