Tuesday, June 17, 2025

2025

Khotbah Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025

Khotbah Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025

 

 MENGALAHKAN SETAN LEGION (Luk 8:26-39)

 

 Bacaan lainnya menurut Leksionari: 1Raj. 19:1-4, (5-7), 8-15a dan Mzm. 42 dan 43; Gal. 3:23-29; Yes. 65:1-9 and Mzm. 22:19-28       

 

 

Pendahuluan

 

Pada minggu V setelah Pentakosta ini kita diberikan bacaan tentang pemahaman akan setan yang dalam nats ini disebut dengan Legion. Kisah ini juga dituliskan dalam Mat 8:28-34 dengan versi sedikit berbeda, yakni adanya dua orang yang dirasuki setan. Kita sangat penting mengetahui siapa itu setan sekaligus iblis sebab mereka adalah musuh utama orang percaya. Meskipun mereka tidak terlihat kasat mata, mereka memiliki kepribadian dan kuasa yang dapat mengalahkan kita manusia. Dalam nats ini, diceritakan mereka menguasai atau merasuki seorang laki-laki dan memberi dampak buruk bagi orang itu. Dari nats tersebut kita memperoleh pemahaman dan pengajaran sebagai berikut.

 

 

 

Pertama: setan dan Legion itu roh jahat (ayat 26-30)

 

Setan atau setan-setan dalam kamus Alkitab yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) didefinisikan sebagai kuasa jahat yang dapat merasuki orang sehingga orang itu menjadi sakit. Setan-setan adalah makhluk roh. Sementara roh-roh jahat adalah kuasa yang menguasai, memasuki, dan mempengaruhi seseorang sehingga ia melakukan dosa atau sakit. Sementara iblis (kadang disebut dengan Beelzebul)  adalah kepala setan-setan adalah si (kuasa) jahat yang melawan Allah serta rencana keselamatan-Nya.

 

 

 

Dalam nats ini setan memperkenalkan diri sebagai Legion yang berasal dari pengertian ribuan pasukan (Romawi). Memang pada dasarnya setan-setan itu merupakan laskar malaikat yang jatuh dan tidak taat pada Allah, dengan maksud dapat menguasai manusia agar tunduk kepadanya. Setan-setan bergabung dengan iblis untuk menipu dan meyesatkan manusia. Setan-setan adalah makhluk roh yang memiliki akal dan kepribadian. Mereka memiliki kuasa yang kuat untuk menghancurkan manusia. Dalam bacaan nats ini digambarkan bagaimana orang itu telah diikat dengan rantai dan dibelenggu, namaun mereka mampu melepaskannya. Sebagai bagian dari kerajaan Iblis dan musuh Allah dan manusia, mereka itu sangat jahat dan kejam (Mat 12:43-45).

 

 

 

Alkitab banyak memperlihatkan manusia yang menderita karena pengaruh Iblis. Ada berbagai wujud dan ekspresi orang yang dibelenggu setan, demikian juga atas hewan-hewan. Kita bisa melihat hal itu pada acara-acara alam gaib di televisi atau acara-acara adat tradisional yang masih dipenuhi sinkritisme. Tetapi umumnya setan-setan tinggal di dalam tubuh orang yang tidak percaya (band. Mrk 5:15; Kis 16:18). Mereka kadang berbicara dengan suara orang lain, bertindak laku aneh-aneh dan ada yang sakit tanpa kejelasan medis, seperti dikisahkan dalam nats minggu ini (band. Mat 9:32-33; 12:22; Mrk 9:20-22; Luk 13:11). Semua itu terjadi  sebab ada setan atau roh jahat yang tinggal di dalam diri mereka, meski tidak semua penyakit datang dari roh jahat (Mat 4:24; Luk 5:12-13). Oleh karena itu, penting bagi kita menyadari bahwa kita tidak berperang melawan darah dan daging, tetapi melawan roh dan kuasa kejahatan (Ef 6:12).

 

 

 

Kedua: mengalahkan dan membelenggu setan (ayat 31-34)

 

Beberapa contoh dalam Alkitab memberitahu kita bagaimana setan menggoda manusia, tetapi kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang itu bisa kerasukan setan. Kerasukan setan berarti roh manusia itu total dikuasai terus menerus oleh setan yang memang rohnya lebih kuat. Terus menerus berarti roh seseorang itu tidak lagi berfungsi sama sekali. Setan dan iblis juga sangat tahu bahwa dengan mereka diam merasuki di dalam kepribadian seseorang, maka itu cara yang efektip untuk memperluas kuasanya. Dengan jalan itu setan-setan dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan orang tersebut agar tidak menuruti pimpinan Roh Kudus (2Kor 11:3,14). 

