Sunday, May 19, 2024

Khotbah Minggu Adven III 12 Desember 2021

 

Khotbah Minggu Adven Ketiga 12 Desember 2021

 

 

 

KAPAK DAN PENAMPI ITU SIAP BERAKSI (Luk. 3:7-18)

 

 

 

Bacaan lainnya menurut Leksionari: Zep. 3:14-20;Yes. 12:2-6; Flp. 4:4-7

 

 

 

Pendahuluan

 

Minggu ketiga adven bagaikan jembatan yang menghubungkan sebuah situasi peringatan akan datangnya akhir zaman yang maha dahsyat berupa penghukuman dan penderitaan (bagi yang belum siap, percaya dan taat kepada Yesus) menuju suatu sukacita pengharapan akan datangnya cahaya baru dalam kehidupan orang beriman melalui peringatan tentang peristiwa 2000 tahun yang lalu akan kasih Allah yang terjadi di Betlehem kota mungil di Yudea.

 

 

 

Selama dua minggu yang lalu kita diingatkan akan Yesus Kristus datang kedua kalinya untuk meminta pertanggungjawaban atas semua hal yang sudah kita lakukan dalam menjalankan amanah kehidupan ini. Peringatan akan bertobat dan berbalik agar hidup kita kembali sesuai dengan pesan Firman Tuhan yang sudah kita terima, karena seringkali terlupakan bahkan mengingkarinya, yang semua merupakan perbuatan iblis dan egoisme kita sendiri. Firman Tuhan dalam minggu ini yakni Luk 3:7-18 mengingatkan kita akan beberapa hal:

 

 

 

Pertama: Kita (bisa) menjadi keturunan ular beludak.

 

Alkitab mengatakan "karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm. 3:23; band. Mzm. 14:3). Maka ketika kita mulai senang dengan perbuatan dosa dan mengingkari akibatnya maka sebenarnya kita sudah menjadi keturunan ular beludak yang menipu Hawa di taman Eden (Kej. 3:1-4), yang mengakibatkan Hawa dan kita keturunannya menjadi jauh dari Allah.

 

 

 

Kehidupan manusia telah banyak tercemari dosa. Agama pun tidak dapat lagi menjamin seseorang hidup benar. Godaan iblis yang kuat dan kesombongan egoisme manusia menjadikan perlunya penyadaran melalui pemaknaan kembali kehidupan beragama dan beriman. Datangnya kesadaran dan kepulihan iman inilah pertobatan itu. Godaan iblis itu tidak dibatasi kepada pemungut cukai atau para prajurit yang digambarkan dalam nats ini, tetapi apapun profesi kita, memiliki potensi dan ancaman untuk dijerat oleh iblis penggoda itu.

 

 

 

Pertobatan merupakan dua sisi dari sebuah koin. Di satu sisi pertobatan datang dari campur tangan Allah yang pada dasarnya mengasihi manusia tetapi telah melanggar perjanjian anugerah. Kadang kita ini lupa dan tidak sadar atau kesulitan untuk keluar dari jerat cengkeraman iblis, sehingga kuasa dosa semakin kuat dan kita manusia dibuat tidak berdaya lagi. Di satu sisi lain pertobatan juga adalah kesadaran akan perbuatan dosa itu sehingga timbul penyesalan yang dalam. Itulah misteri proses dua arah pertobatan. Namun kita menyadari dan bersedia ditegur dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Proses pertobatan ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi dapat merupakan proses yang terus menerus dan disinilah peran gereja dan hamba Tuhan untuk mengingatkan jemaatnya untuk kembali dan untuk bertobat.

 

 

 

Tuhan Yesus melalui hamba dan gerejaNya tidak menginginkan anak-anakNya menjadi keturunan ular beludak sebagaimana disebutkan oleh Yohanes Pembaptis.

