Tuesday, May 07, 2024

Resensi Buku

RESENSI BUKU GEREJA IMPIAN

 

Buku                          :  Gereja Impian

Penulis                      : Pdt. Jimmy Oentoro

Jumlah halaman      :  243 Halaman

Tanggal                      :  10 Oktober 2005

 

            Istilah gereja impian terdapat dalam Matius 16:18: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku…” yang diterjemahkan dari istilah Yunani “oikodomeso”, bentuk future indikatif orang pertama tunggal aktif dari “oikodomeo” (dari “oikos”, rumah dan “demo” membangun). Maknanya adalah suatu ketika di masa depan, secara pasti dan tidak mungkin tidak. Yesus sendiri secara aktif berinisiatif merintis pendirian gereja di bumi ini di atas “batu karang” (Yunani: “petra”, batu penjuru). Jadi gereja impian adalah sebuah gereja yang memberikan dampak dan pengaruh positif yang nyata dalam setiap segi kehidupan masyarakat: ekonomi, politik, sosial, seni budaya, dll. 

Gereja impian adalah gereja yang hidup dan berinkarnasi di tengah-tengah dunia, menjadi jembatan antara Allah dan manusia. Karena itu gereja impian tidak lagi memisahkan antara “yang sakral” dan “yang sekuler”, memisahkan kehidupan kerohanian dengan kehidupan dalam dunia kerja sehari-hari. Pendekatan dalam gereja impian bertentangan dengan model “teologi sekuler”, karena gereja tetap dilihat sebagai alat Allah untuk bertindak membawa perubahan dalam dunia, bukan meninggalkan Allah. Idealisme dalam gereja impian berbeda dengan “teologi pengharapan”, karena meskipun sama-sama mengakui gereja sebagai alat dari Allah, tetapi dalam  teologi pengharapan kekekalan masa depan ditiadakan.

Gereja impian muncul bukan reaksi atas kondisi tertentu di masyarakat, negara atau dunia, melainkan suatu kepekaan terhadap panggilan (“pewahyuan”) Ilahi dari kumpulan orang-orang percaya “yang dipanggil keluar”. Para teolog di Asia yang mempunyai keprihatinan yang sama dalam bidang politik, sosial, ekonomi bahkan budaya melahirkan pemahaman teologi dalam paradigma baru. Sehingga muncullah nama-nama teologi yang sifatnya kontekstual seperti Teologi Minjung di Korea Selatan, Teologi Kerbau di Muangthai, Teologi Dalit di India, Teologi Penderitaan di Jepang, Teologi Mata Ketiga dan Teologi Yin-Yang di Cina, Teologi Perubahan di Taiwan. Tetapi semua pemikiran teologi tersebut memiliki kelemahan yakni tidak dibangun di atas biblical foundation, melainkan pada budaya dan kondisi krisis setempat. Sedangkan gereja impian memposisikan Alkitab sebagai pijakan utama dan mengakuinya sebagai otoritas tertinggi.

Jadi keunikan gereja impian adalah, di satu pihak melihat tanggung jawab gereja sebagai alat dari Allah untuk masuk ke dunia dan mengubah dunia, sesuatu yang diabaikan dan bahkan dipandang tabu di kalangan gereja konservatif tradisional. Di pihak lain, gereja impian tetap tidak bergeser sedikit pun dari pengakuan akan tanggung jawab gereja sebagai saksi-Nya dan memberitakan kasih-Nya, membawa manusia memperoleh dan mengalami keselamatan kekal di dalam Yesus Kristus, sesuatu yang diabaikan bahkan ditolak oleh teologi kontekstual atau kontemporer. Allah tetap diakui bukan saja sebagai pemberi wahyu melainkan juga yang bertindak melalui gereja untuk membawa perubahan bagi dunia.

Bisa dibayangkan bila komunitas di sekitar gereja sangat mendukung adanya gereja di komunitas tersebut. Mereka menyambutnya dengan penuh semangat karena perubahan dan dampak positif yang dibawa gereja. Bayangkan bila para tokoh masyarakat dan pemimpin politik datang ke gereja untuk meminta nasihat dan pendapat. Bayangkan bila gereja anda memiliki usaha yang memberikan nilai tambah bagi komunitas, bahkan bagi kota dan bangsa Indonesia. Bayangkan juga bila mantan pengedar dan pemakai narkoba, mantan pekerja seks, yang tadinya tak peduli dan tak mengenal Tuhan, datang berduyun-duyun untuk menyembah Dia, di gereja kita. Bayangkan bila para pengusaha dan profesional datang ke gereja untuk meminta nasihat bagaimana membangun usaha yang sehat dan kokoh. Bayangkan bila panggilan dari bangsa-bangsa datang ke meja anda. Bayangkan bila seluruh jemaat datang ke gereja dengan penuh antusias, menyembah Tuhan dengan semangat yang menyala. Bayangkan mereka mendedikasikan hidup mereka sebagai pengikut Kristus yang radikal, bukan sebagai Kristen biasa-biasa saja, yang cuma memanasi bangku gereja setiap minggu.