 

 

 

Iblis sebagai penghulu para setan ingin menguasai pikiran dan tindakan manusia memiliki organisasi yang besar dan efektip dalam tujuannya untuk menghancurkan rencana Allah (Yoh 7:7; 15:18; Yak 4:4). Mereka telah bekerja sejak awal manusia pertama Adam yang jatuh ke dalam dosa. Sebagaimana disebutkan, dalam alam semesta ini hanya ada tiga roh, yakni roh manusia, roh jahat (iblis dan setan), dan Roh Kudus. Roh manusia memiliki kelemahan sebab manusia memiliki daging dan egoisme berkehendak. Meski roh manusia itu kuat, tetapi daging itu lemah dan itu yang menjadi sasaran iblis. Oleh karena itu dapat disebutkan roh jahat (iblis dan setan) itu lebih kuat, sebab mereka tidak memiliki daging. Satu-satunya cara untuk mengalahkan roh jahat hanyalah meminta pertolongan Roh Kudus, sebab Roh Kudus yang Mahakuasa, meski ada cara-cara yang diusahakan manusia dengan menghilangkan keinginan daging dan kehendak melalui tapa atau sejenisnya.

 

 

 

Allah tidak menghendaki manusia kalah oleh roh jahat itu. Yesus datang untuk menyelamatkan kita agar tidak dikuasai oleh roh-roh jahat dan kedagingan. Kita harus memilih tunduk pada setan, iblis, kedagingan atau tunduk pada Allah. Pada saat kita sadar dan berjuang melawan pengaruh roh jahat itu bersama dengan Roh Kudus, maka setan akan lari dari kita (Yak 4:7). Ketika kita lemah maka kita kalah dan dikuasainya. Saat sadar, kita dapat memohon kepada Roh Kudus agar kita menjadi menang kembali. Tetapi ketika kita terus menerus lemah dalam iman dan pikiran sadar, maka setan dan iblis dapat merasuki hingga kemudian kita tampak seperti orang tidak waras atau sakit yang berkepanjangan dengan tidak jelas medisnya.

 

 

 

Maka satu-satunya cara mengalahkan setan dan iblis hanyalah dengan memiliki hubungan yang erat dengan Roh Kudus. Orang yang imannya kuat akan didiami oleh Roh Kudus dan orang ini tidak akan mungkin kerasukan setan, sebab Roh Kudus dan setan-setan tidak dapat tinggal bersama-sama dalam diri seseorang (2Kor 6:15-16). Sebagaimana digambarkan dalam nats minggu ini, ketika setan atau Legion bertemu Allah maka mereka selalu ketakutan dan memohon agar tidak langsung dikirim disiksa di neraka. Neraka adalah tempat siksaan yang telah dipersiapkan Tuhan Yesus bagi Iblis dan setan-setan (Mat 8:29;25:41; band. Why 20:10). Oleh karena itu, setan takut dan tunduk pada Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Tetapi orang yang dirasuki setan tentu tidak mempunyai kemampuan lagi untuk memohon kepada Allah. Mereka telah hilang kesadarannya. Namun belas kasihan Yesus kepada orang yang dirasuk Legion tersebut membuat Ia memerintahkan setan itu keluar dari orang itu, dan memindahkan ke babi-babi yang sedang mencari makan di daerah itu. Sebagaimana kita ketahui, wilayah Gerasa ini banyak dihuni oleh orang bukan Yahudi karena itu banyak peternakan babi.

 

 

 

Ketiga: lebih berharga jiwa atau harta? (ayat 35-37)

 

Melihat kejadian itu, penduduk Gerasa lantas keluar melihat apa yang telah terjadi dan kemudian mereka sangat ketakutan. Bagaimana mungkin orang yang kerasukan itu telah sehat kembali dan mereka melihat babi-babi mereka akhirnya harus jatuh ke jurang karena setan telah merasuki hewan-hewan itu.  Di satu sisi mungkin mereka senang orang itu sembuh ditinggalkan setan-setan, duduk di kaki Yesus dan telah berpakaian, tetapi di sisi lain mereka kehilangan babi- babi mereka sehingga mengalami kerugian besar. Sikap mereka menjadi mendua.

 

 

 

Seringkali Alkitab menceritakan bahwa peristiwa atau kejadian atas seseorang adakalanya dimaksudkan juga untuk kepentingan menyadarkan orang lain. Contoh ini dapat kita lihat pada kisah anak yang lahir buta (Yoh 9:1-3). Dalam cerita di nats ini juga Yesus melakukan penyembuhan orang yang kerasukan tersebut sekaligus menguji iman para penduduk. Ternyata mereka tidak suka melihat Yesus karena dianggap tidak memperdulikan dan mengorbankan harta benda mereka. Sukacita akan kesembuhan dan gangguan dari orang yang kerasukan setan itu menjadi hilang, karena mereka lebih memikirkan harta benda mereka yang hilang. Hitung-hitungan ekonomi seperti itu jelas tidak berkenan bagi Tuhan.

