Tuesday, May 07, 2024

Khotbah Minggu V Paskah – 28 April 2024

Khotbah Minggu V Paskah – 28 April 2024

 

RANTING YANG DIPOTONG (Yoh. 15:1-8)

 

 "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku" (ayat 8).

 

Firman Tuhan hari Minggu ini Yoh. 15:1-8 berbicara tentang pernyataan Yesus adalah (satu-satunya) pokok anggur yang benar, dan kita adalah ranting-rantingnya. Nas ini sangat populer. Yesus menyamakan diri-Nya sebagai pokok anggur karena murid-murid tahu bangat; mereka hidup di daerah yang banyak ditumbuhi oleh pokok anggur dan penduduk sebagai petani anggur. Dalam PL, Israel disebut juga sebagai kebun anggur milik Allah (Yes. 5:1-7). Sayangnya, Israel pohon anggur yang gagal berbuah (Yer. 2:21; Hos 1:10)

 

 

 

Kita adalah ranting-rantingnya, dalam arti kita hidup menyatu dengan Dia. Ini tidak sekedar menyantol mengambil kehidupan dari pokok pohon, tetapi ada tanggung jawab, yaitu berbuah (banyak). Bila buah anggurnya asem, maka yang memakannya pun akan nyengir dan tidak membawa sukacita. Apalagi, bila ranting itu tidak berbuah banyak dan lebat, maka pemilik kebun akan meringis, sedih, bahkan bisa kesal bila sama sekali tidak berbuah. Kadang pemilik sabar dengan membersihkan ranting, berharap buahnya keluar. Tetapi bila tetap tidak berbuah, pengusaha kebun pun memotongnya. Ini tujuannya agar ranting-ranting yang berbuah tidak terganggu dan menjadi "parasit" bagi yang lain. Akhirnya ranting menjadi kering dan dicampakkanlah ke dalam api dibakar. Ngeri. Sebuah peringatan keras.

 

 

 

Nas minggu ini mengingatkan secara prinsip kita sudah "bersih", tetapi itu tidak cukup, harus tetap berbuah. Dijelaskan caranya, yakni tinggal di dalam Dia dan firman-Nya tinggal di dalam hati kita. Dan, Ia juga menjamin, "mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”

 

 

 

Tinggal di dalam Dia berarti sepenuhnya mengandalkan-Nya. Memiliki hubungan istimewa dan tidak sekedar lewat ibadah ritual rutin. Saat teduh adalah menu utama. Menyanyikan pujian bagi-Nya, ekspresi spontan. Kegiatan keseharian pun memiliki tujuan yang jelas, yakni mengisinya dengan hal yang baik. Fokus tetap ingin berkarya dan berbuah bagi sesama. Dengan demikianlah hidup kita berkenan kepada-Nya.

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 16 guests and no members online

Login Form