Sunday, May 19, 2024

KABAR DARI BUKIT (Edisi 16 Oktober 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 16 Oktober 2016)

 

Tekun Berdoa

 

Dua foto itu sempat bikin heboh. Padahal hanya memperlihatkan sekelompok kecil orang berdoa. Mereka ini disebut Parmalim, sebuah kepercayaan tradisi asli Batak zaman baheula yang mencoba hidup kembali. Tanggapan pun berseliweran. Rame. Tapi yuppi, seperti biasa sebatas opini di WA. Puji Tuhan, tidak ada yang emosi, atau left. Bisa sedih hati kita.

Firman Tuhan hari minggu ini dari Luk 18:1-8 berbicara tentang ketekunan dalam berdoa. Gambaran yang diberikan melalui kisah seorang janda yang meminta-minta pertolongan kepada seorang hakim. Namun karena hakim itu tidak mau terus diganggu, maka ia mengabulkan permintaaan janda itu.

Janda ini contoh orang tidak berdaya (Kel 22:22-24; Yes 1:17) dan membutuhkan pertolongan. Ia terjepit, bahkan diperlakukan tidak adil. Ia terus meminta, tidak putus asa sebab sadar memiliki senjata yang ampuh yakni semangat dan ketekunan.

Kisah janda ini sama seperti Raja Hizkia yang telah ditetapkan untuk mati namun ketika raja itu memohon sambil terus menangis meratap ke dinding, akhirnya Allah memberi perpanjangan usia 15 tahun. Doanya dikabulkan. Kisah itu memberikan makna bahwa pikiran Allah dapat berubah karena doa manusia, meski faktor kebaikan Raja Hizkia adalah sebagai dasarnya (2Raj 20:1-11).

Kita semua berdoa. Bisa pendek atau seperti shopping list mau ke supermarket yg sering untuk kita semua. Allah bisa berkata tidak dengan alasan khusus, atau kadang mengulur pengabulan dengan pertimbangan yang sangat sempurna, seperti melihat keseriusan atau kesabaran kita.

Doa yang terus menerus dinaikkan juga bukanlah tanda kurangnya iman, tetapi justru memperlihatkan kegigihan orang beriman. Hal yang sebaliknya tidak dikehendaki oleh Allah adalah ketika kita tidak lagi meletakkan doa sebagai dasar segala hal, lebih percaya pada akal, kemampuan dan teknologi. Penghentian doa berarti meragukan limpahan kebaikan dan campur tangan kuasa Allah yang ajaib dalam menghadapi segala persoalan. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata, "janganlah jemu-jemu untuk berdoa".

Teruslah berbuat kebaikan. Teruslah meminta. Doa adalah benteng kita menghadapi iblis dan si jahat (Mat 6:13). Pray until something happen (PUSH). Sudahkah kita berdoa atas kekeringan di Samosir, pengungsi di Sinabung, kemiskinan di Toba? Percayalah, kalau bertekun dalam doa, kita akan dibenarkan hingga akhir zaman (ayat 8). Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Pdt (Em) Ramles MS – Ketum PGTS. ( Kabar dari Bukit merupakan cuplikan refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan ).

 

KABAR DARI BUKIT (Edisi 9 Oktober 2016)

KABAR DARI BUKIT (Edisi 9 Oktober 2016)

 

Iman dan Bersyukur

 

Sebetulnya itu ibukota kabupaten. Tapi serasa seperti desa besar karena bimbel bagus tak ada disana. Orangtua bermimpi putra-putrinya bisa masuk ITB bila ada bimbel itu. Maka ketika PGTS membukanya dengan gratis, sungguh itu bagai mujizat. Mereka bersyukur. Maka sederet wajah ceria manis bergaun tradisi menyambut, seperangkat peralatan musik gondang pun bertalu-talu diiring tarian. Respon dan pertanyaan orangtua pun matanya basah. Bahkan sebuah ulos sebagai tanda berkat diberikan. Kota Salak di atas bukit Pakpak Bharat menjadi sebuah kenangan bagi kami dengan Sekum. Sahat Berutu sebagai putra daerah yang ikut serta, saya kira juga merasakannya.

Dua minggu lalu firman Tuhan kita baca tentang iman yang menyelamatkan Lazarus, dan minggu lalu tentang iman yang memindahkan pohon. Minggu ini firman Tuhan dari Luk 17:11-19 berbicara tentang iman dan ungkapan rasa syukur. Kisahnya, ada sepuluh orang kusta menemui Yesus, tetapi berdiri agak jauh sesuai aturan penyakitnya (Im 13:45; Bil 5:2). Lantas mereka berteriak, “kasihanilah kami.” Yesus dengan kasih dan kuasaNya berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara di tengah jalan mereka menjadi tahir. Mujizat itu nyata. Tetapi sembilan orang tidak kembali, dan hanya satu yang kembali mengucap syukur kepadaNya. Itupun, dia orang Samaria!!!

Mengapa bukan sembilan orang Yahudi itu yang kembali? Semua ini karena kesombongan, mau menerima kebaikan Allah tetapi tidak merespons dengan ucapan syukur. Banyak orang bersikap seperti itu, yang beranggapan "nothing to do with God", gak ada urusan deh sama Tuhan. Semua adalah usaha sendiri.

Ucapan syukur adalah hutang yang perlu dibayar. Tuhan telah memakai PGTS dan GO sebagai alat mujizatNya. Mari kita bersyukur. Melalui rasa syukur dan terima kasih orang percaya menyadari kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. "Pujilah Dia dan jangan lupakan kebaikan-Nya" (Mzm 103:2).

Iman mempercayai sesuatu yang belum terjadi dan kelihatan. Banyak yang bisa kita lakukan di KDT. Ini kesempatan dan tantangan bagi PGTS. Mujizat datang dari (firman) Tuhan, tapi sering bekerja melalui manusia. Firman Tuhan juga berkata bahwa kita harus melakukan melebihi mereka yang tidak mengenal dan menerima kasih Tuhan Yesus (band. Mat 5:20, 47).

Tuhan Yesus memakai orang yang berjalan dengan iman dan mau rendah hati bersyukur, serta selalu rindu untuk dipakaiNya. Tetaplah bersyukur. Selamat hari Minggu dan beribadah. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Pdt (Em) Ramles MS – Ketum PGTS. ( Kabar dari Bukit merupakan cuplikan refleksi/laporan Pengurus PGTS kepada anggota melalui medsos yang dipadu dengan renungan firman Tuhan ).

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 15 guests and no members online

Login Form