 

 

 

Yesus memiliki belas kasihan dan tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Bagi Tuhan Yesus satu jiwa lebih berharga dari pada harta benda. Kiasan ini diungkapkan dalam mencari domba yang hilang dan meninggalkan 99 domba lainnya. Setan sangat pintar membuat berhala baru bagi mereka yang tidak percaya. Kuasa berhala itu dapat berupa kuasa akan harta benda dan lebih mengutamakan dan menyembahnya. Inilah yang terjadi pada penduduk Gerasa itu, mereka ketakutan bahwa Yesus akan mengorbankan banyak hewan piaraan mereka, oleh karena itu mereka mereka meminta Dia pergi. Bagaimana dengan sikap kita? Apakah kita mengutamakan harta kita dan membuatnya menjadi berhala?

 

 

 

Keempat: menceritakan kekalahan setan (ayat 38-39)

 

Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk membuktikan bahwa Iblis dapat dikalahkan dan Ia siap menuntun yang percaya kepada-Nya untuk membebaskan mereka yang diperbudak oleh iblis (Mat 12:29 -30: Mrk 1:27; 3:20-30; Luk 4:18; 11:14-23). Dalam mukjizat yang diperlihatkan, Yesus seringkali langsung menyerang kuasa iblis dan setan-setan. Kadang istilah yang dipakai adalah mengikat dan mengusir mereka, agar tidak mengganggu dan menyusahkan manusia. Tuhan Yesus ingin memperlihatkan bahwa kerajaan dan kuasa Allah jauh lebih dahsyat dari pada kuasa yang dimiliki oleh iblis dan setan-setan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka manusia tidak tunduk lagi pada kuasa iblis dan setan, melainkan mempercayai kuasa kerajaan Allah yang membawa kepada pemulihan dan sukacita.

 

 

 

Yesus menginginkan agar semakin banyak orang dibebaskan dari kuasa setan. Sebagaimana laki-laki tersebut, dari kebiasaan tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah melainkan di pekuburan, kini ia memiliki kesadaran dan tanggungjawab akan dirinya dan ingin mengikut Yesus. Tuhan Yesus telah mengubahnya secara total dan menjadikan ia manusia baru dan ingin berbuat sesuatu bagi Dia. Tetapi sebagai penduduk Gerasa, sebagai penduduk bukan Yahudi, Yesus pada saat itu tidak menyetujui agar ia mengikuti-Nya melainkan meminta ia pergi dan memberitakan peristiwa itu kepada orang lain (yang bukan Yahudi).

 

 

 

Yesus kadang kala tidak menginginkan perbuatan-Nya disebarkan untuk diketahui oleh orang lain, tetapi khusus dalam peristiwa ini, Yesus mengatakan secara khusus: "Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu." Maka kita dapat menarik pelajaran bahwa perbuatan kasih-Nya kadang kala tidak perlu diutarakan secara spesifik melainkan dalam buah tindakan kita saja, tetapi ada kalanya perbuatan kasih-Nya berupa mukjizat kita perlu menceritakan detailnya sebagaimana Ia perintahkan kepada orang tersebut. Semua orang yang telah menerima kasih dan anugerah-Nya, wajib menjadi saksi bagi-Nya agar semakin banyak orang yang dibebaskan dari kuasa si jahat. Sebagaimana orang itu dalam nats ini, ia pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. Demikianlah juga kita adanya.

 

 

 

Kesimpulan

 

Melalui nats bacaan kita minggu ini kita diberikan pelajaran akan kuasa Tuhan Yesus terhadap setan-setan yang ingin menghancurkan rencana Allah bagi manusia. Kita perlu waspada akan kuasa setan yang begitu kuat sementara kita manusia memiliki titik lemah yang membuat setan mudah memperdayakan kita. Apabila titik lemah itu mencapai nadirnya, maka kita akan dirasuki oleh setan si jahat itu. Tetapi dengan pertolongan Tuhan Yesus dan Roh Kudus,  kerajaan setan dan iblis dapat ditaklukkan. Bagi mereka yang sudah kehilangan kesadaran, apakah itu melalui kerasukan atau sakit, maka tugas kita untuk memohon agar kiranya Yesus mau mengasihinya dan membebaskan dia dari kuasa yang jahat, sebagaimana laki-laki yang digambarkan dalam kisah minggu ini. Marilah kita berbuat dan bersaksi atas perbuatan-Nya.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah (2) Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025

