Sunday, May 19, 2024

Khotbah (1) Minggu II Pra Paskah – 25 Februari 2024

Khotbah (1) Minggu II Pra Paskah – 25 Februari 2024

 

 

HARGA MENGIKUT YESUS (Mrk. 8:31-38)

 

 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (ayat 34-35)

 

 

 

 

Firman Tuhan di Minggu II Pra-Paskah hari ini Mrk. 8:31-38 bercerita tentang nubuatan penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia. Yesus telah mengetahui akhir pelayanan-Nya, dengan berkata: Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari (ayat 31). Petrus yang responsif menegur Yesus, tetapi Yesus balik menghardiknya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

 

 

Yesus kemudian berkata kepada orang banyak dan murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya....” Dua syarat yang sangat berat. Yang pertama adalah menyangkal diri. Ini jelas tidak mudah. Menyangkal diri berarti menghilangkan hak dan kepentingan diri sendiri. Kehidupan tidak lagi milik sendiri tetapi menjadi milik Tuhan. "Bukan aku lagi yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal. 2:20). Sebagai milik Tuhan, maka kita diminta terus mengarahkan hidup untuk kepentingan kemuliaan-Nya. Bukan ke diri sendiri. Bahkan, dalam tantangan kematian pun, tetap setia ikut Dia; bukan meraung, berharap pada dukun, atau kuasa gelap. Ditegaskan-Nya: yang mencoba mau menyelamatkan nyawanya justru ia akan kehilangan nyawanya.

 

 

 

Syarat kedua, memikul salib. Salib dalam hal ini bukan sekedar simbol, tetapi jelas sebagai beban, jalan penderitaan. Wujudnya bisa muncul dalam kesusahan hidup, penyakit, anak bermasalah, musibah, dan lainnya; semua Tuhan yang tetapkan. Refleksi diri perlu dengan kerendahan hati, melihat akarnya. Rencana Tuhan sering berupa misteri, tetapi dengan iman dan mata rohani, semua akan berakhir indah.

 

 

 

Mengikut Tuhan berarti taat sepenuhnya pada-Nya. Harkat diri bisa tertantang menjadi rendah. Demi Dia, reputasi dan kehormatan bukanlah sesuatu yang harus mutlak ditinggikan. Percaya dan berserah; tidak hanya percaya, tapi juga berserah. Tidak juga berserah tapi tidak percaya. Kadang bisa terasa berat dan seolah tak mampu. Tetapi ketika iman dikedepankan dan bekerja, maka Tuhan akan menguatkan dan memampukan. Yesus telah memberi teladan dengan memikul salib, via dolorosa, ke bukit tempat Ia terpaku dan tersalib.

 

 

 

Firman-Nya menegaskan bahwa syarat ini mutlak: Setiap orang.... Artinya, tidak ada pengecualian. Menyangkal diri, memikul salib, dan ikut Dia, berarti hidup tidak semua dibuat selalu menjadi enak. Padang gurun tantangan harus dibangun. Injil dan Yesus harus diberitakan. Berbuah nyata. Tidak melulu kesenangan diri. Perjalanan terkadang berat dan datang rasa lelah. Seperti sering kata anak bungsu saya: “ada harga ada barang”. Ya, ada harga untuk kemuliaan. Siap? Puji Tuhan.

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 22 guests and no members online

Login Form