Sunday, May 19, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 September 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 11 September 2016)

 

Sukacita karena Bertobat

 

Dia orang Batak. Marganya Hasugian. Ibunya boru Purba. Dia tidak mau bersalaman dengan keluarganya. Abangnya pun dibencinya. Tetapi ia tekun mencoba racikan kimia buatannya. Hingga suatu hari, di ibadah minggu gereja yang khusuk, tiba-tiba ia berlari menuju mimbar khotbah dengan ransel berisi bom, ingin diledakkannya. Gagal, bom tidak meledak. Puji Tuhan. Tapi ia mengambil kapak dan menuju Pastor di mimbar. Alllah Maha baik, kapak hanya kena menggores tangan Pastor Pandiangan.

Kita marah. Kesal. Atau merasa kasihan. Lantas ada yang bersungut-sungut: kok bisa-bisanya ya, dia orang Batak, tega berbuat begitu?

Firman Tuhan minggu ini dari Luk 15:1-10 berbicara tentang sukacita karena satu orang bertobat. Tuhan Yesus diceritakan senang berkumpul menerima orang-orang berdosa, seperti pemungut cukai dalam nas tersebut. Namun orang Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut melihat Yesus menerima mereka. Yesus menjawab dengan memberi perumpamaan tentang seekor domba yang hilang dari kumpulannya. Tetapi pemilik domba itu pergi mencari seekor yang hilang dan meninggalkan yang 99 ekor. Ia sangat bersukacita ketika yang seekor ditemukannya kembali.
Seorang Batak bukan Kristen secara umum adalah mereka yang hilang. Seperti Hasugian, kampungnya pun sekitar Pusuk Buhit Samosir yang dipercaya tempat pertama “orang Batak” bermukim. Lantas mengapa mereka hilang? Hilang dalam arti kata tercerabut dari akar sejarah iman kakek-neneknya yang umumnya mengenal dan percaya pada Tuhan Yesus.

Secara teologia seseorang hilang berarti menghujat Roh Kudus dan menolak keselamatan kekal dari Tuhan Yesus. Mungkin ada alasan tertentu yang bersifat pribadi, tetapi faktor utama karena pengalaman dan pemahaman iman Kristianinya tidak kuat. Artinya, dia tidak mengenal secara dekat Tuhan Yesus. Ia tidak memahami kasih Tuhan Yesus. Ia tidak mendapatkan kasih itu yang seharusnya kita-kita ikut memberikannya. Seperti domba yang tersesat hilang, mungkin terperosok masuk lobang, sehingga hanya orang lain yang bisa menyelamatkannya. Seekor domba hilang tidak bisa menemukan jalan pulang, seseorang harus menuntunnya. Itu adalah kita-kita semua.

Kita bisa bersungut-sungut. Menyebut dia salah dan sebagainya. Namun Alkitab mengajarkan agar kita jangan bersungut-sungut dan menggerutu (Flp 2:14).

Misi ketiga PGTS adalah Mengupayakan ketahanan budaya lokal yg kristiani di seluruh wilayah Kaldera Toba. Kita orang percaya diberi Amanat Agung untuk mengabarkan kasih Tuhan Yesus bagi "Hasugian" dan sesama. Kasih dari sorga itu kita curahkan sehingga tidak ada lagi yang terhilang. Malah, kita berharap ada yang bertobat, sehingga seperti dikatakan firmanNya, "akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."

Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

(Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat).

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 September 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 4 September 2016)

 

Memikul Salib dan Mengikut Dia

 

Sebuah diskusi kecil mencuilkan pertanyaan: seberapa besar sih pengaruh PGTS? Apa sih yang bisa dilakukannya? Apakah program yang sudah jalan saat ini sudah maksimal? Jangan-jangan macet di jalan. Atau, seperti pesan anak saya: “Pah, jangan nanti PGTS hanya hangat di depan saja, hangat-hangat....”

Firman Tuhan minggu ini dari Luk 15:25-33 berbicara tentang syarat mengikut Yesus. Kisahnya, suatu ketika orang banyak berduyun-duyun mengikut Dia, lantas Yesus menyampaikan dua pesanNya: pertama, mengikut Dia harus siap berkorban dengan memikul salib - bahkan bila perlu “membenci” keluarga; kedua, perlu berencana dalam hidup termasuk mengikut Dia dan melayaniNya.
Mengikut Yesus tidak selamanya mudah dan mulus. Sumbernya juga kelemahan kita, yakni sering terikat kepada sesuatu: keluarga, harta milik, kekuasaan, kedagingan, zona nyaman, “kemalasan”, yang membuat kita sulit melepaskannya. Namun, keluarga yang kita benci dalam konteks nas ini  hanya jika mereka melakukan hal yang tidak disukai Tuhan.

Pesan Yesus jelas: hubungan dan kesetiaan kepada Kristus haruslah di atas segalanya. Kasih dan pengabdian kepada sesama pun harus didasari pengabdian kepada Kristus. Semua dilakukan dengan sepenuh hati dan tidak ada kompromi dengan menyimpang dari nilai-nilai dasar kristiani.

Memikul salib adalah lambang kesediaan berkorban sebagaimana Yesus penuh luka memikul salib menuju Golgota, kesiapan dalam melepaskan kepentingan diri sendiri. Memikul salib berarti meningkatkan kepekaan akan adanya penderitaan orang lain, siap untuk berbagi, baik secara emosi, rohani maupun kebutuhan jasmani.

Yesus juga mengingatkan mengikut Dia perlu perencanaan yang kuat. Jangan setengah hati yang dapat membuat malu. Yesus mengibaratkan membangun menara (tempat penjaga kebun anggur yang dipakai untuk mengawasi kebun sehingga tidak ada pencuri), jangan sampai tidak selesai dan memalukan. Mengikut Tuhan Yesus berarti perlu dasar iman yang kokoh dengan pengharapan dan kasih. Kekuatan pikiran diri sendiri tidak akan mampu melawan tantangan dan godaan iblis dan dunia ini.

Membangun KDT harus didasari kasih pada Kristus. Bila berbeda kita akan kalah. Kita manusia digoda mudah berhenti atau jatuh oleh iblis dan dunia. Dengan Kristus, kita akan tetap kuat dan menuju kemenangan.

“Kehormatan dan kemuliaan” yang kita akan terima harus dilewati dengan memikul kuk, kesediaan berlelah dan terus berkorban, berbagi, sehingga kita tidak hangat-hangat di depan, tidak pula kuatir macet, karena dasarnya kasih yang semuanya demi kemuliaan Bapa di sorga. Keselamatan kita telah dibayar lunas oleh darah Yesus. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Pdt. Ramles MS – Ketum PGTS. (Kabar dari Bukit merupakan cuplikan laporan/refleksi Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan. Penulisnya akan bergantian dari Pengurus BPH, Dewan Pakar atau Penasehat).

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 30 guests and no members online

Login Form