Friday, May 02, 2025

2025

Khotbah (3) Minggu IV Prapaskah 30 Maret 2025

Khotbah (3) Minggu IV Prapaskah 30 Maret 2025

 

 DIBARUKAN UNTUK PERDAMAIAN (2Kor. 5:16-21)

 

 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2Kor. 5:17).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita pada Minggu IV Pra-Paskah ini diambil dari 2Kor 5:16-21. Nas ini  merupakan bagian kedua dari perikop Pelayanan untuk pendamaian. Bagian pertama berbicara tentang pentingnya penguasaan diri dalam melakukam sesuatu dan pesannya: "mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (ayat 15). Jadi, sejatinya, mesti ada perubahan orientasi dan cara pandang baru ketika seseorang menerima Kristus dalam hidupnya.

 

 

 

Perubahan baru tersebut yakni melihat segala sesuatu bukan lagi dengan ukuran manusia (ayat 16), yang disebut suka puji-pujian, dan "bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah" (ayat 12). Manusia baru yang sudah hidup di dalam Kristus selalu berporos melihat pengorbanan Kristus, sebab jalan yang diambil oleh Allah (Bapa) dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, dengan tidak memperhitungkan pelanggaran yang telah kita lakukan di masa lalu (Rm. 4:7-8).

 

 

 

Tujuan mendamaikan itu agar kita tidak memiliki rasa kuatir dan tidak menjadi seteru Allah. Kuasa dosa dilumpuhkan, dan bagi yang percaya dan taat, hidupnya kembali sesuai dengan rencana Allah yang indah, "diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef. 4:24). Ajakannya menyejukkan: "berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (ayat 20b-21). Hebat. Dahsyat.

 

 

 

Dengan adanya perdamaian itu, maka kita pun haruslah bersedia diminta menjadi utusan-utusan perdamaian Allah bagi setiap orang. Mereka adalah milik Kristus dan kita berkorban bagi semua. Artinya, manusia (baru) dalam Kristus, tidak boleh memiliki musuh seperti saat Saulus memusuhi Kristus, tidak ada lagi menyakiti hati orang lain, marah yang berkepanjangan; sebaliknya justru selalu jadi pembawa damai, dan ini sejalan dengan khotbah-Nya dari bukit: "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9).

 

 

 

Pada Masa Pra-Paskah kita diingatkan untuk terus berubah, setiap hari menjadi lebih baru dan lebih baik, bukan saja untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk sesama sebagai duta perdamaian Allah. Nilai-nilai dan standar hidup kembali kepada tujuan manusia di dunia ini, yakni menjalankan misi sorgawi dan terus berupaya agar dirinya dan semua orang kembali ke sorga dan bukan ke neraka. Manusia yang terus dibarui, bertumbuh untuk menjadi serupa dengan Kristus (2Kor. 3:18; band. Kol. 3:10). Perlu kehati-hatian, sebab, bagi yang mengatakan tidak bisa, pasti tidak bisa; tetapi bagi kita yang mengatakan bisa dan bertekun, Roh Allah pasti terus menjaga dan menyertai. Hosiana....

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Kabar dari Bukit, Minggu 23 Maret 2025

Kabar dari Bukit

 

 RINDU HADIRAT TUHAN (Mzm. 63:1-8)

 

 ”Ya Allah, Engkaulah Allahku, pagi-pagi aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku letih merindukan Engkau” (Mzm 63:2a TB2)

 

 

 

Seperti rusa yang haus/Rindu aliran sungai-Mu/Hatiku tak tahan menunggu-Mu

 

Bagai padang gersang/Menanti datangnya hujan/Begitu pun jiwaku, Tuhan....

 

 

 

Saya dan mungkin banyak orang sering terbawa suasana sentimental tatkala menyanyikan pujian di atas, sama seperti lagu di bawah yang keduanya diinspirasi dari Mazmur 42 tentang kerinduan akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

 

 

 

S’perti rusa rindu sungai-Mu/Jiwaku rindu Engkau/Kaulah Tuhan hasrat hatiku/Kurindu menyembah-Mu .... Yesus, Yesus Kau segalanya bagiku....