Alkitab juga menuliskan tentang orang-orang yang memiliki pandangan berbeda-beda tentang gereja. Mereka menyebutkan gereja sebagai berikut:

           gereja kumpulan sekte sesat – kata Saulus sebelum bertobat, karena itu mereka perlu dikejar-kejar dan dibunuh (Kis. 8:1-3).

           Gereja adalah orang asing calon pemberontak – kata Haman, karena itu seluruh bangsa perlu dibasmi (Ester 3:8-9).

           Gereja adalah sekumpulan orang yang kelihatannya mabuk – kata orang-orang di Yerusalem  ketika melihat murid-murid Yesus mengalami kepenuhan Roh Kudus (Kisah 2).

           Gereja adalah orang-orang yang punya kuasa lebih daru dukun – kata Simon eks tukang sihir (Kisah 8:4-25).

           Gereja adalah orang-orang yang bisa menyembuhkan – kata orang yang disembuhkan oleh murid-murid Petrus di bait Allah (Kisah 3:1-10).

           Gereja adalah orang-orang yang memiliki dewa jenis baru, yang belum pernah kita dengar sebelumnya – kata orang-orang di Athena (Kisah 17:16-34).

           Gereja adalah kumpulan orang yang menunggangbalikkan dan mengacaukan dunia – kata orang-orang di Tesalonika (Kisah 17:1-9).

Namun Yesus berkata gereja akan menang atas alam maut, memegang kunci kerajaan sorga, penuh dengan hikmat, tidak bercacat cela, gereja yang unggul, gereja yang menjadi tujuan bangsa-bangsa. Gereja akan selalu menang sebab diperlengkapi dengan kuasa Ilahi yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Jadi gereja adalah sebuah tempat yang indah; Tempat perubahan, pengampunan, pemulihan dan kemenangan. Menurut Dr. Jimmy Oentoro dalam buku ini, gereja memiliki kuasa yang tak terhingga dan hikmat yang tak tertandingi.

            Ada banyak janji dari Yesus Kristus bagi gereja: Pertama, Ia akan mengirimkan seorang Penolong. Kedua, Ia akan membangun gereja-Nya. Gereja yang akan dibangun oleh Kristus adalah gereja yang mewujudkan kerajaan Allah di bumi (Matius 16:18). Untuk itu gereja perlu menjadi: gereja yang menjadi mempelai Kristus (Ef. 5:25), gereja yang cemerlang, kudus dan tak bercacat (Ef. 5:23-32), gereja sebagai prajurit Allah yang penuh kemenangan (Ef. 6:1-10), gereja yang merupakan perwujudan hikmat Allah, gereja yang menggambarkan Kristus (Ef. 1:23), gereja yang satu. Janji ketiga, Ia akan datang kembali.

            Sebuah misteri diungkapkan, Allah membuka paradigma baru dengan empat prinsip membangun gereja impian-Nya: Pertama, pewahyuan – bisikan dari Surga. Pengertian pewahyuan (apokalupto) yang dimaksud disini adalah tidak sebatas pada nubuatan Allah kepada para hakim, raja, nabi, rasul dan para penulis lainnya yang menulis kitab-kitab Alkitab, melainkan juga pengungkapan rahasia sorgawi sejak masa gereja mula-mula hingga masa kini dan seterusnya. Pewahyuan berguna untuk membantu dalam kesulitan, membawa kemakmuran, membawa anda mencapai potensi yang tertinggi, memberikan arahan dalam mengambil keputusan, dan menghindarkan hukuman.Oleh karena itu gereja impian dibangun di atas pewahyuan yang tepat tentang Mesias. Pewahyuan yang progresif juga dibutuhkan dalam membangun gereja Tuhan, karena Ia berbicara dari zaman ke zaman untuk memulihkan gereja-Nya.

