Sunday, May 19, 2024

Kabar dari Bukit 17 Desember 2023

Kabar dari Bukit

 

 

ROH, JIWA DAN TUBUH TERPELIHARA (1Tes. 5:16-24)

 

 ”Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal” (1Tes. 5:16-18a)”

 

 

 

Semua orang tentu ingin senantiasa bersukacita. Namun jika diminta tetap berdoa, barangkali masih ada rasa enggan. Apalagi jika diminta mengucap syukur dalam segala hal, pastilah sulit pada situasi keinginan hati tidak terkabul. Tetapi itulah kata Alkitab, sabda Tuhan, sumber kebenaran. Maka perintah sesulit apapun diberi petunjuk, agar dapat dilakukan, bagi siapa saja.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu III Adven ini adalah 1Tes. 5:16-24. Nasihat agar “bersukacita, tetap berdoa, dan mengucap syukur” justru diberikan pada saat situasi di Tesalonika sedang sulit dan kesusahan. “... telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi” (1Tes. 3:4).

 

 

 

Untuk itu ada empat nasihat pada nas ini untuk diikuti. Pertama: “Janganlah padamkan Roh” (ay. 19). Artinya, jika kita ingin mampu melalui sesuatu yang sulit, maka jangan mengandalkan diri sendiri atau manusia. Hanya dengan kuasa Roh Tuhan kita mampu untuk mengatasi dan melewati ujian dan cobaan sekalipun yang berat. Kadang rasa sakit di tubuh dan jiwa muncul tidak tertahankan. Tapi tidak ada penderitaan yang tidak berakhir. Dengan iman dan pertolongan Roh, nyala dan kuasa-Nya, badai pasti berlalu.

 

 

 

Nasihat kedua yakni agar “janganlah anggap rendah nubuat-nubuat” (ay. 20). Yohanes Calvin menerjemahkan nubuat sebagai firman Tuhan yang dikhotbahkan, bukan hanya pada pengharapan gambaran sorga dan sukacita akhir zaman. Maka untuk kita dapat "bersukacita, tetap berdoa dan mengucap syukur", selalulah suka akan firman Tuhan. Mulailah hari-hari kita dengan membaca firman atau renungan dan berdoa. Pagi hari yang dimulai dengan firman dan doa, maka sepanjang hari kita akan bersama dengan Tuhan. Itu pastinya.

 

 

 

Petunjuk ketiga, agar “ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (ay. 21). Kita sering lalai bahwa respon yang terlalu cepat umumnya membawa masalah. Kecerobohan dan ketergesaan mengambil sikap dan keputusan, biasanya hasilnya petaka. Oleh karena itu perlu hikmat, kebijaksanaan, menguji sesuatu dengan nilai-nilai dasar yang baik. Berpegang pada nilai-nilai buruk seperti egoisme dan tidak mau susah, itu akan membuat situasi lebih runyam. Berdoa sebelum memutuskan sesuatu, akan menuntun turunnya campur tangan Tuhan.

 

 

 

Nasihat keempat, "jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan” (ay. 21-22). Mari kita periksa diri. Memegang yang baik dan jauh dari kejahatan itu sederhana, yakni tidak ingin melakukan sesuatu yang buruk dan tidak mau menyusahkan orang lain apalagi Tuhan kita. Jangan selalu menilai atas standar kebenaran diri sendiri, tapi minta kepada orang-orang yang layak memberi pandangan jernih dan alkitabiah. Jangan hanya meminta kepada orang yang mendukung sikap kita. Berani mengakui kesalahan, adalah perbuatan mulia. Kesalahan dan kegagalan yang berulang, tidak akan membuat kasih sayang Tuhan berkurang pada kita, selama kita mau mengakui dan ingin mengubahnya.

 

 

 

Menjalani hidup "senantiasa bersukacita, tetap berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal" sangatlah diminta terlebih menjelang tibanya natal. Dan "itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (ay. 18b). Apalagi buahnya indah yakni, “roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna” (ay. 23). Ada jaminan sebagaimana pada ayat terakhir, “Ia (Tuhan) yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”. Haleluya.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 9 guests and no members online

Login Form