Sunday, May 19, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 2 Oktober 2016)

 

KABAR DARI BUKIT (Edisi 2 Oktober 2016)

 

Jalan yang Masih Panjang

 

"Luarbiasa bah.... bangga kita sbg anggota PGTS (dalam) upaya2 membayar utang holong to bonapasogit..." Itulah postingan Lae Budi Situmorang dua hari lalu. Lae Djamester menambahkan: "Langkah jitu PGTS ini 10-15 thn yad akan menghasilkan orang2 Batak kampiun industrial dan ilmuwan tangguh Indonesia yang membawa KDT lebih tinggi."

Itu dua dari puluhan postingan sejak hari Kamis hingga kemaren malam tentang aktivitas PGTS dalam Ministry Tour pertama kali ke Balige dan sekitarnya.

Firman Tuhan minggu ini dari Luk 17:5-10 berbicara tentang iman dan kerendahan hati. Nas ini terkait dengan perasaan pelayanan yang demikian hebat tetapi dilain pihak, misalnya, ada yang sinis mencemohkan. Bagaimana respon kita? Apakah kita memberi pengampunan? Apakah untuk itu dibutuhkan iman yang lebih besar?

Ajaran PL mengatakan mata ganti mata dan gigi ganti gigi (Mat 5:38-44). Oleh karena itu, para murid yang kuatir imannya tergerus karena mengampuni meminta kepada Tuhan Yesus: "Tambahkanlah iman kami".

Menjawab hal ini Tuhan Yesus menjelaskan bahwa yang diperlukan dalam memberi pengampunan bukanlah ukuran besar-kecilnya iman, tetapi bagaimana iman itu dipegang dan diekspresikan. Ia juga memberi kiasan iman itu seperti biji sesawi, kecil tapi sebenarnya memiliki kuasa untuk memberi pengampunan. Justru iman orang percaya bertumbuh semakin besar serta dikuatkan saat berbuah termasuk memberi pengampunan.

Untuk itu sebagaimana halnya biji, iman yang bertumbuh haruslah berakar pada sesuatu yakni berakar pada Tuhan. Jadi inti dari iman adalah ketergantungan total pada Allah dan menempatkan-Nya sebagai sumber pertumbuhan yang dipupuk dengan keinginan untuk menghasilkan buah.

Poin kedua, sama halnya kiasan iman sebagai biji sesawi, maka perpindahan pohon ara dalam nas ini yang "terbantun dan tertanam di dalam lautan", itu juga kiasan. Terbantun sebuah pohon itu sebuah peristiwa “besar dan ajaib”, tidak masuk akal. Akan tetapi dengan kiasan itu Tuhan Yesus menyampaikan melalui iman kita bisa melakukan hal-hal yang besar dan ajaib dan tidak masuk akal pikiran manusia. Jadi iman membuat hal yang tak mungkin menjadi mungkin. “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya” (Mrk 9:3; Mat 9:23).

Poin ketiga dari nas tersebut, tidak ada alasan untuk menganggap bahwa Allah berhutang atas semua karya iman yang kita lakukan. Semua orang percaya pekerja dalam ladang Tuhan memiliki kedudukan hamba dan melayani tanpa pamrih.

Kemiskinan di KDT sekitar 10 - 15 % (tergantung kabupaten). Maka ketika dalam sambutan Seminar Motivasi Jumat lalu saya ajak untuk bersama dalam 10 tahun menghapuskan kemiskinan dari KDT, respon semua bagus. Ini misi mulia.

Perjalanan kita masih jauh. Pelayanan masih membentang besar. Tidak ada alasan untuk bermegah atas pelayanan iman yang diberikan. Karya iman diekspresikan dalam kerendahan hati. Rehat dalam syukur dan sukacita itu perlu. Kita juga tidak perlu menguji Allah untuk keberhasilannya. Ia mampu melakukan segala sesuatu dan tidak ada yang mustahil bagi Dia (Luk 1:37; Mrk 14:36). Mari kita berikan yang terbaik sehingga misi mulia dan besar ini terwujud dan nama Tuhan dipermuliakan di KDT. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati. Amin.

Pdt (Em) Ramles MS – Ketum PGTS. ( Kabar dari Bukit merupakan cuplikan refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan ).

 

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 September 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 18 September 2016)

 

Setia pada Perkara-Perkara Kecil

 

Dua buah postingan Lae Toman: "Menarik utk dikaji, dipelajari PGTS, suatu terobosan untuk kesejahteraan HKBP.... PGTS memiliki potensi sebagai buffer yang kuat kalau terjadi goncangan di KDT, karena mayoritas  sudah selesai dgn dirinya (harapan). Semoga (kita) bawa berkat dan pembawa damai." Postingan kawan lainnya, "PGTS mestinya bisa mengutilisasi asset HKBP...." Di lain postingan: PGTS bisa melakukan...ini....itu...." Membaca itu semua, ada rasa senang dan bahagia ternyata banyak yang melihat potensi besar yang PGTS miliki.

Firman Tuhan minggu ini dari Luk 16:1-13 berbicara tentang perumpamaan bendahara yang tidak jujur. Nas ini lumayan sulit ditafsirkan,  menyangkut penilaian hal baik dari orang jahat: bendahara dan penyewa tanah yang mau diajak kompromi. Tuan pemilik tanah sendiri sulit dikatagorikan apakah orang baik atau orang jahat, sebab ia juga membenarkan sikap bendahara yang cerdik bahkan licik.

Tetapi pesan pertama nas ini adalah semua yang kita terima baik harta, ilmu maupun kuasa adalah amanah belaka yang kita kelola sementara. Tidak ada milik kita abadi dan itu semua akan kita tinggalkan, bahkan segala sesuatunya itu nanti dinilai penggunaannya oleh Sang Pemilik yaitu Tuhan Yesus. Pesan kedua, apakah kita mendapatkannya dengan memanipulasi keadaan yang tidak berkenan kepadaNya?

Pesan ketiga: kita diuji melalui kesetiaan pada hal-hal yang kecil terlebih dahulu, sebelum pada hal  yang besar dan utama. Pengelolaan hal kecil adalah ujian karakter dan integritas yang kita miliki. Apakah kita memang orang yang setia dan layak dipercaya sehingga berhak atas sesuatu yang paling berharga nantinya, yakni harta sorgawi yang kekal, penghuni kemah abadi (band. Luk. 12:33).

Perkumpulan Gaja Toba harus berawal dan melewati itu. Mari kita peduli dan kelola serta setia pada hal-hal kecil dahulu. Sesuatu yang besar bersama kita, yakni nama ITB, Batak, dan terutama iman Kekristenan memberikan kita tujuan yang lebih besar yakni memuliakan Tuhan melalui KDT dan mengasihi sesama.

Perumpamaan dalam nas ini sama dengan pengelolaan uang mina, sehingga di akhirnya Tuhan berkata: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat. 25:21-23; band Luk. 19: 11-27). Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati kita semua. Amin.


Pdt (Em) Ramles MS – Ketum PGTS. (Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat).

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 24 guests and no members online

Login Form