Kedua, Identitas – tambang emas dalam diri anda. Kita dipilih dengan cermat menjadi batu hidup dan tubuh-Nya di dunia ini. Pengertian inilah yang menjadi dasar dari gereja impian. Allah mengetahui potensi kita dan Ia ingin memelihara tujuan yang ditanamkan-Nya dalam hidup orang percaya. Ia memberi citra diri yang kokoh kepada kita. Allah sedang membangun citra diri yang utuh bagi gereja-Nya, sebuah integritas yang kokoh, yang mampu menjadi magnet penarik bagi lingkungannya. Gereja impian memiliki citra diri yang dinamis, diantaranya mempercayai kebenaran Firman secara absolut, menjaga kekudusan, menyadari potensi mereka yang tak terbatas, mengerti panggilannya yaitu untuk menerangi dunia dengan mensejahterakan dan menggaraminya. Gereja Impian dapat bersifat lokal dengan mandat global, menabur dan menuai pada saat yang sama, dibangun di atas dasar para rasul dan nabi, memiliki pertanggungjawaban yang kuat, menghadirkan Allah melalui teknologi terkini, merupakan sebuah organisasi namun juga sebagai organisme, membangun program untuk perubahan hidup, mencintai orang berdosa tetapi membenci dosa, dan bersifat sakral namun melibatkan diri dalam kehidupan sekuler.

Ketiga, Tujuan – kompas kehidupan. Alasan kita membutuhkan tujuan yaitu tujuan yang jelas mendorong untuk menjadi efektif, memberikan semangat, menghindarkan frustasi, menarik orang untuk berpartisipasi, dan menjadi alat untuk evaluasi. Gereja yang tadinya hidup terpisah dari dunia, harus tumbuh dan menggarami dunia yang dilayani, memberikan pengaruh dalam kerajaan-kerajaan dunia.

Keempat, otoritas – kunci pembuka. Dengan kunci otoritas inilah gereja perlu menggarami dunia dalam berbagai segi kehidupan masyarakat: sosial, politik, ilmu, budaya, ekonomi, dll sampai bumi penuh dengan kemuliaan-Nya.

            Sola Cristo – hanya Kristus, Sola Fide – hanya iman dan Sola Scriptura – hanya Kitab Suci yang akan menampilkan gereja impian yaitu mempelai Kristus yang cantik, tak bercacat cela di lanskap yang baru.

 

KEUNGGULAN PENULISAN

Setelah membaca buku “Gereja Impian” maka kita akan merasa sangat diberkati dengan apa yang tertulis dalam buku ini. Secara khusus buku ini memiliki banyak kelebihan atau pelajaran yang dapat gereja teladani. Kelebihannya itu diantaranya: banyak mengajarkan hal-hal yang berguna bagi gereja zaman sekarang. Gereja dihimbau untuk menjadi berkat bagi lingkungan, gereja menjadi tempat untuk bertukar pikiran dengan pengusaha-pengusaha, para pemimpin bangsa, bekerja sama dengan gereja untuk membangun bangsa, bahkan gereja dapat memiliki usaha yang memberikan nilai tambah bagi komunitas di sekitarnya, bagi kota-kta dan bangsa.

Dari buku ini dapat juga kita lihat ada rahasia-rahasia yang diungkapkan yaitu mengenai empat prinsip dan petunjuk membangun gereja impian. Dr, Jimmy Oentoro memiliki kata-kata yang membangun pembaca sehingga memiliki percaya diri untuk bermimpi dan mewujudkan impian itu, tentunya sesuai dengan kehendak Allah. Oleh karena itu buku ini sangat cocok dibaca oleh para pemimpin gereja, gembala sidang atau seseorang yang hendak merintis sebuah gereja. Hal terakhir, bahasa yang digunakan cukup lancar dan baik sehingga memudahkan pembaca menangkap pesan yang disampaikan.

 

KEKURANGAN PENULISAN

            Dari banyak kelebihan yang kita lihat dalam buku ini, ada juga kelemahan atau kekurangan dalam penulisan buku “Gereja Impian”. Gaya penulisan yang rethoric membuat aspek kedalaman menjadi kurang kelihatan dan agak tidak beraturan. Hal lainnya sering materi diulang-ulang kembali padahal sudah disampaikan di halaman awal, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan dalam membaca. Dalam buku ini juga terlalu banyak mengulas contoh mimpi-mimpi yang seharusnya tidak terlalu penting untuk dikemukakan, sebab pembaca sudah dapat menangkap isi dan maksud penulis.

 

Tuhan Yesus Memberkati.

