Sunday, May 19, 2024

Khotbah (1) Minggu Sengsara - Minggu VI Pra Paskah – 24 Maret 2024

Khotbah (1) Minggu Sengsara - Minggu VI Pra Paskah – 24 Maret 2024

 

 ELUKAN RAJAMU (Yoh. 12:12-16)

 

 “....mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru; “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” (ayat 13).

 

 

 

Firman Tuhan pada Minggu Palem ini Yoh. 12:12-16 berbicara tentang Yesus memasuki kota Yerusalem. Ia naik keledai dan dielu-elukan oleh orang banyak, menyambut-Nya dengan lambaian daun palem, sebuah tradisi Yahudi menyambut raja, dan berseru-seru menyongsong Dia. Ini juga sebuah penggenapan nubuatan PL (Mzm. 118:26; Za 9:9).

 

 

 

Yesus saat itu baru saja melakukan mukjizat, membangkitkan Lazarus dari kematian sehingga semakin populer. Orang banyak berharap Dia adalah Mesias yang membebaskan bangsa Yahudi dari penindasan penjajah Romawi. Tetapi Yesus memperlihatkan sikap yang berbeda. Ia tidak menunggang kuda, tetapi hanya keledai muda; sikap kerendahan hati dan keberanian, yang sekaligus bertujuan membalikkan persepsi orang terhadap-Nya. Kerajaan yang dibangun-Nya adalah kerajaan rohani dan sorgawi, bukan politik dan kekuasaan. Itulah pesan pertama-Nya.

 

 

 

Pesan kedua nas ini, kedatangan-Nya ke Yerusalem dan kematian-Nya adalah pintu keselamatan menuju kerajaan damai sejahtera. Penggunaan kekerasan dan penguasaan terhadap sesama tidak memiliki tempat bagi-Nya. Ia datang ke dunia sebagai Mesias dan Raja. Kita umat percaya adalah utusan-Nya untuk memperluas kerajaan-Nya tersebut. Terkadang kita perlu berkorban dan bahkan menderita demi hal itu, tetapi Yesus mengatakan agar kita tidak takut (ayat 14-15).

 

 

 

Pesan ketiga, palem adalah simbol kemenangan; kemenangan atas dosa, penderitaan dan kematian. Palem adalah simbol untuk damai, dan kita mesti hidup damai dengan diri sendiri dan orang lain. Peristiwa ini juga mengingatkan kita agar jangan seperti orang banyak saat itu; sebentar mereka mengelu-elukan Yesus, tetapi dalam sekejap mereka juga berteriak: Salibkan Dia! Itu terjadi karena pengharapan kerdil mereka tidak terwujud. Menempatkan Yesus sebagai Raja artinya kita siap menghadapi segala resiko dan konsekuensi. Bertahan, tegar dan taat. Yang utama, dalam iman kita berpegang, semua resiko itu akan berakhir dan ada palem kemenangan serta sorak sorai. Segala nubuat akan terjadi. Terpujilah Dia Yesus Raja kita.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 16 guests and no members online

Login Form