Khotbah (2) Minggu Kedua Setelah Pentakosta - 22 Juni 2025

 

 IMAN DAN JANJI (Gal. 3:23-29)

 

 Firman Tuhan bagi kita pada hari Minggu II setelah Pentakosta ini diambil dari Gal. 3:23-29. Nas ini menjelaskan tentang kedudukan hukum Taurat sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia, serta fungsinya pasca kita dianugerahi iman kepada Yesus Kristus. Sepuluh Hukum Taurat diberikan Tuhan kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa, kemudian diberi lagi petunjuk-petunjuk praktisnya. Pengertian Taurat atau Torah merupakan pengajaran, petunjuk, perintah, kebiasaan atau sistem dan digunakan dalam artian luas, meliputi peraturan tertulis maupun lisan dan akhirnya meliputi seluruh ajaran agama Yahudi, termasuk Mishnah, Talmud, Midrash and lain-lain (Wikipedia).

 

 

 

Ayat 19-22 sebelum nas Minggu III setelah Pentakosta ini menjelaskan, Taurat diberikan kepada umat Israel untuk pengenalan dosa, yang ditambahkan oleh karena adanya pelanggaran-pelanggaran sampai masa tertentu yakni datangnya janji Allah (band. Rm. 3:30; 5:20). Hukum Taurat mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa (ayat 22). Di lain pihak, kesadaran akan dosa itu penting, agar kerinduan terhadap kasih anugerah semakin besar.

 

 

 

Iman telah datang melalui Yesus Kristus (ayat 25). Nas ini melengkapi definisi iman dalam Ibr. 11:1 yang menegaskan iman dalam nas ini berarti di dalam Kristus. "Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat," itu ada di dalam Kristus. Jadi hukum Taurat yang diberikan terlebih dahulu kepada bangsa Israel, menjadi penuntun bagi semua sampai Kristus datang, dan kemudian yang percaya dibenarkan karena iman. Pada kabar sebelumnya, kabar Minggu II setelah Pentakosta, kita telah menekankan hal ini, mereka yang dibenarkan mestinya hidup dalam damai sejahtera.

 

 

 

Poin lainnya dalam nas ini, mereka yang menerima Kristus dimeteraikan dengan baptisan dan hidupnya mengenakan Kristus. Tidak masalah percik atau selam, bayi atau dewasa sebab baptisan merupakan akibat dari anugerah; bukan karena baptisan orang dibenarkan dan diselamatkan, tetapi karena kasih karunia Allah. Semua oleh karena iman. Dengan iman dan baptisan, kita dibebaskan dari kutuk Taurat, menjadi manusia baru, milik Kristus, dan terhimpun sebagai keluarga Allah. Inilah yang sungguh luar biasa iman dalam Kristus.

 

 

 

Kita yang terhisab dalam Kristus, memiliki kedudukan yang setara; anak-anak Abraham menjadi anak-anak Allah. Janji Allah yang diberikan melalui Abraham yakni diberkati dan terus menjadi berkat tetap pada kita orang percaya. Dengan iman kepada Kristus dan melalui Kristus, maka kita pun berhak atas janji-janji Allah tersebut. Syarat utama selain iman dalam Kristus, memberi hati berbalik kepada Kristus, kita juga melihat dan mewujudkan rencana Allah agar umat-Nya dalam kesatuan yang utuh, terus saling mengasihi, saling mendukung, melayani, sehingga tidak ada yang terhilang. Seperti dalam lagu KJ 403: Hujan berkat siap tercurah, itulah janji kudus yang Ilahi.

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025

Khotbah Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025

 MEMIMPIN KE DALAM KEBENARAN (Yoh 16:12-15)

 Bacaan lainnya menurut Leksionari: Ams 8:1-4, 22-31; Mzm 8; Rm 5:1-5

 

Pendahuluan

Mulai minggu ini kita akan masuk dalam minggu-minggu pasca pentakosta hingga sampai pada minggu Kristus Raja, sebelum masuk kembali ke minggu adven. Minggu pertama ini disebut dengan minggu Trinitas, hal mana peran ketiga Allah kita yang Esa itu sudah saling menggenapi setelah Yesus naik ke sorga dan Roh Kudus dicurahkan. Dalam minggu ini dari firman yang dibaca kita akan melihat bagaimana peran Roh Kudus secara lebih spesifik diberikan untuk menolong orang percaya tentang tuntunan kepada kebenaran, membing ke masa depan, sekaligus untuk meneguhkan dan memuliakan Tuhan Yesus. Dari firman tersebut kita mendapatkan renungan sebagai berikut.