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Mzm. 63:1-8. Seperti Mzm. 42, Mazmur ini juga berbicara tentang kerinduan Daud akan hadirat Tuhan dalam situasinya yang sulit tatkala dikejar-kejar oleh Raja Saul yang ingin membunuhnya. Memang ada beberapa Mazmur yang dituliskan oleh Raja Daud tentang kerinduan yang sama, Mzm. 27:4 tentang dambaan "tinggal di Rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya" (bdk. Mzm. 84:1-2; 1Sam. 23:14-16; 2Sam. 6:14-15).

 

 

 

Perasaan rindu tentu saja datang bila memiliki pengalaman yang menyenangkan dan indah mengenangkan. Jika pengalaman bersama malah sebaliknya, membuatnya tanpa kesan apalagi menimbulkan rasa tidak suka dan sakit hati, kerinduan tidak akan muncul. Oleh karena itu nasihat bagus ialah membuat setiap momen kebersamaan dalam hidup menjadi sesuatu yang istimewa dan indah, apalagi hal itu dengan orang-orang terdekat dan tercinta. Jangan merusaknya!

 

 

 

Kerinduan Raja Daud  bukan hanya saat situasi sulit meminta pertolongan. Jangan seperti yang dikatakan orang, justru di rumah sakit tempat paling banyak doa-doa dinaikkan dan lebih sungguh-sungguh. Raja Daud juga mengekspresikan kerinduannya pada situasi sukacita atas datangnya berkat dan sukacita, seperti Mzm. 16:8-11; 21:1-2. Bahkan pada nas minggu ini dikatakan, Daud rindu hadirat Tuhan karena ingin memandang dan melihat kekuatan dan kemuliaan-Nya, memegahkan dan memuji-Nya seumur hidupnya (ay. 3-5).

 

 

 

Tentu bagi kita yang merasa belum memiliki hubungan dekat dengan Tuhan, perlu membuka mata hati dahulu akan kebesaran dan Maha kuasa-Nya dan mengakui keterbatasan manusia dalam menghadapi (segala) masalah dalam kehidupan. Kerendahan hati akan membangun hubungan yang erat dan intim dengan-Nya. Ekspresikan kerinduan kita melalui doa atau pujian akan hadirat Tuhan dalam hidup kita, baik dalam suka maupun duka, saat berkat dan kehilangan, kiranya Tuhan akan hadir dan Tuhan memberi kelepasan dan kepuasan (Mat. 11:28-30; Mzm. 55:2; Flp. 4:6-7).

 

 

 

Tuhan selalu menjawab kerinduan anak-anaknya sebagaimana Ia menjawab Daud. Ada banyak cara Tuhan menjawabnya, yakni melalui penglihatan dan mimpi (1Sam. 23:11, 2Sam. 7:4-17), pesan melalui hamba-Nya tentang kehendak-Nya (1 Sam. 28:6, 2Sam. 7:1-17), tanda-tanda kehadiran-Nya (1Sam. 17:45-47, 2Sam. 6:12-15) dan tentunya lewat pengalaman pribadi sebagaimana Daud selamat dari tangan jahat Saul (1Sam. 23:14-16).

 

 

 

Mari kita lebih dekat dengan-Nya dan tidak perlu khawatir. Tuhan Mahaadil dan setia (Mzm. 145:17, 1Yoh. 1:9), Ia mendengar doa semua orang (Mzm. 65:2, 1Pet. 3:12) dan selalu memberikan jawaban tepat di saat yang tepat (Mzm. 138:8, Yer. 29:11). Hanya untuk itu diperlukan iman dan ketaatan (Ibr. 11:6, Mrk. 11:22-24), persekutuan, doa yang tulus dan sungguh-sungguh (Mzm. 51:17, 1Pet. 3:12), menjadikan Dia naungan dan andalan pertolongan, serta jiwa kita melekat kepada-Nya (ay. 7-8). Terakhir, berupayalah menjalani kehidupan yang seturut dengan firman-Nya. Nyatakan: Yesus, Yesus, Kau segalanya bagiku...! Sulit? Yah, gampang jika sudah dimulai.

 

Selamat hari Minggu.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah (2) Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

Khotbah (2) Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

 

 KESEMPATAN KEDUA (Yes. 55:1-9)

 

 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yes. 55: 8)

 

 

 

Mengapa bangsa Israel disebut sebagai umat pilihan Allah?