 

 

           

Resensi Buku Jhon C. Maxwell

RESENSI BUKU

 

Judul Buku               :  Jhon C. Maxwell, 17 Hukum Kerjasama Tim yang Efektip,

                                       Interaksara, Batam, 2004.

Jumlah halaman      :  243 Halaman

 

Semua orang tahu bahwa kerja sama itu baik dan kerja sama itu sangat penting. Tetapi bagaimana  persisnya cara kerjanya? Apakah yang menjadikan tim itu menjadi unggulan? Mengapa ada tim yang mencapai puncak kesuksesan, dan ada tim yang tampaknya tidak ada perkembangan?. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah jawabannya.

Buku 17 Hukum Kerjasama Tim yang Efektif ini masing-masing berdiri sendiri. Tetapi, karena kerjasama itu soal bekerja dengan sesama, buku kerja ini dirancang agar hukum-hukum ini dapat dipelajari secara berkelompok. Masing-masing hukumnya ibarat alat yang siap digunakan untuk membantu Anda meraih impian-impian, serta memberikan nilai tambah bagi orang lain.

 

1. Hukum Nilai Kerjasama

C. Gene Wilkes menjelaskan bahwa tim itu melibatkan banyak orang sehingga mempunyai sumber daya yang lebih banyak, ide lebih banyak, dan energi lebih banyak. Tim itu memaksimalkan kemampuan seorang pemimpin dan meminimalkan kelemahannya. Semua membagi kehormatan atas keberhasilan yang diraih dan  berbagi kekecewaan atas kekalahan yang diderita. Orang yang mengerjakan segalanya sendirian itu karena ego, ketidak-tenteraman dan kenaifan.

 

2. Hukum Gambaran Besarnya

Orang yang membangun tim sukses itu tidak pernah melupakan bahwa semua orang dalam timnya itu berkontribusi terhadap pencapaian yang lebih besar. Tanpa perspektif tersebut, tim tidak akan pernah meraih sasarannya . Hal itu harus melalui proses, yaitu menemukan gambaran besarnya, estimasi situasinya, menyiapkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, melibatkan pemain-pemain yang tepat, merelakan agenda-agenda pribadi, dan naik ke ketingkatan yang lebih tinggi.

 

3. Hukum Posisi yang Tepat

Mempunyai orang yang tepat dalam jabatan yang tepat itu sangatlah penting dalam membangun tim. Banyak hal hebat terjadi ketika semua pemain tim memainkan peran yang memaksimalkan kekuatan mereka, talenta, keterampilan, dan pengalaman mereka. Untuk dapat mencapai hal tersebut, dibutuhkan tiga hal, yaitu: harus mengenali timnya, harus mengenali situasinya, dan harus mengenali pemainnya.

 

4. Hukum Gunung Everest

Kita tidak mungkin memenangkan suatu tantangan besar sendirian, namun semakin tinggi tantangannya semakin tinggi kebutuhan akan kerjasamanya. Cara terbaik untuk membentuk tim demi meraih impian-impian, kita perlu mengajukan tiga pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah impian saya, siapa sajakah anggota tim saya, dan terakhir seperti apakah seharusnya tim impian saya?

 

5. Hukum Mata Rantai

            Walaupun setiap tim itu suka mengukur dirinya menurut orang-orang terbaiknya, sesungguhnya kekuatan tim itu dipengaruhi oleh mata rantainya yang lemah. Seberapa jauh pun orang berusaha mencari rasionalisasinya, kompensasinya, atau menyembunyikannya, mata rantai yang lemah ujung-ujungnya akan ketahuan. Kalau anda mempunyai orang-orang yang merupakan mata rantai yang lemah dalam tim anda, anda hanya mempunyai dua pilihan yaitu: latih mereka atau gantikan mereka. Ketika mata rantai yang lemah tetap tinggal dalam tim, para anggota yang lebih kuat akan mempertanyakan kemampuan sang pemimpin.   

 

6. Hukum Katalisator

            Katalisator adalah orang-orang yang selalu menjadikan segalanya terlaksana. Sebuah tim tidak mungkin meraih sasaran-sasaran besar kalau tidak mempunyai katalisator. Ada sembilan ciri yang tampak pada katalisator yaitu intuitif, komunitatif, bersemangat, bertalenta, kreatif, inisiatif, bertanggung jawab, murah hati, dan berpengaruh. Ketika kita melihat seseorang memiliki banyak dari sembilan kualitas tersebut dalam tim, berbesar hatilah. Ketika datang saat kritis, kemungkinan besar ia akan tampil ketingkatan yang sama sekali baru dan berusaha membawa timnya ke arah yang benar.

