Khotbah (2) Minggu 17 Agustus 2025 – Minggu X Setelah Pentakosta
IMAN DAN KEMENANGAN (Ibr. 11:29-40; 12:1-2)
Firman Tuhan bagi kita pada Minggu XI sdetelah Pentakosta ini diambil dari dua pasal, yakni Ibr. 11:29-40 dan Ibr. 12:1-2. Kita tahu naskah Alkitab saat ditulis tidak memakai pasal dan ayat. Tetapi kadang-kadang pengelompokan pasal yang dilakukan oleh bapa-bapa gereja terdahulu, tidak semuanya tepat. Akhirnya sering kita temukan beberapa ayat lebih baik ditarik ke pasal sebelumnya atau sesudahnya yang lebih cocok konteksnya. Nas ini menceritakan kekuatan iman dari tokoh-tokoh dalam Alkitab PL, dan kesimpulannya ada di ayat terakhir.
Nas diawali dengan kisah Nabi Musa dan bangsa Israel yang berhasil lolos melewati Laut Merah, kemudian runtuhnya tembok Yerikho setelah dikelilingi tujuh hari yang dipimpin Yoshua. Lantas ada Rahab, perempuan sundal yang selamat berkat dukungan dan imannya terhadap kemenangan Israel; Lalu Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel yang menjadi pemenang, semuanya oleh karena pertolongan Allah. Iman merekalah yang membuat Allah senang dan berkenan (Ibr. 11:6).
Dengan adanya iman, maka ada motivasi yang kuat, dorongan dan energi tambahan untuk membuat sesuatu tercapai dan berhasil. Berjalan dengan iman, memang tidak menjanjikan bahwa perjalanan menjadi mudah. Tetapi iman yang kuat menghasilkan ketekunan sampai lolos dari ujian (Yak. 1:3). Keraguan dan setengah hati sering membuat upaya tidak maksimal. Jadi jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin (Ibr. 11:6). Target dan tujuan tidak akan tercapai.
Pesan lainnya nas ini yakni ketika berjalan dengan iman, kita perlu menanggalkan semua beban serta dosa yang begitu merintangi, dan justru berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (12:1). Artinya, beban dosa tidak berkenan kepada Allah, dan menjadi penghalang dalam mencapai tujuan dan rencana Allah. Upaya sendiri manusia jelas tidak bisa maksimal. Perlu fokus dan memohon pertolongan Allah. Ajakan di akhir nas sangat penting: "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (12:2).
Satu hal lain yang juga perlu kita renungkan, berkaitan dengan bangsa kita ketika menyatakan kemerdekaan dan mendirikan negara. Para pendiri bangsa Indonesia memiliki keyakinan akan tujuan bangsa kita sebagaimana mereka rumuskan dalam Pancasila. Kita umat Kristiani sebagai bagian bangsa ini sejak awal, perlu terus menjaga dan meneruskannya, agar tujuan-tujuan tersebut terwujud dan terutama tidak dalam waktu yang terlalu jauh.
Janganlah menghabiskan energi dengan sia-sia. Pertentangan dan radikalisme yang tampak menonjol akhir-akhir ini, agar disikapi dengan kasih Tuhan Yesus. Arogansi dan eksklusifisme tidak pernah efektif. Justru daya semua anak bangsa, perlu dihimpun dan diarahkan untuk saling mendukung, mengisi, sehingga perjuangan bapak bangsa benar-benar terwujud nyata. Iman kita mengaku seperti ayat 11:40, "Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita...." Jadilah pemenang dengan iman yang kuat teguh.
Selamat beribadah dan selamat melayani.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.