Tuesday, May 07, 2024

MENJADI MURID KRISTUS YANG DISIPLIN

MENJADI MURID KRISTUS YANG DISIPLIN

(Ibr 12:1-11)

 

Tujuan Pembekalan: ”Nasehat supaya bertekun dalam iman”

  1. Allah menginginkan anak-anak yang dikasihiNya untuk hidup disiplin, seperti Yesus.
  2. Tujuan Allah mendisiplinkan kita dengan penuh kasih adalah untuk kebaikan kita. 

Setiap orang percaya kepada Kristus adalah murid-Nya. Sebab perintah Tuhan Yesus setelah kita dibaptis kita haruslah menjadi murid-Nya. Dalam bahasa Inggris, murid disebut dengan “disciple”yang kemudian menjadi discipline dan berarti disiplin. Jadi murid dan disiplin itu memiliki akar kata yang sama. Menjadi murid ya harus disiplin, dan kalau disiplin maka akan menjadi murid, kira-kira begitulah maknanya. 
Dalam wikipedia bahasa Indonesia disebutkan, disiplin “merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan menjadi tanggung jawab.” Sementara itu, “Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.”

 Jadi disiplin berhubungan dengan ketaatan, nilai-nilai, dan tanggungjawab. Kemudian Wikipedia menjelaskan bahwa disiplin diri “berhubungan dengan pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengambil pola perilaku tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain. Pelatihan berarti perlu upaya yang terus menerus. Sama seperti untuk terampil berolahraga atau menjadi tukang, maka perlu mencoba, mencoba, memperbaiki, mencoba lagi berulang-ulang dengan teratur dan konsisten, hingga semakin baik dan semakin tinggi kualitasnya. Tidak seketika dan perlu ketekunan untuk mencapai tingkatan yang baik.

Jelaslah, disiplin itu belum tentu sesuatu “hal yang menyenangkan” secara tampak luar, sebab keinginan kedagingan kita kadang meminta hal yang lain lebih nikmat untuk sesaat. Barangkali, kita lebih enak tidur-tiduran nonton TV di pagi hari minggu dibandingkan harus pergi ke gereja, naik kenderaan umum yang berdesakan, dan bahkan harus keluar uang memberi persembahan lagi. Tetapi bagi seorang yang sudah memiliki hubungan khusus dengan Tuhan, maka apabila ia tidak pergi ke gereja beribadah, maka ada perasaan yang kurang lengkap, kosong, mengganjal, dan tidak enak bila ia tidak bersekutu dengan Tuhan di hari minggu. Kenapa? Karena firman Tuhan memang meminta kita untuk datang beribadah dan bersekutu bersama untuk memuji Tuhan Kitab Ibrani 10:25 mengingatkan kita agar tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan ibadah dengan sesama orang percaya. Kenapa? Sebab ibadah itu memiliki kuasa (2Tim. 3: 5) dan memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan rohani kita (1Tim 6: 6).

Firman Tuhan dalam 1Tim 4: 7-8 mengatakan, “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Mengapa harus beribadah yang dilatih? Ya, betul, sebab itulah makna kehidupan orang percaya: ibadah. Dalam PA wilayah beberapa bulan yang lalu dikatakan bahwa kata dasarnya ibadah dari bahasa Ibrani yakni abodah  berarti hasil karya atau buah karya. Artinya, ibadah bukan sekedar datang ke gereja secara teratur tiap minggu. Jadi ibadah itu adalah penyerahan seluruh hidup kita, karena buah karya itu bukan cuma hasil pekerjaan kita, uang kita, waktu kita, tetapi seluruh hidup kita (bandingkan Gal 2: 20; Rm. 12: 1).

Pengertian latihan di dalam firman tadi menuntun kita pada suatu sikap dan perilaku untuk selalu melakukan yang berkenan kepada Tuhan. Menjaga perilaku yang terbaik dari seluruh aspek hidup kita: ya hati, mulut, tubuh, harta milik, waktu, semuanya ada dalam ibadah dalam penyerahan kepada Tuhan. Dalam melakanakan itu tetap ada rasa takut apabila yang kita lakukan itu tidak berkenan dan menyenangkan hati Tuhan. Dan, itu tidak mudah. Oleh karena itu, firman Tuhan berkata, latihlah dirimu. Bukan saja latihan badani yang perlu, tetapi latihan rohani yang menghasilkan disiplin rohani. Jadi di samping tubuh yang sehat dari latihan badani kita perlukan juga roh yang sehat dari latihan disiplin rohani.