 

7. Hukum Kompas

            Visi besar itu mendahului prestasi besar. Setiap tim membutuhkan visi yang menawan untuk memberikan arah serta kepercayaan diri. Tim yang tanpa visi bisa tidak mempunyai maksud yang jelas. Sebaliknya, tim yang mempunyai visi menjadi terfokus, energik dan yakin. Mereka tahu  kemana dituju dan mengapa ke sana. Setiap tim membutuhkan kompas sebagai penunjuk arah. Ada enam kompas sebagai patokan, yaitu: kompas moral (melihat ke atas), kompas intuitif (melihat ke dalam), kompas historis (melihat ke belakang), kompas arah (melihat ke depan), kompas strategis (melihat sekeliling) dan kompas visionary (melihat jauh kedepan).

 

8. Hukum Apel Busuk

            Sikap baik di antara para pemain tidaklah menjamin suksesnya tim, tetapi sikap yang buruk menjamin kegagalan tim. Ada lima sikap yang mempengariuhi tim, yaitu: sikap berkuasa mengangkat atau menjatuhkan tim, sikap pengaruh berlipat ganda ketika diekspos terhadap orang lain, sikap buruk yang lebih cepat menular daripada sikap baik, sikap subjektif dan sikap busuk seperti apel yang kalau dibiarkan merusak segalanya.

 

9. Hukum Keterandalan

            Pentingnya hukum keterandalan ini paling jelas ketika taruhannya sangat besar. Para anggota tim harus saling mengandalkan satu sama lain, apa pun yang terjadi. Keterandalan itu ada formulanya dan dampaknya sangat besar bagi keberhasilan tim, yaitu:  Keterandalan = Karakter + Kompetensi + Komitmen + Konsistens i+ Kekompakan.

 

10. Hukum Bandrol Harga

            Salah satu alasan tim gagal membayar harga untuk meraih potensinya adalah karena keliru memahami Hukum Bandrol Harga. Ada empat fakta yang harus dipelajari dalam hukum ini, yaitu: harganya harus dibayar semua orang, harganya harus terus dibayar, harganya naik ketika tim ingin naik, dan harganya tidak pernah turun.  Dalam hal ini kita dituntut harus ada pengorbanan, komitmen waktu, pengembangan diri, dan sikap tidak mementingkan diri sendiri.

 

11. Hukum Papan Angka

            Ada tim yang mengukur sukses mereka dalam skor yang diperoleh, ada juga dalam tingkat keuntungan. Kalau tim ingin meraih sasaran-sasarannya, mereka harus mengetahui di mana posisi mereka.  Bagi tim apa pun juga, papan angka itu sangat penting karaena alasan-alasan berikut yakni: papan angka itu penting bagi pemahaman, papan angka itu penting bagi evaluasi, papan angka itu penting bagi pengambilan keputusan, papan angka itu penting bagi penyesuaian, dan papan angka itu penting bagi kemenangan.

 

12. Hukum Pemain Cadangan

            Kita mungkin mampu melakukan hal-hal yang mengagumkan dengan orang top, tetapi bila ingin tim kita berprestasi dalam jangka panjang, kita harus membangun pemain-pemain cadangan. Tim yang hebat tanpa pemain cadangan ujung-ujungnya akan ambruk. Ada beberapa alasan untuk menghormati dan mengembangkan pemain-pemain cadangan, antara lain: mereka yang hari ini menjadi pemain cadangan mungkin saja menjadi bintang besok, suksesnya pemain pendukung bisa melipat-gandakan suksesnya pemain utama. Pemain cadangan itu lebih banyak dari pada pemain utama, pemain cadangan yang ditempatkan secara tepat terkadang lebih berharga daripada pemain utama, pemain cadangan yang kuat memberikan lebih banyak pilihan kepada sang pemimpin, pemain cadangan itu biasanya dipanggil di saat-saat kritis.

 

13. Hukum Identitas

            Setiap anggota tim hendaknya mempunyai kesamaan nilai-nilai. Sama halnya nilai-nilai pribadi itu mempengaruhi dan memandu perilaku seorang individu, maka nilai-nilai organisasi pun mempengaruhi serta memandu prilaku tim. Kesamaan nilai-nilai itu ibarat perekat, pondasi, pengukur, kompas, magnit, dan identitas tim.

