Tuesday, May 06, 2025

Kabar dari Bukit, Minggu 4 Mei 2025

Kabar dari Bukit

 

 JANGAN BERGUMUL SENDIRIAN (Yoh. 21:1-14)

 

 “Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati” (Yoh 21:14)

 

 

 

Manusia memiliki kemampuan luar biasa, baik fisik, pikiran, maupun jiwanya. Tentunya setelah melewati didikan dan latihan yang panjang; itulah yang membuat manusia semakin siap. Untuk itu boleh saja ada mengkatagorikan manusia berdasar kemampuan: kurang, biasa, tinggi, dan super. Namun ada saatnya tantangan tidak dapat diatasi. Seiring usaha, muncul temuan dan jawabannya sehingga masalah yang dulu berat, kini ada penyelesaiannya. Sayangnya, permasalahan baru muncul lagi; hidup bagaikan putaran spiral tanpa ujung.

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita pada hari Minggu yang berbahagia ini adalah Yoh. 21:1-14. Nas ini menceritakan penampakan ketiga Kristus setelah kebangkitan-Nya, di hadapan tujuh murid yang sedang mencari ikan di danau Tiberias. Yesus kembali memperlihatkan mukjizat meneguhkan kuasa-Nya, saat murid-murid sedang menjala tapi tidak mendapat ikan. Namun dengan mengikuti perintah Yesus, mereka mendapatkan banyak ikan, jalanya tidak koyak dan jumlah ikan yang ditangkap tepat (ay. 6-11).

 

 

 

Hal kedua dari nas ini menegaskan bahwa pasca kematian-Nya, Yesus memiliki dua jenis tubuh, yakni tubuh rohani dan kemuliaan, seperti saat pertama bangkit bertemu Maria hingga terakhir Ia naik ke sorga. Tubuh kedua sama seperti kita, daging dengan kebutuhannya termasuk rasa lapar sehingga Yesus meminta ikan hasil tangkapan untuk dipanggang dan dimakan (ay. 5, 12).

 

 

 

Ada pelajaran hidup yang kita dapatkan dari nas ini. Pertama, kerja keras dan cerdas kadang tidak cukup untuk mendapatkan hasil terbaik. Manusia berencana Tuhan yang menetapkan (Ams. 16:9; 19:21; bdk. Luk. 5:5). Penting sekali doa (Ams. 16:1, 3) dan juga ketaatan kepada perintah Allah, sebagaimana Petrus mengikuti perintah untuk menebar jala ke sebelah kanan perahu (ay. 6).

 

 

 

Hal kedua, jangan terjebak pada situasi sulit. Sejak kematian Yesus, para murid mengalami "goncangan" jiwa. Namun mereka tidak mau terjebak dalam kesedihan; mereka kembali bekerja sebagaimana semula. Memang ada faktor ketakutan kepada penguasa Romawi, harapan menipis, dan tidak adanya kepastian. Yesus sendiri baru saat pengangkatan-Nya memberi perintah agar mereka terus mengabarkan Injil setelah Roh Kudus dicurahkan penuh, yang membuat mereka kembali bersemangat. Maka itu, manfaatkan waktu sebaik mungkin, dengan demikian kesedihan hilang sebab badai pasti berlalu.

 

 

 

Ketiga, upayakan selalu bersama-sama orang percaya, seperti murid di nas ini. Perintah Alkitab sangat jelas bahwa kita mesti bersekutu - meski bagi yang tidak sesuai dengan diri kita sebaiknya menjauh (Luk. 9:5; Ams. 13:20). Dalam kebersamaan, akan ada saling peduli, saling menghibur dan membangun (Ibr. 10:25; 1Tes. 5:11).

 

 

 

Keempat, Yesus selalu peduli. Para murid tidak menduga kedatangan-Nya di subuh hari itu. Tapi Yesus tahu permasalahan yang setiap orang percaya hadapi, baik pengharapan maupun pergumulan. Hati Yesus tetap untuk kita, bahkan saat ini di sorga Ia berdoa untuk kita sebagai Pengantara dan Imam Besar (Ibr. 7:25; 9:24), mempersiapkan tempat bagi kita (Yoh. 14:2-3), memerintah sebagai Raja (Ef. 1:20-22), dan menjadi Pembela kita. Oleh karena itu janganlah bergumul sendirian, seolah tidak ada lagi harapan. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1Pet. 5:7; bdk. Mzm. 37:3). Bahkan, Yesus sering melakukan yang lebih baik dari pada yang kita pikirkan (Ef. 3:20). Ia setia dan penuh kasih.

 

 

Selamat beribadah.

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.

 

Pdt. (Em.) Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

 

 

Khotbah

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4

Renungan

Pengunjung Online

We have 88 guests and no members online

Statistik Pengunjung

004633
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Keseluruhan
4633
0
20107
0
44635
0
4633

IP Anda: 172.69.165.74
2025-05-06 23:02

Login Form