Sunday, May 19, 2024

Khotbah (2) Paskah 31 Maret 2024

KHOTBAH (2) HARI RAYA PASKAH

 

 TUHANKU PERKASA (Mzm. 118:1-2, 14-24)

 

 Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN (Mzm. 118:17)

 

 SELAMAT PASKAH UNTUK KITA SEMUA.

 

Firman Tuhan bagi kita di hari bahagia memperingati kebangkitan Tuhan Yesus, diambil dari Mzm. 118:1-2, 14-24. Mazmur ini merupakan bagian dari kumpulan nyanyian pujian (Mzm. 113-118), yang lazimnya dibacakan oleh umat Yahudi pada setiap Hari Raya Paskah, Pentakosta dan Tabernakel, dan hari raya lainnya. Bila kita menonton film seri SHTISEL di layar Netflix, misalnya, kita akan melihat sebagian pola hidup umat Yahudi yang setiap momen menaikkan pujian syukur bagi Tuhan alam semesta, setiap saat, termasuk minum air putih, masuk pintu rumah, dan lainnya.

 

 

 

Pujian syukur adalah sikap orang beriman, terlebih beriman kepada Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian. Rasul Paulus mengatakan, sia-sialah iman kita jika Yesus tidak bangkit. Kalau Yesus manusia biasa, yang mencoba menjadi martir dan pahlawan, dan kemudian dihukum gantung, mati, dan ternyata tetap di tanah, ya betul, sia-sialah iman kita. “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1Kor. 15:14-15).

 

 

 

Tetapi tidak ada yang sia-sia bersama Tuhan Yesus. “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku” kata nas ini (ayat 14). Artinya, Tuhan Yesus bukan hanya sebagai sumber kekuatan dan keselamatan, tetapi juga menjadi sumber sukacita dan kebahagiaan kita. Sorak-sorai dan kemenangan menjadi tanda orang yang benar dan menang (ayat 15). Kalah itu biasa, apalagi bersifat sementara. Sebab kita tidak ingin memenangkan pertempuran kecil dalam hidup, tetapi peperangan besar. Dan itulah menunjukkan keperkasaan (ayat 16b-17).

 

 

 

Pemazmur mengungkapkan bagaimana musuh-musuhnya semua dihalau Tuhan. Situasi yang tadinya menyesakkan, ditolak dan dibenci banyak orang, dikepung situasi yang mematikan seperti api duri, tapi akhirnya semua mundur terpukul (ayat 10-13). Kemenangan terjadi karena pemazmur tidak mengandalkan manusia, melainkan bersandar mengandalkan Tuhan.

 

 

 

Pernahkah kita menghadapi situasi serupa? Misalnya, di saat kita terkena penyakit berat mematikan, saat ekonomi kita jatuh dan terhimpit hutang, usaha atau karir kita hancur, atau di saat istri dan anak-anak kita bermasalah serius, atau hal buruk dan pahit lainnya. Dunia serasa runtuh. Kepala seperti tertimpa batu gunung. Lantas, ke mana larinya untuk berlindung dan meminta pertolongan?

 

 

 

Lihatlah itu sebagai jalan Tuhan untuk mengajar dan mendisiplinkan kita untuk lebih taat dan percaya, lebih dekat kepada-Nya. Hanya kepada Tuhan, kepada Allah yang telah terbukti perkasa mengalahkan segala musuh dan kematian. Pertolongan Tuhan selalu tepat waktu. Mereka yang tadinya berpikir Yesus sudah tidak berdaya, ternyata salah! “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan (kini) telah menjadi batu penjuru” (ayat 22). Pikiran manusia memang pendek, cenderung merasa selalu hebat. Tetapi orang berhikmat selalu mengandalkan sesuatu, tidak berpusat pada dirinya. “Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran”, itulah sikap rendah hati pemazmur dalam nas ini (ayat 19).

 

 

 

Ketika kita mengalami hal demikian, dalam hal situasi sesulit apapun, jangan ragu mengandalkan Tuhan kita yang hidup. Ujian, masalah, pencobaan, rasa sakit pasti datang.  “TUHAN telah menghajar aku dengan keras” kata pemazmur dan untuk diri kita. “Tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut” (ayat 18), tidak membiarkan tergeletak ditinggalkan di bukit sepi.

 

 

 

Lantas, apa setelah menang dan bangkit? Jangan seperti kacang lupa dengan kulitnya. Jangan lupa pengorbanan para misionaris Eropa, yang bertaruh nyawa dan derita untuk mengabarkan berita sukacita kebangkitan itu kepada kita. Sudahkah kita ikut memberi yang terbaik agar berita itu semakin luas disebarkan, dan semakin banyak yang menerima Tuhan Yesus adalah Allah yang hidup dan perkasa?

 

 

 

“Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.... Aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.... Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” (ayat 20, 24). Tuhan Yesus telah bangkit. Dan kita pun harus bangkit, tidak nanti, tapi sekarang ikut berbuat sesuatu bagi DIA, serukan nama Yesus! 

Selamat Paskah dan selamat beribadah.

 

Tuhan memberkati kita sekalian, amin.

 

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles M. Silalahi, D.Min.

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 13 guests and no members online

Login Form