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini dari Yes. 55:1-9, menjelaskan hal tersebut. “Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kau kenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, ….” (ay. 4-5).

 

 

 

Bangsa Israel ditetapkan Allah menjadi model sebuah komunitas dan bangsa, yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi. Tetapi mereka gagal sebagai teladan, gagal mengikuti pola hidup yang ditetapkan. Allah pun turun ke bumi, agar semua manusia diselamatkan, bukan hanya di Yerusalem, Yudea dan Samaria, tetapi juga sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

 

 

 

Nas minggu ini menuliskan, manusia sering melakukan hal yang sia-sia. “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” (ay. 2). Kesalahan ini membuat manusia terus haus dan lapar (ay. 1). Ayat ini menegaskan, keselamatan hanyalah anugerah Tuhan melalui iman, bukan karena perbuatan baik dan kehebatan pribadi (band. Ef. 2:8-9). Tetapi, itulah manusia dengan kelemahannya. Dengan rayuan si jahat, kita pun sering jatuh. Padahal, Tuhan Yesus berkata: “Akulah roti hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa datang kepadaku ia tidak akan haus lagi” (Yoh. 6:35). Ingatlah itu.

 

 

 

Firman-Nya membuka undangan dan kesempatan kedua. “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!" (ay. 3). Itulah penawaran Tuhan yang baik, menyediakan pengampunan. Bila kita ikut jalan-Nya, maka “kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat” (ay. 2b). Woow, enak banget …!

 

 

 

Manusia hendaknya tidak berpikir: nanti saja, jangan saat ini, lagi sibuk, banyak persoalan. Firman minggu ini menegaskan, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (ay. 7a). Artinya, jangan menunda. Bila terus merasakan ada yang tidak beres dan tidak benar dalam hidup keseharian kita, susah tidur dan banyak persoalan, mari mencari Tuhan. Pembebasan dan keselamatan tersedia pada Tuhan Yesus. Perlu diingat, pertobatan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perlu komitmen, keseriusan, dan latihan jatuh bangun. Oleh karena itu, jangan menunda!

 

 

 

Carilah Tuhan, dengan rajin membaca firman-Nya, rajin bersekutu dan berdoa, rajin menolong dan melakukan perbuatan baik bagi yang membutuhkan, dan tidak bermotivasi imbalan. Kita pasti menemukan Dia. Ingatlah, sumber kehidupan dan pusat perhatian kita hanyalah Tuhan Yesus. “Baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (ay. 7b).

 

 

 

"Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin" (Pkh. 1:14). Jangan lagi melakukan kesia-siaan, jangan lagi mengandalkan pikiran. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (ay. 8-9). Maka, datang dan mendekatlah, ikutlah Dia.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 Tuhan Yesus memberkati, amin

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

Khotbah Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

 

 ADAKAH KESEMPATAN KEDUA? (Luk 13:1-9)

 

 Bacaan lainnya menurut Leksionari: Yes 55:1-9; Mzm 63:1-8; 1Kor 10:1-13

 

 

Pendahuluan

 

Nats ini diawali dua kisah yang tidak pasti detailnya, yakni: pertama, tentang pembunuhan orang Galilea yang darahnya dicampur oleh Pilatus dengan darah korban persembahan (ada kemungkinan pembunuhannya dilakukan dalam Bait Allah sehingga disebut dicampur); kedua, detail cerita kematian 18 orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam. Sumber permasalahan kejadian ini menurut para ahli teologi, saat itu Pilatus berencana membangun saluran penyediaan air yang membutuhkan dana dan daya yang sangat besar. Pilatus menginginkan agar uang persembahan yang dibawa ke Bait Allah dipakai untuk dana pembangunan saluran air tersebut. Demikian juga diduga ada pekerja yang ikut membangun menara dan oleh karena sesuatu hal menara itu rubuh menimpa ke-18 orang tersebut. Tuhan Yesus mengambil dua kisah tersebut sebagai dasar untuk mencela umat Israel pada saat itu.

 

 

Melalui nats Firman Tuhan minggu ini, kita diberi beberapa pengetahuan dan hikmat sebagai berikut.