 

14. Hukum Komunikasi

            Hanya dengan komunikasi yang baik tim itu bisa sukses. Komunikasi meningkatkan komitmen dan hubungan, yang pada gilirannya mendorong tindakan. Setiap tim harus belajar mengembangkan komunikasi yang baik dalam empat bidang, yakni: dari pemimpin kepada para anggotanya, dari para anggota tim kepada pemimpin, di antara sesama anggota tim, dan antara tim dengan publik.

 

15. Hukum Keunggulan

            Tim itu selalu mencari keunggulan. Dengan kepemimpinan yang baik, segalanya membaik. Pemimpin melihat lebih jauh dari pada anggotanya dan mengarahkan posisi timnya kearah yang lebih tepat untuk memperoleh kemenangan. Pemimpin itu mengalihkan tanggung jawab kepada mereka yang melaksanakan tugasnya, pemimpin itu menciptakan lingkungan di mana masing-masing anggota timnya mau bertanggung jawab, pemimpin itu membimbing pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi, pemimpin itu cepat belajar dan mendorong yang lain untuk juga cepat belajar.

 

16. Hukum Moral yang Tinggi

            Ketika sebuah tim memiliki moral yang tinggi, mereka pokoknya tidak perlu khawatir melihat atau menghadapi keadaan apa pun yang mereka alami karena mereka ciptakan sendiri keadaan mereka. Tetapi kalau kita yang memimpin, tanggung jawab sangat besar dan jika sebagai pemain perlu mempunyai sikap yang baik. Selalu memberikan yang terbaik dan mendukung orang-orang dalam tim maupun pemimpin. Kunci untuk mengetahui apa yang harus diperbuat dapat ditemukan dalam keempat tahapan berikut, yaitu:

1.         Moral yang payah - sang pemimpin harus melakukan segalanya.

2.         Moral yang rendah - sang pemimpin harus melakukan hal-hal yang produktif.

3.         Moral yang biasa-biasa – sang pemimpin harus melakukan hal-hal yang sulit.

4.         Moral yang tinggi – sang pemimpin harus melakukan hal-hal yang kecil.

 

 

17. Hukum Hasil Investasi

            Berinvestasi dalam tim akan berkembang dengan berjalannya waktu. Apabila semua orang dalam tim berinvestasi, maka manfaatnya ibarat bunga majemuk yang berlipat ganda. Mulailah berinvestasi dalam tim dengan mengambil keputusan untuk membangun sebuah tim - inilah yang memulai investasi dalam tim. Membentuk tim yang sebaik mungkin- meningkatkan potensi tim, membayar harganya untuk mengembangkan tim - ini memastikan pertumbuhan tim. Melakukan segalanya bersama-sama sebagai tim – ini memberikan komunitas sebagai tim. Memberdayakan para anggota tim dengan tanggung jawab dan kemenangan – ini membangkitkan pemimpin-pemimpin bagi tim. Membagi-bagikan pengakuan atas sukses tim – ini mengangkat moral tim. Memastikan investasi dalam tim itu tidak sia-sia – ini membawakan akuntabilitas kepada tim. Hentikanlah investasi pada pemain-pemain yang tidak bertumbuh- ini mencegah kerugian lebih besar bagi tim. Menciptakan peluang-peluang baru bagi tim – ini mengekstra-rentangkan tim. Memberikan peluang sukses terbaik kepada tim- ini menjamin pengembalian yang tinggi bagi tim.

 

KESIMPULAN

            Bekerja sama sebagai suatu tim, baik dalam kehidupan profesional maupun pelayanan, sangatlah perlu demi meraih sukses. Kita dapat menerapkan ke-17  hukum yang efektif itu sekarang juga sehingga dapat mengevaluasi kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan sekarang, mendiskusikan pemikiran-pemikiran serta sikap kita sendiri tentang nilai kolaborasi, mengamati bagaimana orang-orang besar dalam sejarah mengandalkan bantuan sesamanya, dan mengambil tindakan untuk membangun tim unggulan. Buku ini dengan detail memberikan hukum-hukum yang sesuai dan mudah untuk dicerna dan diaplikasikan.

 

            Bagi mereka yang saat ini memimpin dengan banyak melibatkan banyak orang dalam satu organisasi, maka buku inisangat penting dibaca dan dimiliki. Kerjasama adalah sumber keberhasilan sebagaimana diutarakan di atas.

 

Selamat membaca. Tuhan memberkati.

 

Pdt. Ramles M. Silalahi

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 35 guests and no members online

Login Form