Kabar dari Bukit Minggu 5 Mei 2024

Kabar dari Bukit

 

 ROH YANG MENGHIDUPKAN (Kis. 10:44-48)

 

 ”Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu” (Kis. 10:44)

 

 

 

Ajaran Kristiani memiliki penjelasan terbaik tentang keberadaan Allah. Konsep Tritunggal sebagai kesatuan Allah dalam tiga Pribadi Satu hakekat, sangatlah menolong umat percaya untuk mudah memahaminya, tentunya dilengkapi oleh iman. Allah dalam PL dijelaskan dalam realitas yang misterius dan unik, selamanya bertakhta di sorga. Untuk pemeliharaan umat dan ciptaan-Nya, khususnya bangsa Israel, Allah mengutus malaikat dan para nabi.

 

 

 

Gagalnya bangsa Israel sebagai model dan keteladanan bangsa pilihan, membuat Allah Bapa mengutus Anak-Nya Yesus Kristus menjadi manusia; sebab Allah ingin manusia yang diselamatkan. Yesus terbukti memberi teladan dan model menjadi anak-anak Allah. Setelah melayani tiga tahun, Yesus kembali ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan kelak menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan yang mati (ay. 42).

 

 

 

Roh Allah sebagai Pribadi ketiga, sejak penciptaan sudah ada (Kej. 1:2), semula tidak menetap diam di hati manusia. ”Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging (Kej. 6:3). Roh Allah terbukti meninggalkan Raja Saul (1 Sam. 16:14). Sepeninggal Yesus naik ke sorga, Roh Allah kemudian dicurahkan penuh, agar diam bersemayam dan berkuasa di hati manusia. Melalui iman dan pimpinan Roh, mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, akan memperoleh pengampunan dosa, tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal (ay. 43; Yoh. 3:16).

 

 

 

Firman Tuhan bagi kita di hari Minggu ini adalah Kis. 10:44-48. Perikop ini menjelaskan tentang pemberitaan Injil oleh Petrus kepada umat non-Yahudi. Ada hadir umat Yahudi dan mereka menjadi tercengang-cengang melihat kuasa Roh Allah bekerja, memperlihatkan tidak ada lagi batasan Allah hanya memilih bangsa Israel, tetapi juga ke atas bangsa-bangsa lain (ay. 45). Tanda-tanda pun diberikan, mereka berbahasa roh (ay. 46).

 

 

 

Ada empat pelajaran yang kita dapatkan melalui nas singkat ini. Pertama, untuk keselamatan dan pemeliharaan umat, Allah bersifat progresif dalam keputusan-Nya. Kita lihat, manusia awalnya hanya memakan buah-buahan, kemudian boleh memakan daging hewan sejak nabi Nuh diselamatkan (Kej. 9:3-4). Pada mulanya Allah berbicara langsung kepada manusia/Adam, kemudian melalui nabi dan malaikat, terakhir mengutus Anak-Nya menjadi manusia.

 

 

 

Pelajaran kedua, baptisan penting, tetapi tidak ada tingkatan bagi mereka yang membaptis, tidak perlu favoritisme dan elitisme denominasi (ay. 34-35, 47-48). Roh Allah yang bekerja dan dilayani, pendeta adalah alat atau saluran; yang menerima adalah gereja sebagai tubuh Kristus. Untuk itu sesama hamba Tuhan dan pelayan, perlu saling menghargai, sebagaimana Rasul Paulus menghargai pelayanan Petrus bagi umat Yahudi (Gal. 2:8).

 

 

 

Pelajaran ketiga, Roh Kudus dapat berkarya pada orang-orang yang belum dibaptis, sebagaimana Abraham dibenarkan meski tidak disunat. Allah tidak dapat dibatasi cara bekerja-Nya. Ketika seseorang menerima Yesus, Roh Kudus dalam penyelamatan-Nya terus membarui (Yoh. 3:3-8), memeteraikan (Ef. 1:13-14). Ia diam memberi jaminan untuk kebangkitan (Rm. 8:11), dan memberi kuasa (Gal. 5:17).

 

 

 

Pelajaran keempat, setelah pertobatan dan pengakuan Yesus, perlu tindak lanjut pengajaran. Mereka yang dibaptis dalam nas ini, meminta Petrus untuk tinggal sementara waktu (ay. 48). Ini memberi kepastian, agar Roh Allah tinggal dan diam di hati orang percaya (Yoh. 14:17; 1Kor. 3:16). Roh akan terus membimbing (Gal. 5:16, 25), mengajar (Yoh. 14:26; 16:13), hingga penuh dengan Roh (Ef. 5:18). Kepenuhan Roh akan memberi kita hidup (Rm. 8:13-14), dan terus menghidupkan, sampai kita kelak bersama malaikat dan Tuhan Yesus di sorga. Terpujilah Allah.

 

 

 

 

 

Tuhan Yesus memberkati, amin.