 

Pertama: pertumbuhan rohani murid yang berkelanjutan (ayat 12)

Setiap orang percaya ketika dipanggil menjadi murid akan masuk dalam proses pemahaman dan pengertian akan Pribadi Yesus dan peran-Nya. Para murid bersama-sama dengan Yesus hanya selama tiga tahun. Meskipun terus menerus bersama Yesus, pemahaman dan pengertian mereka akan Yesus tetap masih belum lengkap dan menyeluruh. Sama seperti dalam sekolah, ibarat di sekolah tinggi atau universitas, belajar selama tiga tahun baru dalam tingkatan diploma atau sarjana muda, kesarjanaannya belum utuh. Bahkan, dalam tingkatan perkuliahan, masih jauh dari tingkatan doktoral atau setara S3.

 

Maka ketika Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia mengingatkan bahwa pemahaman mereka belum menyeluruh. Yesus memahami keterbatasan waktu yang tersedia, sehingga Ia perlu mengingatkan masih banyak yang mereka harus pelajari dan itu tidak mungkin diberikan oleh Yesus sekaligus. Oleh karena itu, Yesus menekankan mereka perlu belajar dan untuk itu mereka juga tidak sendirian, sebab ada Guru yang baru yaitu Roh Kudus yang membimbing mereka untuk memahami semua tentang Yesus dan juga rencana Allah Bapa bagi para murid dan orang percaya. Kalau kebersamaan mereka sebelumnya dengan Tuhan Yesus secara fisik, maka dengan Guru baru ini kebersamaan para murid adalah secara rohani.

 

Demikian juga kita, dalam memahami Yesus, kita harus bagaikan anak kecil yang selalu rindu membutuhkan pemahaman dan hikmat yang lebih baik. Rasul Petrus mengatakan hendaklah kita sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1Pet 2:2). Dengan demikian kita ada dalam kerendahan hati dan sekaligus bersemangat untuk belajar dan memahami lebih dalam dan luas, sehingga kita mengerti dan dapat menjadi serupa dengan Dia.

 

Kedua: memimpin ke dalam kebenaran (ayat 13a)

Sebelum kita mengenal Tuhan Yesus, maka kecendrungan yang terjadi kita akan mudah masuk dalam dosa. Pandangan dan sikap duniawi kita akan mendorong kita untuk serupa dengan dunia ini, dan akhirnya jauh dari kehendak Allah. Demikian juga sebagai orang yang baru mengenal Yesus dan belajar tetang firman-Nya, kita juga mungkin akan mudah masuk dalam kesalahan yang tidak disengaja karena pemahaman yang salah akan maksud firman, baik dari maksud tersurat (bahasa dan terjemahan) maupun tersirat (tafsiran konteks). Apabila kita ada dalam situasi demikian, maka sebearnya kita tetap tidak ada dalam kebenaran. Padahal Alkitab berkata bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16).

 

Demikian juga para murid, sepeninggal Tuhan Yesus, mereka terus bertekun dalam persekutuan dan pembelajaran sehingga rohani mereka bertumbuh dan pemahaman menjadi lebih dalam, bahkan mereka sampai mampu menuliskan secara baik apa yang menjadi pesan dan maksud Tuhan Yesus. Tentu semua itu terjadi hanyalah karena Roh Kudus telah menolong mereka untuk  memahami semua peristiwa itu, membantu para murid dalam menjelaskna maksud dan rencana Tuhan bagi kita yang mau diselamatkan. Apabila tadinya para murid dapat bertanya langsung kepada Tuhan Yesus tentang hal-hal yang mereka belum ketahui dan fahami, maka kini para murid harus berdoa, merenungkan dan meminta penerangan dari Roh Kudus akan peristiwa yang mereka sudah alami.

 

Roh Kudus meyakinkan para murid dan orang percaya tentang jahatnya dosa dan akibatnya bagi yang melakukannya. Ia menyatakan kebenaran yang sudah disampaikan oleh Kristus dan konsekuensi penghukuman apabila tidak mengkuti dan mentaatinya. Dengan Roh Kudus, semua harus dibukakan dan tidak ada lagi yang terselubung sehingga hidup orang percaya adalah hidup di dalam kebenaran (band. 2 Kor 3:18). Roh Kudus menginsyafkan dan memimpin para murid dan kita orang percaya ke dalam kebenaran yang sejati dan hidup kita berkenan kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus memimpin para murid dan orang percaya untuk bisa membedakan hal yang buruk dan baik. Ia menuntun dengan sabar dalam proses tersebut, sebab bisa saja kita salah dalam pembelajaran. Sebab hanya mereka yang mau menerima kebenaran serta taat yang akan dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus.