 

 

 

Pertama: Penghukuman adalah hak Allah (ayat 1-2)

 

Orang-orang Galilea yang terkenal fanatik dan keras berusaha menentang kebijakan Pilatus tersebut sehingga menimbulkan protes mungkin dengan demonstrasi. Pilatus yang terkenal keras dan sadis tidak mau mengambil resiko dan gangguan membantai mereka sehingga darahnya dicampur (atau tercampur) dengan persembahan yang diberikan pihak lain ke dalam Bait Allah. Kebijakan keras Pilatus ini mungkin untuk memperlihatkan kepada kelompok lain agar tidak melakukan gangguan-gangguan ketertiban. Sementara robohnya menara yang mengakibatkan meninggalnya 18 diduga karena mereka bekerja membantu Pilatus dan hal ini banyak yang tidak menyukainya. Kedua cara mereka meninggal ini yang menjadi bahan pengajaran Tuhan Yesus.

 

 

 

Jalan pikiran manusia biasanya menghubungkan dan berkesimpulan bahwa cara penderitaan menjelang kematian yang lebih berat, maka dosanya di dunia lebih besar. Seseorang yang mati dengan sakit yang berkepanjangan kadangkala dikatakan karena dosanya banyak dan itu penghukuman Allah. Melalui dua kisah diatas, Tuhan Yesus menekankan bahwa penderitaan dan kematian yang dialami oleh orang-orang Galilea dan 18 orang tersebut memang semua karena dosa. Tetapi apa yang ditekankan Tuhan Yesus adalah dosa orang Galilea yang dibunuh secara sadis tidak lebih besar dosanya dibandingkan dengan yang mati tertimpa menara. Artinya, manusia tidak bisa memahami dan menyimpulkan cara kematian seseorang atau sekelompok orang dan menghubungkannya dengan banyak-tidaknya dosa-dosa yang dilakukannya. Semua adalah hak dan kewenangan Allah untuk menentukan cara mati seseorang dan juga kaitannya dengan bentuk dan jenis hukuman yang diterimanya kelak. Allah berhak menetapkan penghukuman dan Allah berhak pula untuk memberi pengampunan. Apa yang disebut penderitaan dan penghukuman dalam mata manusia melalui peristiwa cara mati seseorang, belum tentu sejalan dan sama dengan pikiran dan hikmat Allah.

 

 

 

Oleh karena itu seseorang yang sakit berkepanjangan sebelum dipanggil Tuhan, atau meninggal dengan cara yang tragis, tidak dapat kita katakan karena dosanya terlalu banyak. Demikian juga seseorang yang matinya tampak "mudah", belum tentu karena dosanya ringan. Hal yang sama apabila terjadi bencana alam atau sejenisnya dalam suatu daerah atau kelompok masyarakat, maka kita tidak dapat katakan itu adalah penghukuman Allah bagi mereka semua. Pola pikir seperti ini harus kita jauhkan. Allah memiliki hikmat sendiri dalam menetapkan segala sesuatunya dan kita percaya Allah kita adalah Allah yang Maha Bijaksana, Maha Adil dan Maha Benar.

 

 

 

Kedua: Bebas hukuman bagi yang bertobat (ayat 3-5)

 

Hal yang ingin ditekankan Tuhan Yesus dari kedua peristiwa tersebut adalah perlunya pertobatan untuk bebas dari dosa dan penghukuman. Kalau tidak ada pertobatan maka penghukuman menanti dan dapat seperti nasib orang-orang Galilea atau yang tertimpa menara tersebut. Penderitaan dan kematian jelas merupakan buah dari dosa. Namun ada penderitaan yang datang bukan dari kehendaknya, bukan pula karena dosa dan kesalahannya. Kisah anak lahir dalam keadaan buta mengajari kita demikian karena bukan karena dosanya maupun dosa orang tuanya (Yoh 9:1-3). Demikian pula dengan penderitaan para nabi dan para rasul yang dialami demi menyampaikan kebenaran firman Allah, tentu bukan karena dosa mereka banyak. Para hamba Tuhan saat ini juga masih mengalami hal itu di beberapa wilayah bumi ini.

