Tuesday, May 07, 2024

Resensi Buku

RESENSI BUKU GEREJA IMPIAN

 

Buku                          :  Gereja Impian

Penulis                      : Pdt. Jimmy Oentoro

Jumlah halaman      :  243 Halaman

Tanggal                      :  10 Oktober 2005

 

            Istilah gereja impian terdapat dalam Matius 16:18: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku…” yang diterjemahkan dari istilah Yunani “oikodomeso”, bentuk future indikatif orang pertama tunggal aktif dari “oikodomeo” (dari “oikos”, rumah dan “demo” membangun). Maknanya adalah suatu ketika di masa depan, secara pasti dan tidak mungkin tidak. Yesus sendiri secara aktif berinisiatif merintis pendirian gereja di bumi ini di atas “batu karang” (Yunani: “petra”, batu penjuru). Jadi gereja impian adalah sebuah gereja yang memberikan dampak dan pengaruh positif yang nyata dalam setiap segi kehidupan masyarakat: ekonomi, politik, sosial, seni budaya, dll. 

Gereja impian adalah gereja yang hidup dan berinkarnasi di tengah-tengah dunia, menjadi jembatan antara Allah dan manusia. Karena itu gereja impian tidak lagi memisahkan antara “yang sakral” dan “yang sekuler”, memisahkan kehidupan kerohanian dengan kehidupan dalam dunia kerja sehari-hari. Pendekatan dalam gereja impian bertentangan dengan model “teologi sekuler”, karena gereja tetap dilihat sebagai alat Allah untuk bertindak membawa perubahan dalam dunia, bukan meninggalkan Allah. Idealisme dalam gereja impian berbeda dengan “teologi pengharapan”, karena meskipun sama-sama mengakui gereja sebagai alat dari Allah, tetapi dalam  teologi pengharapan kekekalan masa depan ditiadakan.

Gereja impian muncul bukan reaksi atas kondisi tertentu di masyarakat, negara atau dunia, melainkan suatu kepekaan terhadap panggilan (“pewahyuan”) Ilahi dari kumpulan orang-orang percaya “yang dipanggil keluar”. Para teolog di Asia yang mempunyai keprihatinan yang sama dalam bidang politik, sosial, ekonomi bahkan budaya melahirkan pemahaman teologi dalam paradigma baru. Sehingga muncullah nama-nama teologi yang sifatnya kontekstual seperti Teologi Minjung di Korea Selatan, Teologi Kerbau di Muangthai, Teologi Dalit di India, Teologi Penderitaan di Jepang, Teologi Mata Ketiga dan Teologi Yin-Yang di Cina, Teologi Perubahan di Taiwan. Tetapi semua pemikiran teologi tersebut memiliki kelemahan yakni tidak dibangun di atas biblical foundation, melainkan pada budaya dan kondisi krisis setempat. Sedangkan gereja impian memposisikan Alkitab sebagai pijakan utama dan mengakuinya sebagai otoritas tertinggi.

Jadi keunikan gereja impian adalah, di satu pihak melihat tanggung jawab gereja sebagai alat dari Allah untuk masuk ke dunia dan mengubah dunia, sesuatu yang diabaikan dan bahkan dipandang tabu di kalangan gereja konservatif tradisional. Di pihak lain, gereja impian tetap tidak bergeser sedikit pun dari pengakuan akan tanggung jawab gereja sebagai saksi-Nya dan memberitakan kasih-Nya, membawa manusia memperoleh dan mengalami keselamatan kekal di dalam Yesus Kristus, sesuatu yang diabaikan bahkan ditolak oleh teologi kontekstual atau kontemporer. Allah tetap diakui bukan saja sebagai pemberi wahyu melainkan juga yang bertindak melalui gereja untuk membawa perubahan bagi dunia.

Bisa dibayangkan bila komunitas di sekitar gereja sangat mendukung adanya gereja di komunitas tersebut. Mereka menyambutnya dengan penuh semangat karena perubahan dan dampak positif yang dibawa gereja. Bayangkan bila para tokoh masyarakat dan pemimpin politik datang ke gereja untuk meminta nasihat dan pendapat. Bayangkan bila gereja anda memiliki usaha yang memberikan nilai tambah bagi komunitas, bahkan bagi kota dan bangsa Indonesia. Bayangkan juga bila mantan pengedar dan pemakai narkoba, mantan pekerja seks, yang tadinya tak peduli dan tak mengenal Tuhan, datang berduyun-duyun untuk menyembah Dia, di gereja kita. Bayangkan bila para pengusaha dan profesional datang ke gereja untuk meminta nasihat bagaimana membangun usaha yang sehat dan kokoh. Bayangkan bila panggilan dari bangsa-bangsa datang ke meja anda. Bayangkan bila seluruh jemaat datang ke gereja dengan penuh antusias, menyembah Tuhan dengan semangat yang menyala. Bayangkan mereka mendedikasikan hidup mereka sebagai pengikut Kristus yang radikal, bukan sebagai Kristen biasa-biasa saja, yang cuma memanasi bangku gereja setiap minggu.