Ada beberapa disiplin rohani yang dapat dikembangkan untuk menjadi murid Tuhan yang  baik. Pertama, disiplin dalam berdoa. Tuhan memerintahkan untuk kita untuk bertekun dalam doa (Kolose 4:21Timotius 5:17). Sebaiknya setiap hari kita menyediakan waktu khusus untuk masuk dalam hadirat Tuhan melalui doa. Mulailah berdoa dengan ucapan syukur, kemudian berdoa bagi orang lain yang kita kasihi, pelayan gereja, orang yang membutuhkan dukungan dan terakhir baru untuk kepentingan pribadi. Doa bukanlah daftar belanjaan, jadi kita jangan berdoa hanya untuk kepentingan sendiri. Lamanya berdoa dan jumlah berdoa setiap hari diserahkan kepada masing-masing, sebab ini menyangkut kedekatan hubungan kita dengan Tuhan. Semakin dekat, maka biasanya doa akan semakin panjang, bagaikan anak yang bercerita kepada bapaknya. Untuk memperkuat doa, maka kita juga perlu disiplin dalam berpuasa. Meski berpuasa dapat dikatakan bukan wajib bagi orang percaya, tapi sangat dianjurkan untuk melakukannya. Sebab doa disertai puasa akan memiliki kuasa yang lebih (Mat...).

Kedua, disiplin membaca Alkitab. Dengan membaca firman Tuhan setiap pagi dan diulang sebelum tidur sangat menguatkan iman. Apa pun berbagai masalah hidup yang kita hadapi, dengan firman Tuhan kita akan melihat ada kekuatan dan pengharapan bahwa masalah itu hadir untuk kebaikan kita. Firman Tuhan itu akan mengingatkan, mengarahkan dan menguatkan kita untuk bertekun dalam menghadapi masalah dan penderitaan serta dapat meneladani Kristus. Membaca firman berarti disiplin dalam belajar untuk bertumbuh. Selain membaca Alkitab kita juga perlu membaca buku-buku rohani dan mendengarkan lagu-lagu rohani untuk semakin menumbuhkan iman kita kepada Tuhan. Upayakan untuk menghafal beberapa ayat dalam Alkitab sehingga ketika iblis datang menggoda, maka kita akan melawannya dengan firman sebagaimana Yesus melakukannya ketika digoda Iblis.

 

Ketiga, disiplin dalam waktu. Waktu sering tidak terasa dan kadang berjalan lambat dan kadang berjalan begitu cepat. Bagi orang yang tidak bisa memanfaatkan waktu biasanya merasa waktu berjalan lambat. Tapi bagi orang yang bisa memanfaatkan waktu dengan sibuk maka waktu terasa berjalan lambat. Oleh karena itu, jangan kita diatur waktu, tapi kitalah yang mengaturnya. Buat prioritas waktu agar dipergunakan untuk kegiatan yang bermanfaat saja, tidak menyia-nyiakannya terbuang dengan rasa bosan.

Keempat, disiplin beribadah minggu. Sebagaimana dikatakan di atas, jangan menganggap remeh ibadah. Kita harus rajin ke gereja setiap minggu dan ikut PA untuk lebih mengenal dan memahami firman Tuhan.

Kelima, disiplin dalam melayani. Apabila kita dipanggil untuk dipersiapkan untuk melayani pekerjaan Tuhan, maka tetaplah memiliki roh yang menyala-nyala untuk melakukannya. Berdiri teguh dan jangan goyah sebab Tuhan akan menguatkan dan memberi upah atas jerih lelah kita (1Kor. 15: 58).

Keenam, disiplin dalam menjaga hati dan mulut, melawan kedagingan, melainkan tetap dalam tuntunan Roh.. Firman Tuhan mengingatkan bahwa orang yang menabur dalam roh akan menuai hidup kekal (Gal 6: 8). Banyak mendengar daripada berbicara, lambar berbicara (Yak. ) dan terus berupaya melihat hubungan dengan sesama. Apa ada masalah, bikin orang tersandung apa tidak? Kalau melihat kok banyak orang tidak senang, maka perlu merendahkan diri, serahkan diri pada Kristus, takluk akan pimpinannya.

Ketujuh, disiplin dalam memberi. Memberi yang terbaik dari seluruh keberadaan dan kemampuan kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan dan memperluas kerajaan-Nya.

Firman Tuhan dalam surat kepada Timotius mengatakan bahwa di samping latihan itu berguna dalam segala hal, latihan itu mengandung janji untuk hidup masa kini dan masa yang akan datang. Artinya, latihan itu bagaikan mempersiapkan diri untuk pertandingan, yakni melawan iblis dan kedagingan. Latihan rohani menjadi dasar dan kesempatan saat Allah membentuk karakter, pola pandang, cita-cita yang berkenan kepada Allah.

Barang siapa menabur dalam daging akan menuai kebinasaan, rap untuk bisa bertumbuh, kita harus secara sadar memilih cara bertindak yang membawa pada kehidupan, yaitu disiplin rohani.


Kesimpulan
Satu hal yang perlu diingat bersama bahwa kedisiplinan menuntut pengorbanan dan tekad untuk menjalankan apa yang sudah ditetapkan. Jadi, sebelum semuanya terlambat, biasakanlah diri kita untuk disiplin dalam hal-hal rohani

 

Newsflash 5

Joomla! - 'Experience the Freedom'!. It has never been easier to create your own dynamic Web site. Manage all your content from the best CMS admin interface and in virtually any language you speak.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 20 guests and no members online

Login Form