 

Ketiga: memberitakan hal-hal yang akan datang (ayat 13b)

Ketika Tuhan Yesus bersama para murid, banyak sekali hal yang dikatakan oleh Tuhan Yesus yang berhubungan dengan masa mendatang. Hal itu tidak hanya dalam pengertian peristiwa sejrah dan peristiwa alam yang akan terjadi, tetapi juga dalam pengertian hubungan orang percaya dengan Allah Bapa. Tuhan Yesus menceritakan tentang Bait Allah yang akan diruntuhkan (Mat 24:1-2) dan juga tentang akhir zaman yakni tentang masa penderitaan dan kedatangan Anak Manusia (Luk 24; Mrk 13 dan Luk 21). Namun Tuhan Yesus juga berkata tentang peristiwa rohani yakni pengabulan doa (Mat 7:7; Luk 11:9-13), penebusan dan pengampunan, serta keselamatan dan hidup yang kekal.

 

Jelas bagi para murid hal itu bukan sesuatu yang mudah dicerna dan difahami. Terlebih lagi, umat Israel sendiri dan Perjanjian Lama tidak begitu memberikan gambaran tentang hidup kekal itu. Kebersamaan mereka yang hanya tiga tahun tidak cukup untuk menjelaskan itu semua, sehingga Tuhan Yesus menyatakan, di samping memimpin para murid ke dalam kebenaran, Roh Kudus juga akan memberitakan hal-hal yang akan datang. Apa yang Tuhan Yesus telah sampaikan sampai menjelang Ia naik ke sorga, seperti “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, jelas mereka belum mengerti. Namun, berkat pertolongan Roh Kudus mereka melakukannya dan berhasil.

 

Oleh karena itu dapat kita lihat, setelah Yesus naik ke sorga, yakni lebih dari 30-an tahun saat Matius menuliskan Injil Matius hingga 80-an tahun pada saat Yohanes menuliskan kitab Wahyu, para murid menuliskan tentang gambaran yang lebih detail dan jelas tentang hal-hal yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, sebagaimana yang bisa kit abaca dalam kitab-kitab dan surat-surat yang ada dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus bekerja di dalam diri para murid untuk membangkitkan dan memperdalam kesadaran akan maksud dan peran Tuhan Yesus dalam kehidupan mereka dan juga bagi semua orang percaya. Kalau tadinya Tuhan Yesus hanya sedikit menceritakan tentang kehidupan yang akan datang (sebagaimana dituliskan dalam keempat Injil), maka para murid dapat menjelaskan lebih detail dan lengkap tentang apa yang akan dihadapi oleh para murid dan orang percaya apabila mereka mengikuti-Nya dan juga sekaligus bagi yang menolak Dia. Dengan demikian, meski Yesus tidak bersama kita lagi secara fisik, Yesus tetap hadir bersama kita secara rohani melalui Roh KudusNya dan tidak ada jarak yang memisahkan antara kita dengan Dia di dalam hati kita.

 

Keempat: memuliakan Yesus (ayat 14-15)

Hal terakhir yang disampaikan Tuhan Yesus adalah apapun yang disampaikan oleh Roh Kudus kepada para murid dan orang percaya, itu merupakan hal yang diterima-Nya dari Kristus. Untuk ini kita tidak dapat menafsirkan kalimat tersebut seolah-olah menempatkan Roh Kudus adalah pembawa pesan saja dan berada dalam posisi yang tidak sejajar dengan Tuhan Yesus. Tetapi apa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah Yesus dan Roh Kudus itu adalah Satu, sehingga apa yang diberikan dan disampaikan oleh Roh Kudus, sebenarnya adalah sama dengan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sebab mereka adalah satu.

 

Melalui Roh Kudus Yesus hadir kembali kedalam hidup para murid dan orang percaya untuk menyatakan kasih karunia-Nya, dan secara lebih luas dan khusus persekutuan yang didapatkan dengan Roh Kudus akan semakin akrab dan dekat dan berlangsung setiap saat. Roh Kudus membuat nyata akan kasih dan penyertaan-Nya, sebagaimana dahulu Yesus hadir dan nyata serta siap untuk memberikan pertolongan, maka Roh Kudus juga selalu siap untuk memberikan pertolongan termasuk kuasa-kuasa mukjizat yang menyertai-Nya.

 

Dengan demikian, melalui pekerjaan Roh Kudus, Yesus tetap ditinggikan dan dimuliakan. Para murid dan orang percaya tidak dapat menganggap mereka mendapatkan RAJA yang baru, pemerintahan dan kerajaan yang baru dan menempatkan serta meninggikan Roh Kudus menggantikan Tuhan Yesus. Roh Kudus diutus bukan untuk mendirikan kerajaan yang baru, tetapi meneguhkan kemuliaan Bapa sebagaimana Tuhan Yesus telah melakukan sebelumnya. Allah yang ditinggikan dan secara otomatis juga memuliakan Tuhan Yesus sebab apa yang dikatakan dan dilakukan-Nya memang benar dan sesuai dengan kehendak Bapa.