Alkitab juga menuliskan tentang orang-orang yang memiliki pandangan berbeda-beda tentang gereja. Mereka menyebutkan gereja sebagai berikut:

           gereja kumpulan sekte sesat – kata Saulus sebelum bertobat, karena itu mereka perlu dikejar-kejar dan dibunuh (Kis. 8:1-3).

           Gereja adalah orang asing calon pemberontak – kata Haman, karena itu seluruh bangsa perlu dibasmi (Ester 3:8-9).

           Gereja adalah sekumpulan orang yang kelihatannya mabuk – kata orang-orang di Yerusalem  ketika melihat murid-murid Yesus mengalami kepenuhan Roh Kudus (Kisah 2).

           Gereja adalah orang-orang yang punya kuasa lebih daru dukun – kata Simon eks tukang sihir (Kisah 8:4-25).

           Gereja adalah orang-orang yang bisa menyembuhkan – kata orang yang disembuhkan oleh murid-murid Petrus di bait Allah (Kisah 3:1-10).

           Gereja adalah orang-orang yang memiliki dewa jenis baru, yang belum pernah kita dengar sebelumnya – kata orang-orang di Athena (Kisah 17:16-34).

           Gereja adalah kumpulan orang yang menunggangbalikkan dan mengacaukan dunia – kata orang-orang di Tesalonika (Kisah 17:1-9).

Namun Yesus berkata gereja akan menang atas alam maut, memegang kunci kerajaan sorga, penuh dengan hikmat, tidak bercacat cela, gereja yang unggul, gereja yang menjadi tujuan bangsa-bangsa. Gereja akan selalu menang sebab diperlengkapi dengan kuasa Ilahi yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Jadi gereja adalah sebuah tempat yang indah; Tempat perubahan, pengampunan, pemulihan dan kemenangan. Menurut Dr. Jimmy Oentoro dalam buku ini, gereja memiliki kuasa yang tak terhingga dan hikmat yang tak tertandingi.

            Ada banyak janji dari Yesus Kristus bagi gereja: Pertama, Ia akan mengirimkan seorang Penolong. Kedua, Ia akan membangun gereja-Nya. Gereja yang akan dibangun oleh Kristus adalah gereja yang mewujudkan kerajaan Allah di bumi (Matius 16:18). Untuk itu gereja perlu menjadi: gereja yang menjadi mempelai Kristus (Ef. 5:25), gereja yang cemerlang, kudus dan tak bercacat (Ef. 5:23-32), gereja sebagai prajurit Allah yang penuh kemenangan (Ef. 6:1-10), gereja yang merupakan perwujudan hikmat Allah, gereja yang menggambarkan Kristus (Ef. 1:23), gereja yang satu. Janji ketiga, Ia akan datang kembali.

            Sebuah misteri diungkapkan, Allah membuka paradigma baru dengan empat prinsip membangun gereja impian-Nya: Pertama, pewahyuan – bisikan dari Surga. Pengertian pewahyuan (apokalupto) yang dimaksud disini adalah tidak sebatas pada nubuatan Allah kepada para hakim, raja, nabi, rasul dan para penulis lainnya yang menulis kitab-kitab Alkitab, melainkan juga pengungkapan rahasia sorgawi sejak masa gereja mula-mula hingga masa kini dan seterusnya. Pewahyuan berguna untuk membantu dalam kesulitan, membawa kemakmuran, membawa anda mencapai potensi yang tertinggi, memberikan arahan dalam mengambil keputusan, dan menghindarkan hukuman.Oleh karena itu gereja impian dibangun di atas pewahyuan yang tepat tentang Mesias. Pewahyuan yang progresif juga dibutuhkan dalam membangun gereja Tuhan, karena Ia berbicara dari zaman ke zaman untuk memulihkan gereja-Nya.

