Sunday, May 19, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Agustus 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 28 Agustus 2016)

 

Empati dan Ditinggikan

 

 “Kak Butet, minta tolong dong bantu sumbang nasi kotak untuk acara Launching Internet untuk SMA”, kira-kira begitulah permintaan Frarev Sitorus (PL96) kepada Butet. Setelah menanyakan detail apa itu Internet untuk SMA, Butet yang bernama lengkap Selasih Rahmawati br. Sihombing (KI90) akhirnya mengatakan: “Saya sumbangnya Paket untuk Satu SMA saja.” Langsung dengan bersemangat Frarev dari Tim Dana Internet untuk SMA memposting berita persembahan Rp. 20 juta tersebut di Grup WA Internet, lalu berkumandanglah respon sukacita anggota-anggota lainnya: “Haleluya, Puji Tuhan, Mauliate.…”

Firman Tuhan minggu ini dari Luk 14:1, 7-14 berkisah perumpamaan Tuhan Yesus tentang seseorang yang “merasa” dirinya hebat diundang dalam suatu acara, kemudian mengambil tempat duduk paling depan. Namun tak lama kemudian, tuan rumah memberitahukannya bahwa tempat duduk itu untuk orang lain yang lebih terhormat. Orang inipun harus pindah ke belakang. Ia tidak memiliki empati dan akhirnya menjadi sesuatu yang memalukan.

Tidak dapat disangkal bahwa secara manusiawi semua orang ingin dihargai dan ditinggikan serta kecenderungan mengejar status sosial. Kita pasti pernah merasa seseorang memposting status dirinya, hal yang dicapainya, pekerjaannya, anak-anaknya, pelayanannya, tentu dengan tujuan meninggikan dirinya, mungkin di WAG atau medsos lainnya; bahkan kadang sedikit mencela atau merendahkan orang lain. Kita yang sudah dewasa rohani hanya mengelus dada, berharap orang itu lebih berhikmat.

Pesan kedua yang saling berkaitan disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam nas tersebut yakni tentang rasa syukur ditengah-tengah keberhasilan, dan orang cenderung melupakan mereka yang miskin dan berkekurangan. Melalui nas tersebut kita diingatkan bila merasa bersyukur atas berkat-berkat Tuhan, kita jangan mengabaikan mereka yang miskin, belum beruntung dan tertinggal. Pesan ini ditegaskan juga dalam ayat lain: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tdak melakukannya juga untuk Aku” (Mat 25:45).

Orang di "huta" yang berkekurangan membutuhkan kasih lebih besar. Kita yang sudah diberkati diminta berempati dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Tidak salah kita mengangkat tangan sebagai tanda kita eksis atau keberhasilan kita, namun kita juga perlu turun tangan. Berempati pada anak2 SMA seperti Butet di atas, jelas sangat menyenangkan hati Tuhan. Kerendahan hati di hadapan manusia dan Allah memang milik orang-orang besar. Tuhan Yesus berkata, siapa yang merendahkan diri maka ia akan ditinggikan, ….(band. Mat 23:12). Hukum rohani juga menyatakan bahwa memberi dengan berharap kembali lebih banyak itu salah. Namun janji Tuhan mengatakan (ayat 14) kita akan mendapat balasnya menjadi orang benar dan memperoleh kebangkitan kembali menerima segala mahkota kebesaran yang disediakan-Nya. Selamat hari Minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati.

(Pdt Ramles MS – Ketum PGTS. Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat ).

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Agustus 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 21 Agustus 2016)

 

Sukacita Karena Pekerjaan Mulia

 

Semburan air sumur di sawahnya yang tadinya kering kerontang adalah mujizat. Kedahsyatan internet bagi murid SMA yang belum pernah melihat komputer apalagi internet di sekolahnya adalah mujizat. Anak "parhuta-huta" yg ikut bimbel dan masuk ITB serta mendapat beasiswa jelas mujizat. Peta dan informasi lokasi wisata di KDT adalah mujizat. Semua yang merasakan ini akan bersaksi tentang mujizat dalam hidup mereka dan mengucap syukur kepada Tuhan serta memanjatkan doa.

Seorang perempuan bungkuk yang mengalami mujizat, itulah kisah dalam firman Tuhan minggu ini sesuai leksionari yakni Luk 13:10-17. Perempuan yang menderita bungkuk selama 18 tahun itu bersukacita karena pekerjaan mulia Yesus. Ia hadir dalam pengajaran-Nya di Synagoga. Ia mungkin duduk di belakang namun Tuhan Yesus dengan kasihNya, melihatnya menderita dan memanggilnya. Dengan ucapan dan tumpang tangan di atas punggungnya yang bungkuk, perempuan itu lantas berdiri tegak sehat.

Kepala Synagoga mencelaNya. Sabat diagungkannya. Orang Yahudi berpikir tentang kudusnya hari Sabat dengan aspek legalisme tertulis, tetapi mereka kehilangan makna: KASIH. Maka pilihan Allah sebagai manusia dengan masa diam 400 tahun setelah nabi Maleakhi adalah keputusan yang harus dilakukan, karena surat dan pesan nabi tidak lagi punya kuasa. Yesus yang manusia diberi kuasa istimewa untuk memperlihatkan bahwa Ia adalah Anak Allah. PerbuatanNya mulia membawa sukacita.

Tidak sedikit yang susah di KDT dan banyak yang tertinggal dalam kemajuan. Kita dapat menyerahkan dan menanti pemerintah memajukannya, atau berharap pada Bupati yang muncul titisan dewa, atau menyebut-nyebut gereja harus berbuat sesuatu. Itu semua pakem legalisme. Firman Tuhan minggu ini mengingatkan: Jangan kita serupa dengan kepala rumah ibadat itu yang akhirnya menanggung malu. Alkitab justru mencatat ada tujuh kali Yesus melakukan mujizat di hari Sabat. Kasih menembus aturan, legalisme. Keterbelakangan dan kemiskinan di KDT harus dikalahkan dengan kasih. Tindakan harus diberikan tanpa harus menunggu sistem yang lambat dan macet. Sabat, agama, sistem dan kecendekiawanan bertujuan melepaskan penderitaan. Kasih di atas segalanya.

Ada peribahasa Latin mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan dua kali lipat bagi yang memberikan lebih cepat.

Lambat, menunda dan menunggu malah membuat kekebalan atau _immune_ atas penderitaan orang lain, akan menganggap itu “biasa-biasa” saja.

Seorang saudara di dalam Tuhan dan "sabangso" di huta, atau sebuah angka, bukan hanya bagian dari statistika.

Seperti perempuan itu telah menerimanya dengan sukacita, marilah kita terus melakukan pekerjaan mulia pembawa mujizat, sebagaimana Kristus membebaskan penderitaan sesama. Selamat hari Minggu. Tuhan memberkati.

( Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat ).

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 13 guests and no members online

Login Form