 

Kesimpulan

Dalam minggu pasca pentakosta ini, khususnya dalam minggu Trinitas ini, kembali kita diingatkan tentang Allah Tritunggal kita yang pada hakekatnya adalah ESA dan SATU. Apa yang dinyatakan oleh Allah Bapa di dalam perjanjian lama dan kasih-Nya kepada manusia, telah dinyatakan kembali oleh Tuhan Yesus dengan keberadaan-Nya yang singkat di dunia ini. Namun, kehadiran Roh Kudus menjadikan kasih Allah itu kembali dinyatakan dengan penyertaan-Nya yang setiap saat bagi orang yang mau mengikut Tuhan Yesus. Penyertaan-Nya bukan hanya membuat iman dan rohani kita bertumbuh terus menerus, melainkan juga memimpin kita ke dalam kebenaran sejati, serta memberitakan hal-hal yang akan datang yakni masa depan kita yang indah bersama Tuhan Yesus dalam kerajaan sorga yang akan digenapi.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Kabar dari Bukit, Minggu 15 Juni 2025

Kabar dari Bukit

 MEMAHKOTAI YANG RENDAH HATI (Mzm. 8:1-10)

 “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang melampaui langit dinyanyikan” (Mzm. 8:2)

Hubungan Tuhan dengan manusia memang masih terus  menyimpan misteri. Dari sejarah Tuhan dan peradaban manusia, kita tahu perkembangan cara Tuhan menampakkan keberadaan-Nya kepada manusia - makhluk paling sempurna ciptaan-Nya. Itu tidak dimulai dari wahyu atau bisikan dari langit. Manusialah justru yang mulai mencarinya, berangkat dari ketidaktahuan dan ketakutan terhadap peristiwa alam, seperti hujan, banjir, petir, panas, musim kemarau dan lainnya.

 

Tidak mengherankan jika manusia awalnya menyembah benda-benda dan peristiwa alam tersebut, menganggap dapat memberi perlindungan. Manusia membutuhkan “kekuatan di luar dirinya” untuk melawan ketakutannya. Dari situlah berkembang pemikiran dan konsep sebagai buah perenungan pada agama-agama kuno. Kemudian Tuhan menyatakan diri-Nya melalui wahyu serta pesan yang  diinspirasikan oleh Roh Tuhan sendiri. Akhirnya manusia mengenal Tuhan tidak hanya melalui alam semesta dan peristiwanya, tetapi juga pesan wahyu yang dijadikan kitab suci.

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu yang berbahagia ini adalah Mzm. 8. Buku tafsir Kitab Mazmur Matthew Henry yang tebal itu, menjelaskan bahwa 10 ayat ini terbagi empat pengakuan pemazmur atas kebesaran dan kemuliaan Allah.

 

1.       Allah menyatakan diri dan nama-Nya kepada kita (ay. 2).

2.      Allah bersedia memakai anak-anak manusia yang paling lemah untuk melayani tujuan-tujuan-Nya (ay. 3).

3.      Allah membuat benda-benda langit menjadi berguna bagi manusia (ay. 4-5).

4.      Allah membuat manusia berkuasa atas makhluk-makhluk ciptaan-nya di dunia bawah ini, dan menempatkannya hanya sedikit lebih rendah daripada malaikat (ay. 6-10).

 

Manusia memang mampu menjelaskan mengapa bumi berputar mengelilingi matahari, dan di malam hari ada bulan dan bintang-bintang yang tampak bersinar. Manusia mampu menjelaskan tentang organ tubuhnya, fungsi dan sistem bekerjanya, bahkan bisa menyembuhkannya jika ada kelainan atau gangguan yang muncul. Tetapi manusia hanya bisa menjelaskan dan memulihkan, tidak akan pernah mampu menciptakan hal kecil saja yang telah dikerjakan oleh Allah.

 

Oleh karena itu kita heran kepada mereka yang tidak percaya keberadaan Tuhan (atheis); atau kelompok agnostik yang menganggap Tuhan itu di luar jangkauan pikiran manusia sehingga tidak perlu mematuhi aturan dan perintah-Nya. Ego dan kesombongan pikiran meninggikan diri, menutup mata hati mereka bahwa manusia adalah lemah dan terbatas pengetahuan dan kemampuannya.

 

Kita layak rendah hati dan bersyukur, Allah telah memperlihatkan kebaikan-Nya dengan menempatkan manusia (yang hina sebagaimana judul perikop), menjadi pemegang amanah mengelola ciptaan-Nya di bumi (dan kini meranjak ke angkasa). Seperti dikatakan pemazmur, “Engkau telah membuatnya hampir sama dengan Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya” (ay. 6-7).

