Sunday, May 19, 2024

Kabar dari Bukit Minggu 17 Maret 2024

Kabar dari Bukit

 

 PENGANTARA YANG SEMPURNA (Ibr. 5:5-10)

 

 ”... dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibr. 5:9)

 

 

 

Para imam dan kaum Lewi adalah petugas Bait Suci umat Israel di era PL. Imam Besar merupakan pimpinan, posisi tertinggi. Setahun sekali pada hari raya penebusan (Yom Kippur), hanya Imam Besar yang boleh masuk ke ruang maha suci, mempersembahkan korban tahunan sebagai pengantara umat Israel dengan Allah.

 

 

 

Alkitab menuliskan, Abraham memberi persembahan kepada Melkisedek, Imam Allah yang Mahatinggi (Kej. 14:18-20). Namun Melkisedek bukanlah dari garis suku Israel. Jabatan Imam Besar baru ada saat umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Harun - saudaranya Musa - yang dipanggil Allah, adalah imam besar pertama (ay. 4). Di masa PB kita tahu, masih ada imam besar Kayafas yang mengadili Tuhan Yesus. Jabatan ini kemudian hilang, seiring diruntuhkannya bait suci oleh kekaisaran Romawi.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Ibr. 5:5-10. Nas ini bagian dari perikop Yesus sebagai Imam Besar (Ibr. 4:14), penegasan dasar kepercayaan kita. Jabatan Yesus menggantikan para imam besar yang sebelumnya dipilih manusia dari keturunan Lewi; tapi kini ditegaskan, Yesus Kristus ditunjuk langsung oleh Allah Bapa menurut peraturan Melkisedek (ay. 6).

 

 

 

Penetapan dan pengakuan Yesus sebagai Imam Besar melewati proses yang panjang saat diri-Nya sebagai manusia. Ada ujian, Yesus dicobai Iblis (Mat. 4:1-11), diuji tatkala diri-Nya akan disalibkan; Ia berdoa dengan ratap tangis dan keluhan kepada Allah Bapa (ay. 7), agar cawan itu berlalu (Mat. 26:39a, 27:46).

 

 

 

Terbukti, Yesus lulus, tetap mengikuti kehendak Bapa (Mat. 26:39b). Allah pun meneguhkannya, "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini, .... Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya" (ay. 5-6; Mzm. 2:7, 110:4). Itu semua membuktikan Yesus adalah manusia sejati, dan setelah kematian-Nya, kebangkitan dan terangkat ke sorga, Yesus terbukti sebagai Anak Allah sejati.

 

 

 

Melalui nas hari ini kita diajar bahwa ketaatan itu adalah kunci. "Sekalipun Yesus adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya" (ay. 8).  Melalui ujian godaan dan penderitaan yang dialami-Nya, keimaman Yesus menjadi sempurna: "dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah" (Ibr. 5:9-10). Yesus kini menjadi Pengantara baru yang sempurna agar kita dapat dan berani mendekat menghadap takhta Allah Bapa (Ibr. 4:16).

 

 

 

Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar menjadi bukti, model dan sekaligus teladan agar setiap orang percaya, diminta menjadi serupa dengan Dia, dan terus memperlihatkan kesalehan (ay. 7b). Kita akan dimampukan, sepanjang ada keinginan taat. Tentu, dalam upaya tersebut kita tidak bisa sempurna, sama seperti Harun tidak sempurna pernah menduakan Allah (Kel. 32:1-30). Namun Allah melihat hati (1Sam. 16:7; Yer. 17:10), dan memberi jalan kita menjadi sempurna melalui pengakuan dosa dan pembasuhan oleh darah-Nya.

 

 

 

Pesan lain dalam nas ini, yakni agar kita tidak memanfaatkan situasi. Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, menjadi sombong atas berkat dan jabatan yang diterima. Kuncinya justru sebesar apa pengorbanan kita, sebab tidak ada yang lebih mulia dari pengorbanan yang diberikan. Terakhir, pesan firman-Nya, agar kita tetap dalam iman dan pengharapan, meski tantangan yang ada besar dan berat, sebab kita percaya Yesus di sorga tetap berdoa dan Pembela bagi kita (Ibr. 9:24; Rm. 8:34; 1Yoh. 2:1). Haleluya.

 

 

Selamat hari Minggu dan selamat beribadah.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 24 guests and no members online

Login Form