 

 

 

Ini tentu berbeda. Namun, yang pasti semua ada dalam sepengetahuan dan hikmat Allah. Kesalahan dan dosa seseorang secara prinsip penghukumannya akan ditanggung oleh orang tersebut. Kesalahan beberapa orang atau kelompok, sebenarnya penghukuman dan penderitaannya hanya ditanggung oleh kelompok itu. Namun dalam beberapa kejadian, bisa saja dosa kelompok tersebut mengakibatkan adanya "penderitaan" pihak lain yang tidak ikut (banyak) berdosa. Ini bisa kita lihat seperti dalam peristiwa bencana alam, kecelakaan massal, peperangan dan sebagainya. Mereka mungkin hanya menjadi "korban". Yang perlu kita ingat bahwa Tuhan memahami semua itu dan akan memperhitungkan semuanya dalam kekekalan.

 

 

 

Tuhan membenci dan merasa jijik dengan dosa. Dengan dasar keadilan, Tuhan akan menghukum setimpal dengan perbuatan dosanya, dan ujung penghukuman itu adalah kematian selama-lamanya. Ini pentingnya pertobatan. Tuhan Yesus mengatakan, mereka semua akan binasa kalau tidak bertobat. Pengutaraan dua kisah ini mungkin juga ada hubungannya dengan rencana Tuhan untuk menghukum Israel dan umat Yahudi yakni hancurnya kota Yerusalem beberapa tahun kemudian (lihat khotbah minggu lalu). Pesan Tuhan Yesus kepada bangsa Yahudi menjadi jelas agar mereka berpaling dan dengan cara itu mereka mendapatkan belas kasihan dan anugerah Allah. Pertobatan adalah pintu bagi datangnya anugerah kebaikan Allah.

 

 

 

Ketiga: Kita dituntut untuk berbuah (ayat 6-7)

 

Tuhan Yesus kemudian memberi perumpamaan tentang sebuah pohon ara. Sebagaimana kita ketahui, biasanya di masa itu pohon ara ditanam di antara kebun anggur, sehingga akarnya secara tidak langsung mengambil "jatah" pokok anggur itu. Oleh karena itu pohon ara ini sangat diharapkan buahnya oleh pemilik kebun, yang biasanya mulai berbuah setelah 3 - 4 tahun. Namun pohon yang diceritakan Tuhan Yesus itu ternyata tidak berbuah. Pemilik kebun mengatakan lebih baik pohon itu ditebang sebab tidak memberi hasil. Sebagai pemilik tentu ia wajar bersikap demikian, sebab setiap usaha atau investasi wajar diharapkan memberi buah dan manfaat. Namun pengurus kebun meminta kepada pemilik kebun untuk memberi kesempatan setahun lagi, dan kalau tetap tidak berbuah, maka pohon itu dapat ditebang. Pengurus kebun berjanji untuk merawat dan memberi pupuk atas pohon ara tersebut.

 

 

 

Prinsip ini juga akan dipakaikan kepada kita. Pertobatan dalam poin kedua di atas tidak berhenti disitu saja. Tuhan sebagai Pemilik hidup juga meminta kita untuk berbuah dan memberi manfaat bagi Sang Pemilik. Allah berhak atas buah perbuatan kita karena kita ini milik-Nya. Melalui pertobatan kita dapat berhenti berbuat kejahatan dan melukai hati Allah, tetapi menurut Alkitab, dosa terjadi tidak hanya karena tidak berbuat kejahatan, melainkan juga karena tidak berbuat kebaikan padahal kita seharusnya mampu dan berkesempatan: "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa" (Yak 4:17). Kitab Yesaya 55 yang merupakan bacaan lain dalam minggu ini juga mengingatkan agar kita memanfaatkan apa yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai berkat. Kita harus pakai berkat unuk kebaikan sesama. Pengunaan yang tidak sejalan dengan maksud Tuhan akan mengecewakan-Nya.

 

 

 

Ada yang menafsirkan pohon ara sebagai umat Israel saja. Tetapi perumpamaan ini tidak hanya berlaku bagi umat Israel atau pendengarnya saat itu, melainkan berlaku bagi siapa saja dan bagi kita semua orang percaya. Bertobat dan berbuah. Maka usahakanlah diri kita untuk berbuah agar tidak ditebang. Usahakan diri kita agar tidak dipotong-potong dan dibuang serta dibakar seperti perumpamaan pokok anggur (Yoh 15:1-6; band. Yes 5:1-4). Kita harus menyadari itu dan melakukannya.