Kedua, Identitas – tambang emas dalam diri anda. Kita dipilih dengan cermat menjadi batu hidup dan tubuh-Nya di dunia ini. Pengertian inilah yang menjadi dasar dari gereja impian. Allah mengetahui potensi kita dan Ia ingin memelihara tujuan yang ditanamkan-Nya dalam hidup orang percaya. Ia memberi citra diri yang kokoh kepada kita. Allah sedang membangun citra diri yang utuh bagi gereja-Nya, sebuah integritas yang kokoh, yang mampu menjadi magnet penarik bagi lingkungannya. Gereja impian memiliki citra diri yang dinamis, diantaranya mempercayai kebenaran Firman secara absolut, menjaga kekudusan, menyadari potensi mereka yang tak terbatas, mengerti panggilannya yaitu untuk menerangi dunia dengan mensejahterakan dan menggaraminya. Gereja Impian dapat bersifat lokal dengan mandat global, menabur dan menuai pada saat yang sama, dibangun di atas dasar para rasul dan nabi, memiliki pertanggungjawaban yang kuat, menghadirkan Allah melalui teknologi terkini, merupakan sebuah organisasi namun juga sebagai organisme, membangun program untuk perubahan hidup, mencintai orang berdosa tetapi membenci dosa, dan bersifat sakral namun melibatkan diri dalam kehidupan sekuler.

Ketiga, Tujuan – kompas kehidupan. Alasan kita membutuhkan tujuan yaitu tujuan yang jelas mendorong untuk menjadi efektif, memberikan semangat, menghindarkan frustasi, menarik orang untuk berpartisipasi, dan menjadi alat untuk evaluasi. Gereja yang tadinya hidup terpisah dari dunia, harus tumbuh dan menggarami dunia yang dilayani, memberikan pengaruh dalam kerajaan-kerajaan dunia.

Keempat, otoritas – kunci pembuka. Dengan kunci otoritas inilah gereja perlu menggarami dunia dalam berbagai segi kehidupan masyarakat: sosial, politik, ilmu, budaya, ekonomi, dll sampai bumi penuh dengan kemuliaan-Nya.

            Sola Cristo – hanya Kristus, Sola Fide – hanya iman dan Sola Scriptura – hanya Kitab Suci yang akan menampilkan gereja impian yaitu mempelai Kristus yang cantik, tak bercacat cela di lanskap yang baru.

 

KEUNGGULAN PENULISAN

Setelah membaca buku “Gereja Impian” maka kita akan merasa sangat diberkati dengan apa yang tertulis dalam buku ini. Secara khusus buku ini memiliki banyak kelebihan atau pelajaran yang dapat gereja teladani. Kelebihannya itu diantaranya: banyak mengajarkan hal-hal yang berguna bagi gereja zaman sekarang. Gereja dihimbau untuk menjadi berkat bagi lingkungan, gereja menjadi tempat untuk bertukar pikiran dengan pengusaha-pengusaha, para pemimpin bangsa, bekerja sama dengan gereja untuk membangun bangsa, bahkan gereja dapat memiliki usaha yang memberikan nilai tambah bagi komunitas di sekitarnya, bagi kota-kta dan bangsa.

Dari buku ini dapat juga kita lihat ada rahasia-rahasia yang diungkapkan yaitu mengenai empat prinsip dan petunjuk membangun gereja impian. Dr, Jimmy Oentoro memiliki kata-kata yang membangun pembaca sehingga memiliki percaya diri untuk bermimpi dan mewujudkan impian itu, tentunya sesuai dengan kehendak Allah. Oleh karena itu buku ini sangat cocok dibaca oleh para pemimpin gereja, gembala sidang atau seseorang yang hendak merintis sebuah gereja. Hal terakhir, bahasa yang digunakan cukup lancar dan baik sehingga memudahkan pembaca menangkap pesan yang disampaikan.

 

KEKURANGAN PENULISAN

            Dari banyak kelebihan yang kita lihat dalam buku ini, ada juga kelemahan atau kekurangan dalam penulisan buku “Gereja Impian”. Gaya penulisan yang rethoric membuat aspek kedalaman menjadi kurang kelihatan dan agak tidak beraturan. Hal lainnya sering materi diulang-ulang kembali padahal sudah disampaikan di halaman awal, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan dalam membaca. Dalam buku ini juga terlalu banyak mengulas contoh mimpi-mimpi yang seharusnya tidak terlalu penting untuk dikemukakan, sebab pembaca sudah dapat menangkap isi dan maksud penulis.

 

Tuhan Yesus Memberkati.

 

 

           

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 19 guests and no members online

Login Form