 

Dengan kerendahan hati, manusia layak mengekspresikan rasa syukurnya, memuliakan Tuhan Pencipta melalui pujian dan nyanyian, perbuatan baik, menjauhi hal yang jahat kepada Tuhan dan sesama, berkarya melalui talenta masing-masing untuk melayani sesama. Selain itu dengan kelemahan dan kekurangannya, manusia perlu menyadari dapat berbuat kesalahan. Namun Tuhan memberi jalan pemulihan dengan Ia menjadi manusia di dalam Yesus Kristus, yang telah mati menderita menebus dosa dan kesalahan kita.

 

Dan itu hanya dengan pengakuan iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (Rm. 10:9; Flp. 2:11). Maka Ia akan memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat. Haleluya.

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah (2) Minggu Pertama Setelah Pentakosta, Minggu Trinitas - 15 Juni 2025

Khotbah (2) Minggu Pertama Setelah Pentakosta

 

Minggu Trinitas - 15 Juni 2025

 

 IMAN DAN PENGHARAPAN (Rm. 5:1-5)

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita pada Minggu I setelah Pentakosta ini diambil dari Rm. 5:1-5. Nas ini memberitakan pembenaran orang percaya sebagai manusia berdosa. Rm. 3:23 menuliskan: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Manusia yang terdiri dari daging dan nafsu duniawi tidak bisa total mematikan itu sama sekali, meski firman-Nya memerintahkan hal itu (Kol. 3:5).

 

 

 

Kini semua dosa yang kita lakukan tidak lagi ditebus dan dibersihkan dengan membawa persembahan hewan sesuai PL, yang darahnya dipercik-dipercikkan oleh Imam besar. Darah Yesus telah tercurah di bukit Golgota. Kita imani bahwa Ia mati demi kita dan menjadi Juruselamat. Itulah yang membuat kita menjadi bersih dan dikuduskan. Korban hewan telah digantikan Tubuh Yesus yang tersalib. Sungguh anugerah besar yang kita terima. Hukum Taurat telah diperbaharui dengan Hukum Anugerah dengan kasih Bapa melalui Tuhan Yesus.

 

 

 

Dengan dibenarkan dan dosa diampuni, orang percaya mestinya hidup dalam damai sejahtera. Menjadi serupa dengan Tuhan Yesus itulah yang menjadi tujuan sekaligus pegangan perjalanan hidup kita (Rm. 22:2; Flp. 3:10). Damai dengan Tuhan dan sesama, lingkungan, dan sejahtera dalam kehidupan dengan selalu bersyukur dan merasa cukup. Itu juga yang membuat kita layak berdiri bermegah atas status baru tersebut. Dan, masih ditambahkan bonus yakni kemuliaan, meski semua itu kelak digenapi dalam pengharapan (ayat 3). Kenapa pengharapan? Itu bukan karena tidak pasti, tetapi karena bisa ada yang tidak setia. Roh manusia masih bisa dikalahkan oleh roh iblis bila tidak berjalan bersama Roh Allah. Pengharapan pun sirna lenyap.

 

 

 

Jalan dan rancangan manusia tidak selalu sama dengan jalan dan rancangan Allah, kadang-kadang sejauh bumi dan langit (Yes. 55:9).  Sebenarnya rancangan Allah selalu indah, yakni damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yer. 29:11). Ketika kenyataan datang berbeda, yang datang adalah penderitaan, semua harus dilihat dengan mata rohani. Penderitaan bisa datang untuk ujian kenaikan iman dan berkat. Nas Minggu I setelah Pentakosta ini menekankan, agar selalu melihat penderitaan dan kesengsaraan justru menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (ayat 4). Jadi siklusnya kembali ke rancangan Allah yang indah.

 

 

 

Dan semua itu pasti bisa kita lalui, karena Allah akan terus menyertai jika kita berserah. Roh Kudus telah dicurahkan (ayat 5). Ia akan menyertai, menguatkan dan menuntun kita hingga tidak sampai jatuh tergeletak (Mzm. 37:24; 1Kor. 10:13). Semua pasti, tidak mengecewakan dan menjadi pemenang. Roh Kudus telah diam di hati kita sebagai meterai dan jaminan Allah; kita telah dibenarkan, dikuduskan, dikuatkan, dan disiapkan tempat yang indah kelak bersama-Nya. Tetaplah dalam iman kepada-Nya. Tetap taat dan setia. Terpujilah Tuhan Yesus.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 32 guests and no members online

Statistik Pengunjung

12329243
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
26
3301
26
12286367
76349
177003
12329243

IP Anda: 216.73.216.128
2025-06-18 00:08

Login Form