 

 

 

Hal yang menarik lainnya adalah pengurus kebun. Siapakah pengurus kebun ini? Sebab tugas pengurus kebun adalah menjaga dan merawat pohon dikebunnya. Maka pengurus kebun dalam hal ini kehidupan seseorang, dapat sebagai orang tua, guru, hamba Tuhan dan lainnya, yang seharusnya terus menerus memelihara dan memupuk umat agar semakin berbuah dan berbuah banyak bagi pemilik kehidupan ini, yakni Tuhan Yesus Kristus. Secara prinsip mereka yang tidak bertobat atau "bertobat" tetapi tidak berbuah (ingat ayat yang mengatakan dari buahnyalah kita tahu apakah orang itu bertobat atau tidak), maka mereka akan dihukum dan ditebang. Ini tanggungjawab kita semua.

 

 

 

Keempat: Tuhan memberi kesempatan kedua (ayat 8-9)

 

Pengurus kebun dalam hal ini ikut bertanggungjawab secara langsung atas kehidupan moral dan spiritual diri seseorang. Merekalah yang seharusnya merawat, menyiram dan memupuk agar orang tersebut bisa berbuah bahkan lebat. Orang tua bertanggungjawab untuk membekali dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berkenan kepada Tuhan. Demikian juga keluarga dekat ikut bertanggung jawab. Para guru diminta menanamkan nilai-nilai kebaikan melalui keteladanan dan pengajaran. Hamba Tuhan juga harus terus menerus memberikan bimbingan dan petunjuk kepada umat untuk berbuah dan terus menyenangkan hati Allah sebagai Pemilik.

 

 

 

Tetapi tanggung jawab ini secara otomatis juga memberi keistimewaan bagi mereka untuk meminta khusus kepada Tuhan. Orangtua, keluarga dekat, guru, atau Hamba Tuhan, melalui ayat ini dapat berdoa dan memohon agar Allah memberi kesempatan baru kepada seseorang untuk dapat bertobat dan berbuah. Ini tentu di samping doa pribadi orang tersebut untuk memohon. Orangtua dapat berdoa bagi anaknya. Guru dapat berdoa bagi muridnya. Hamba Tuhan dapat berdoa bagi jemaat-Nya. Mereka adalah pengurus pohon itu, mereka adalah pengurus seseorang (dan umat) itu agar tidak langsung ditebang oleh Pemilik pohon. Meski kita harus sadari, semua doa dan permohonan itu tergantung kehendak-Nya yakni Tuhan kita Yesus Kristus. Manusia hanya meminta, tetapi seperti pengurus kebun yang meminta pohon ara diberi 1 tahun untuk kesempatan berbuah, dan Tuhan Yesus mengabulkannya.

 

 

 

Nats minggu ini mengingatkan kita, bahwa Allah yang Mahabaik itu dapat memberi kesempatan kedua. Allah dapat memberi waktu lagi atas dasar doa dan permintaan orang tersebut dan dari mereka yang mengurus dan memelihara kehidupan rohaninya. Tetapi kesempatan kedua dengan 1 tahun dari nats ini mungkin merupakan kesempatan terakhir, yang harus dipergunakan sebaik-baiknya. Sebab, kalau tidak, maka hukuman Allah berupa kapak sudah siap menanti. Memang, ada saatnya kasih karunia Allah dapat ditarik dan orang yang tidak mau bertobat akan dihukum tanpa belas kasihan (bd. Luk 20:16; 21:20-24).

 

 

 

Maka, tanyalah diri kita, periksa, apakah sudah berbuah? Mari kita renungkan dan ambil kesempatan itu. Siapa tahu, ini adalah kesempatan kedua dan kesempatan terakhir bagi kita sekalian.