 

 

 

Kedua: Pertobatan menghasilkan buah

 

Rasul Lukas sangat menekankan pentingnya memperhatikan kaum miskin dan papa. Mungkin karena ia seorang  dokter/tabib yang kerap berhubungan dengan mereka yang berkekurangan termasuk mereka yang sakit dan memerlukan pertolongan. Oleh karena itu sejak diawal tulisannya ia sudah melaporkan nyanyian Maria tentang mereka yang miskin dan kelaparan (Luk. 1:53). Hal itulah juga yang ditekankan oleh Yohanes Pembaptis bahwa bagi kita yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus yang sudah menyelamatkan kita, maka buah dari pertobatan itu haruslah terlihat dengan kepedulian kepada kaum miskin dan orang sakit yang membutuhkan kasih itu. Intinya adalah peduli dan sikap kasih kepada sesama.

 

 

 

Tanda pertobatan yang dilakukan melalui baptisan air yang didasari oleh kesadaran iman (dogmatis) tidak cukup berhenti pada seremoni saja. Perubahan yang terjadi itu harus berbuah nyata dan itulah bukti adanya pertobatan. Pertanda jasmani dengan baptisan air harus dibuktikan dengan baptisan Roh yang melambangkan bahwa Allah hadir dalam pribadi yang sudah bertobat dan berbuah tersebut. Di sini tidak dimaksudkan bahwa memiliki dua buah baju akan berdosa, meski kita tahu masih banyak yang berkekurangan. Namun yang dimaksudkan adalah pentingnya kepedulian kita kepada mereka yang sangat membutuhkan. Misalnya, ketika terjadi banjir atau bencana alam, banyak yang memerlukan pakaian, maka pada saat itulah kita memperlihatkan kepedulian kepada mereka.

 

 

 

Rasul Paulus berkata bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu” (Kis. 26:20). Ini juga yang disampaikan pada kitab Filipi yang menyampaikan “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat (Flp. 4:5).

 

 

 

Ketiga: Penghukuman akan datang kalau tidak berbuah

 

Tidak berguna kesombongan karena kita sudah menjadi anak-anak Allah sehingga dibebaskan dari pertanggungjawaban. Israel sebagai bangsa pilihan Allah juga harus mengalami penderitaan yang demikian besar karena dosa-dosa mereka.  Allah dapat mengubah dengan seketika status kita ketika kita melakukan hal yang murtad dan mendukakan hati Allah. Ini yang diungkapkan firman tersebut mengubah batu menjadi keturunan Abraham.

 

 

 

Disini tidak berlaku pengecualian. Apakah ayah kita seorang pendeta atau istri-suami kita seorang pejabat gereja, itu tidak berlaku menjadi pengecualian untuk jauh dari penghakiman. Semua orang harus berdiri bertanggungjawab atas perbuatannya. Demikian juga apabila kita anak seorang pejabat tinggi, penguasa Negara tetap tidak ada pengecualian. Semua tunduk pada posisi yang sama di hadapan Tuhan Yesus: mempertanggungjawabkan semua perjalanan dan pilihan perbuatannya.

 

 

 

Kapak sudah tersedia dalam arti kata akhir zaman atau titik penghakiman itu bisa saja terjadi setiap saat. Kapak itu yang akan memisahkan kita dari hidup kekal bersama Allah, seperti memisahkan ranting dari pohonnya. Petugas pajak dan pejabat yang diberikan contoh pada nats ini seperti pemungut cukai dan prajurit adalah contoh yang dengan mudah melencengkan jabatannya untuk menyenangkan diri sendiri dan bukan menyenangkan hati Allah. Menaikkan pajak atau mengatur untuk kepentingan sendiri atau memeras, menindas atau mengancam dengan hukuman adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Tetapi petugas pajak pun dapat bertobat seperti diperlihatkan pada Luk. 18:13.

