Sunday, May 19, 2024

KHOTBAH (2) MINGGU V SETELAH EPIFANI – 4 Februari 2024

KHOTBAH (2) MINGGU V SETELAH EPIFANI – 4 Februari 2024

 

 

KEKUASAAN ALLAH (Mzm. 147:1-11, 20c)

 

 TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya (Mzm. 147:11)

 

 

 

 

 

Banyak orang yang mengenal Elon Musk. Orang terkaya sejagad, yang terus bersaing dengan Jeff Bezos, pemilik Amazon. Beberapa hari lalu seperti dilaporkan CNBC Indonesia, Elon menyatakan perusahaannya, Neuralink, siap menguji coba menanam chip komputer di otak manusia. Sebelumnya Elon Musk mengungkapkan, perusahaannya telah berhasil memasang chip komputer ke otak monyet. Hewan tersebut dikatakan dapat bermain video games layaknya manusia. Woow....

 

 

 

Sungguh "gila" upaya manusia. Untuk melakukan itu, Elon perlu mendapat persetujuan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika - semacam BPOM di Indonesia). Kita juga tahu, upaya mengkloning hewan telah berhasil. Tapi kloning manusia akhirnya tidak dapat diterima, dengan pertimbangan resiko yang terjadi belum terdeteksi, sebab dalam mengkloning binatang pun selalu saja ada masalah.

 

 

 

Tetapi hanya berselang hitungan jam, berita lain tentang Elon Musk muncul, bahwa roket prototipe SpaceX yang dirancangnya akan membawa 100 orang manusia berwisata ke Bulan dan Mars, meledak saat mendarat. Sampai saat ini belum diketahui penyebabnya, dan pemerintah AS mau tak mau ikut dalam penyelidikannya.

 

 

 

Kekaguman saya pada Elon terpaksa jeda. Saya kembali memahami kemampuan manusia tetaplah terbatas, dan selalu ada hal tersembunyi yang merupakan milik Allah. Tetapi pertanyaannya: Apa sih yang membuat manusia begitu hebat? Nah, Alkitab berkata, manusia diciptakan “menurut gambar dan rupa Allah” (Kej. 1:26). Jadi sejak awal, Allah memang tidak ingin menciptakan manusia sebagai makhluk “biasa-biasa” saja. Manusia adalah mahkota dan puncak penciptaan Allah. Roh manusia datang dari nafas Allah (Kej. 2:7). “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup” (Ayub 33:4).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita minggu ini, Mzm. 147:1-11, 20c, berbicara tentang “Kekuasaan dan kemurahan TUHAN”. Allah berkuasa dan pekerjaan tangan-Nya selalu sempurna dan tidak pernah gagal. Ia mengendalikan alam semesta, menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya (ayat 4). Meski dalam penglihatan manusia, kadang seolah ada “gangguan dan terlambat”, tetapi seringkali terjadinya hal itu justru akibat ulah manusia sendiri dan campur tangan iblis. Namun, bersama Tuhan, kita pasti berhasil menjadi pemenang.

 

 

 

Allah juga tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya. “Ia mengumpulkan orang-orang yang tercerai-berai; menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menegakkan kembali orang-orang yang tertindas.... Dia yang menutupi langit dengan awan-awan, yang menyediakan hujan bagi bumi, yang membuat gunung-gunung menumbuhkan rumput.” Demikian kesaksian pemazmur ini atas pemulihan Israel yang kembali dari pembuangan (ayat 2, 3, 6 dan 8).

 

 

 

Oleh karena itu, pemazmur memanggil kita minggu ini, agar bernyanyi bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmur bagi Allah kita dengan kecapi! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia (ayat 1, 7). Allah itu baik, murah hati. Selain menciptakan, Ia juga memelihara dengan kasih setia-Nya, seperti memberi makan anak-anak burung gagak yang memanggil-manggil ditinggal induknya (ayat 9). Maka, pesan kedua firman minggu ini, janganlah mengagungkan manusia, tetapi agungkanlah Allah, rajinlah memberi pujian, sapaan hormat setiap hari, sebab Dia satu-satunya yang layak menerimanya.

 

 

 

Pesan ketiga nas ini bagi kita, agar jangan bermegah, jangan congkak. Tetaplah rendah hati untuk menyenangkan Allah (Ef. 4:2; Kol. 3:12). Manusia bisa berkarya apa saja, tetapi semua akan berlalu. Manusia bagaikan rumput, yang tumbuh dan mengembang seperti bunga di padang. Apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Dan, “manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat” (Mzm. 103:15-16; 144:4).

 

 

 

Allah tidak suka kepada “kegagahan kuda dan kaki laki-laki”, yang digambarkan sebagai simbol kekuatan manusia (ayat 10). “Ia membenci dan merendahkan orang fasik. Tetapi TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya” (ayat 11). Haleluya! (ayat 1a, 20c).

 

 

Selamat beribadah dan selamat melayani.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 30 guests and no members online

Login Form