 

 

 

Kesimpulan

 

Minggu ketiga pra-paskah ini kita diberi pengajaran yang sangat baik tentang hak Allah untuk memberi hukuman bagi yang tidak bertobat dan berbuah. Allah yang memiliki kehidupan maka Allah berhak atas buah dari kehidupan yang kita jalani. Nats minggu ini juga mengajarkan agar kita tidak menghakimi cara kematian seseorang, sebab Allah yang Maha Tahu dan Maha Bijak. Bagi kita yang penting adalah kembali ke jalan Allah dan memberi yang terbaik bagi Dia. Mungkin kita masih ada yang belum setia dan memberi buah, maka Allah yang Maha Pengasih itu dapat memberi kesempatan kedua bagi seseorang. Pergunakanlah kesempatan itu, sebab siapa tahu, ini adalah kesempatan terakhir.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah (3) Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

Khotbah (3) Minggu III Prapaskah 23 Maret 2025

 

 ISRAEL DAN PERINGATAN (1Kor. 10:1-13)

 

 

Firman Tuhan bagi kita pada Minggu III Pra-Paskah ini diambil dari 1Kor. 10:1-13. Nas ini berbicara tentang Israel sebagai suatu peringatan. Mereka adalah umat pilihan yang diberkati. Umat yang saat keluar dari Mesir berada di bawah perlindungan awan dan diberi mukjizat melintasi laut. Mereka semua "dibaptis" dalam awan dan dalam laut, dan semua memakan makanan rohani yang sama yakni manna (Kel. 16:13-15) dan minum minuman rohani yang sama, air di atas bukit Horeb (Kel. 17:6). Semua bersumber dari batu karang rohani kita: Yesus Kristus. Tetapi mereka ditewaskan di padang gurun dan hanya sedikit yang dapat masuk ke tanah perjanjian, Kanaan (ayat 1-5). Semuanya ini sebagai contoh peringatan bagi kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat (ayat 6).

 

 

 

Ayat 7-10 kemudian menjelaskan kejahatan umat Israel selama dalam perjalanan di padang gurun tersebut, seperti penyembahan berhala (ayat 7), percabulan (ayat 8), mencobai Tuhan sehingga mereka mati dipagut ular (ayat 9), dan bersungut-sungut (ayat 10). Sebagian besar dari mereka terlibat dalam kejahatan yang tidak berkenan kepada Allah. Ini peringatan dan pelajaran bagi jemaat Korintus, dan juga bagi kita semua. Oleh karenanya kita perlu berhati-hati, supaya jangan jatuh, karena menyangka kita sudah teguh berdiri (ayat 12).

 

 

 

Pencobaan pasti datang. Hidup penuh dinamika dan tantangan. Tetapi pencobaan berupa godaan adalah bunga-bunga kertas dari iman. Kedagingan kita kadang-kadang lemah. Dunia ini juga dapat terlihat menawarkan sesuatu yang sangat menarik, tetapi nyatanya hanya fatamorgana di tengah gurun. Iblis yang jahat adalah oknum pencari mangsa. Sebenarnya, terhadap setiap pencobaan, Allah Mahatahu dan atas seizin-Nya. Ingat Ayub saat dicobai iblis (Ayb. 1:9-12). Allah juga mengingatkan kita, bahwa sebenarnya pencobaan yang datang dan kita alami itu adalah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Allah standby, Roh-Nya bersiaga untuk memberi pertolongan saat kita berseru kepada-Nya. Allah setia, Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita (ayat 13a).

 

 

 

Kejatuhan ke dalam dosa harus merupakan sesuatu yang disesalkan, tidak dikehendaki, apalagi diulang terus-menerus. Betul, ada faktor yang membuat kita kadang-kadang kalah. Iman kita kadang kala lemah. Hal menarik, dalam leksionari Minggu III Pra-Paskah ini, nas bersatu dengan Luk. 13:1-9 yang intinya berpesan, selalu ada kesempatan kedua setelah pertobatan (ayat 8-9). Allah adalah hakim atas semua. Ada penegasan: bebas hukuman bagi yang bertobat (ayat 3-5). Selalu ada jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya (1Kor. 10:13a) dan menjadi pemenang. Tetapi kita dituntut untuk berbuah, seperti pohon ara yang perlu dirawat dan dipupuk kembali, agar tidak ditebang, karena percuma (ayat 6-9). Maka, berjaga-jagalah. Hosiana....

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 73 guests and no members online

Statistik Pengunjung

001373
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
1373
0
1373
0
18730
0
1373

IP Anda: 172.70.208.102
2025-05-03 02:15

Login Form