 

 

 

Gambaran orang berdosa yang masuk penghukuman itu seperti debu jerami yang siap dibakar (band. Mzm 1:4). Artinya mereka yang tersisih dari hasil tampian akan dibakar dan menderita dalam penghakiman. Alat penampi  untuk memisahkan jerami dengan debu sudah siap dikebutkan untuk memilih siapa yang akan masuk dalam kerajaan Allah yang kekal itu. Alat penampi adalah alat semacam anyaman yang dipakai untuk melemparkan gandum ke atas sehingga angin akan meniup debu sekamnya dan biji gandum akan terseleksi jatuh kebawah, merupakan kiasan bahwa seleksi atas orang percaya terus berlangsung. Ini juga merupakan jawaban ungkapan atas “banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih” (Mat. 22: 1-14).

 

 

 

Keempat: Penegasan akan Yesus adalah Sang Raja yang dinantikan

 

Mesias adalah jabatan yang berarti Yang Diurapi. Ini pemberian nama atau gelar bagi seorang Raja. Peringatan akan lahirnya Juruselamat merupakan sukacita bagi kita bersama. Sukacita di dalam hati seorang bukan hanya tanggapan bersifat alamiah, tetapi juga dapat bersifat adikodrati sebagai akibat dari tindakan penebusan Allah yang terjadi di dalam hidup kita.

 

 

 

Kitab Zepanya dan Yesaya memberikan gambaran sukacita yang akan kita alami karena Dia yang datang itu menawarkan pengampunan dan tidak akan menghukum lagi karena dosa-dosa kita (Zep. 3:15). Dengan Yesus sebagai Tuhan kita maka musuh sudah dikalahkan dan kita dibebaskan dari jerat perbudakan kepada Iblis dan dosa. Kita merupakan sasaran kasih Allah dan pertolonganNya yang besar selalu hadir sepanjang hidup kita (Zep. 3:17). Janji pemulihan setelah pertobatan diberikan kepada kita yang rindu akan kasihNya (Zep. 3:18-20).

 

 

 

Oleh karena itulah kitab Flp. 4:6 yang merupakan bacaan lain menyebutkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah  dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Kita harus terus berdoa untuk menantikan di dalam iman dan pengharapan akan kedatangan kembali Tuhan Yesus sebagaimana 2000 tahun lalu, dan pada saat itu kita umat Allah akan memuji Dia dan akan menyanyikan nyanyian sukacita kemenangan kita.

 

 

 

Kesimpulan

 

Firman Tuhan pada minggu ketiga adven ini menjembatani kita akan perubahan peringatan tentang angkara murka Allah melalui penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada saat Dia datang untuk kedua kalinya dengan pengharapan sukacita akan kasih Allah sebagaimana yang sudah terjadi pada 2000 tahun lalu di Betlehem. Kita terus diingatkan bahwa melalui dosa yang kita lakukan maka kita sudah menjadi keturunan ular beludak. Baptisan yang kita lakukan untuk menjadi anak-anakNya tidak menjadi jaminan bahwa kita diselamatkan apabila kita tidak melakukan pertobatan yang terus menerus dan berbuah banyak dan lebat yang memperlihatkan kita adalah anak-anakNya.

 

 

 

Kalau tidak terjadi perubahan dan menghasilkan buah tersebut maka penghukuman tetap akan datang. Kapak Allah selalu siap untuk memutuskan ranting yang kering terputus dari pohonnya. Penampi sudah siap dikibaskan untuk melihat dan menseleksi siapa yang layak diselamatkan sampai ke akhir zaman. Namun kasih Allah melalui Yesus yang sudah datang 2000 tahun lalu terbuka kepada siapa saja yang mau menyambutNya dan bertobat serta bersedia berbuah kepada mereka yang mendambakannya. Sukacita kita melalui kasih Yesus haruslah kita sebarkan dan berikan juga kepada banyak orang sehingga semakin banyak yang diselamatkan.

 

 

 

Tuhan Yesus menyertai kita, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 24 guests and no members online

Login Form